Malam Kelabu || Nayra N

57 17 12
                                    

"Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, Ratih."

Aku menatap nanar ke arah Randy ketika mendengar pernyataannya.

"M-maksudmu?" tanyaku terbata.

Randy tidak langsung menjawab pertanyaanku, ia menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya ke atas langit malam yang dipenuhi dengan bintang. Suasana malam yang terlihat cerah ini entah kenapa terasa sangat mencekam, meremas sakit hatiku dengan perlahan, membuat luka yang mungkin akan sangat sulit disembuhkan.

Setelah sekian tahun perpisahan kami, kenapa aku harus mendengar pernyataan Randy yang menghancurkan perasaanku. Satu bulan lagi kami akan menikah, dan itu sudah terencana dengan matang, sudah disetujui oleh kedua belah pihak keluarga, tapi ... kenapa?

Kesalahan apa yang sudah kulakukan?

"Kau pasti mengerti maksud perkataanku," ucap Randy tanpa berniat memberi penjelasan.

"Aku butuh alasan, Ran. Kau tidak bisa membatalkan apa yang sudah kita rencanakan jauh-jauh hari, kau tidak bisa--,"

"Aku bisa melakukan apa pun yang ingin aku lakukan," sambung Randy, sebelum ucapanku benar-benar selesai. Suaranya terdengar sangat datar, seolah dia hanya mengucapkan kata-kata yang tidak menyakiti perasaan orang lain.

Plak!

Aku menampar wajah Randy sekuat tenagaku. "Kau pria paling egois yang pernah kukenal. Aku harap, setelah ini hidupmu benar-benar bisa bahagia," geramku marah.

Setelah itu, aku berlari meninggalkan Randy, menyeka air mataku yang mengalir begitu saja dengan punggung tangan secara kasar, mengabaikan orang-orang yang menatapku bingung.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sikap Randy berubah seratus delapan derajat dari terakhir aku bertemu dengannya?

Malam yang tadinya penuh dengan bintang, entah kenapa jadi berubah begitu pekat, diiringi dengan angin yang tiba-tiba berhembus kencang, memberi rasa sejuk pada tubuhku yang basah oleh keringat. Tidak lama setelah itu, air dengan tetesan kecil yang lama-kelamaan membesar. Aku membiarkan tubuhku disiram hujan, merasakan air dingin itu menembus pori-pori kulitku, membiarkan air mataku bercampur dengan air hujan.

Jika ini adalah yang terbaik untukku, sesakit apa pun rasa yang kuderita, aku hanya berharap, Tuhan menyediakan jodoh yang terbaik untukku.

===
Penulis : Nayra N
NayraMudzakkir

Seleksi EWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang