Awalnya biasa saja, tak ada yang istimewa. Bahkan dulu saat pertama kali melihatnya, tak ada niatan sedikitpun untuk menyapa atau mengajaknya berkenalan. Dulu tak sempat untuk memperhatikannya, malah seperti tak menganggapnya ada. Karna dulu dia tak semenarik ini.
Mengapa harus sekarang untuk menyadari bahwa dia begitu rupawan. Begitu mempesona dan begitu mendebarkan. Kini hanya tinggal menghitung bulan saja menuju kelulusan nanti. Disaat seperti ini mengapa harus jatuh cinta padanya. Menyimpan sebuah perasaan yang lebih terhadapnya. Sehingga harus jatuh dan rasanya tak kuat untuk bangun lagi. Terlalu egois untuk kembali menetralkan keadaan seperti dulu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANGIN
Teen Fiction"Lo itu seperti api. Jangankan untuk gue peluk, buat nyentuh aja gue harus ngerasain sakit yang luar biasa. Dan apa karena nama gue Angin, jadi lo anggep gue seperti hembusan udara?" -Angindita- "Hilangkan perasaan lo itu. Kita ini hanya berteman. D...