3

2.5K 285 30
                                    

"Pierce." Cecil langsung menyambut Pierce ketika pemuda itu masuk dengan wajah yang gelisah.

"Apa kata yang memicu?" tanya Bill sambil mengangkat telepon genggamnya.

"Aku tidak tahu, ini sangat membingungkan." Pierce mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa kita mendapat pesan aneh seperti ini?" Cecil menggigit jarinya.

"Akan lebih baik jika kita memikirkan maksud pesan baru ini lebih dahulu." kata Pierce.

"Aku tidak berani memberitahu orang tuaku." ujar Cecil dengan wajah pucat, ikatan rambutnya sudah tidak tertata rapi lagi.

"Jangan, atau mereka yang akan berada dalam bahaya." ujar Pierce.

"Apa maksudmu?" tanya Bill menyelidik.

"Apa kalian tidak curiga akan sesuatu?" tanya Pierce kemudian menarik kursi dan duduk mendekat ke arah mereka berdua.

"Tidak, tidak sama sekali. Otak-ku bahkan tidak bisa berpikir dengan benar sekarang." ujar Bill.

(FLASHBACK ON)●●●(FLASHBACK ON)

"Selamat malam Mrs. Jean, aku ingin membawa barang-barang Lily dari sekolah." ujar Pierce.

"Untuk kau saja, anak tidak berguna itu." ujar Mrs. Jean dengan santai lalu muncul seorang pria tanpa atasan di belakangnya.

"Ada apa?" tanya pria itu dengan suara serak, lalu melayangkan tatapan kurang senang pada Pierce, hal itu membuat Pierce menunduk dan melihat ke lantai.

"Aku menyekolahkannya sampai tingkat ini dan dia bunuh diri. Itu sama saja dengan aku menghamburkan uang tanpa tujuan." Mrs. Jean memutar bola matanya dan mendecak.

"Kau bisa pergi sekarang." Pria itu kemudian menarik Mrs. Jean masuk, dan Pierce juga langsung bergegas pergi ke sana.

Pikiran Pierce saling tumpang tindih, apa ia harus membuang barang Lily atau menyimpannya. Dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Lily malahan mereka berdua saling bersaing dalam hal pelajaran.

"Kenapa kau membawa pulang barang-barang itu kembali?" tanya ibu Pierce yang sedang membersihkan meja makan.

"Ibunya tidak ada di rumah." bohong Pierce.

"Kau kan bisa meninggalkannya di depan pintu." kata ibunya.

"Aku akan membawanya lagi besok." ujar Pierce tanpa menoleh ke arah ibunya lagi.

Pierce naik ke kamarnya. Ia meletakkan kardus yang berisi barang-barang Lily, sebenarnya ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Salah satu benda yang dibawa Lily kemana-mana setiap hari.
Cukup lama ia memandang kardus itu dan berpikir keras.

"Ayo kita lihat." ujarnya dan membuka bungkusan kardus lalu mengambil satu hal yang membuatnya penasaran.
"Jurnal."

(FLASHBACK OFF)●●●(FLASHBACK OFF)

Semua siswa yang masih di kelas harap berkumpul di sport hall, pekan olahraga akan segera dibuka.

Pengumuman itu menggema dari ruang guru.

"Kita harus cepat turun kebawah, aku khawatir jika..." seru Pierce ketakutan ketika mendengar pengumuman itu.

"Ya Tuhan, tidak mungkin..." Cecil terlonjak dari tempatnya.

Pierce, Bill, dan Cecil berlari kebawah dengan tergesa-gesa.
Mereka bertiga bertemu dengan Thomas yang terlihat pucat di depan sport hall, banyak murid yang sudah berbaris dan terkumpul disana.

"Thomas!" panggil Bill.

"Pierce, ada sesuatu." ujar Thomas dengan wajah ketakutan.

"Kau juga mendapat pesannya?" tanya Pierce.

Thomas menganggukan kepalanya pelan dan kembali melihat ke arah sport hall.

"Ada yang aneh." ujar Cecil.

"Apa yang aneh?" Pierce bertanya.

"Kau tahu, kita ini bagian dari anggota inti osis, apa tidak ada yang merasa aneh?" ujar Cecil.

"Kau benar, aku tidak memikirkan itu tadi karena pesan-pesan ini." ujar Pierce.

"Kalian berempat, ayo berbaris!" Perintah Mrs. Ann tepat di belakang yang mengejutkan mereka berempat, bahkan karena terkejutannya Cecil sempat memekik pelan.

"Ada apa? Kenapa reaksi kalian seperti ini? Ada yang kalian sembunyikan?" tanya Mrs. Ann dengan suara yang aneh.

"T..tidak Mrs. Ann, kami hanya...kami..." Bill tergagap-gagap karena gugup.

"Kami sedang memikirkan pengaturan panitia lomba karena ada beberapa yang tidak hadir." ujar Pierce dalam satu tarikan napas.

"Ternyata itu, ya sudah cepat sana berdiri di masing-masing kelas kalian." Mrs. Ann menutup percakapan itu dengan tersenyum seperti biasa dan bergegas meninggalkan mereka.

"Jadi bagaimana ini?" tanya Thomas.

"Kurasa kita harus..." Pierce tidak melanjutkan perkataannya.

Bunyi bising dan berisik terdengar dari depan mereka yang memaksa mereka berempat untuk berbaris di barisan kelas masing-masing.

Mikrofon pasti sudah dinyalakan Sir Tony, yayasan terlalu pelit untuk mengganti mikrofon lama dengan mikrofon baru yang jauh lebih bagus sehingga bunyi bising yang berisik itu selalu menemani mereka di awalan pidato atau penyampaian dari kepala sekolah mereka.

Mrs. Ann membawa sesuatu di tangannya dan menyerahkan itu pada Sir Tony masih dengan senyum khasnya yang terlihat jelas dari bawah sini.

"Dia menjijikan." kata salah seorang murid perempuan yang berdiri tidak jauh dari Pierce, gadis itu berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya.

Pierce dapat mendengar dengan jelas teman sekelasnya sedang mengumbar berita tentang hubungan di antara Mrs. Ann dan Sir Tony. Merekajuga tidak menyudutkan Mrs. Ann, menurut Pierce, Sir Tony juga terlihat senang mendapatkan berbagai perlakuan seduktif dari Mrs. Ann, mungkin Sir Tony juga cukup menikmatinya.

"Untuk menghormati kepergian ketua Osis kita, Lily Jean. Saya akan membacakan pembukaan yang khusus dibuat Lily untuk saya bacakan hari ini."

Perkataan itu disambut dengan tepuk tangan meriah dari setiap murid. Sedangkan Pierce terdiam kaku di tempatnya, ia melihat ke tiga temannya tadi biasa saja, meskipun masih tersisa wajah khawatir, tapi setidaknya tidak setakut Pierce sekarang.

'Apa ini seperti yang kupikirkan?' batin Pierce.

'Lily...? Pidato yang dibuatnya? apa yang terjadi disini? darimana Mrs. Ann mendapatkan itu? Bukankah semua barang Lily sudah hilang dari rumahku waktu itu, apa Mrs. Ann yang mencurinya?'

Pierce melihat kearah podium dan matanya bertemu dengan mata Mrs. Ann, wanita itu tersenyum menyeringai ke arahnya.

"Kata yang memicu...kata yang memicu ada di surat Lily."



==============================
❤💙💚💛💜

Gimana ceritanya? Tinggalkan jejak ya, vote dan comment akan sangat berarti.

Ps : kalau ada typo atau kesalahan apapun harap ditandai agar dapat diperbaiki secepat mungkin

Salam kasih
MG

1440Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang