7

1.3K 203 13
                                    

"Pintu tidak bisa menahan mereka." ujar Luna yang menyadari engsel pintu itu semakin lama semakin terbuka karena didorong dengan paksa dari luar.

"Kita tidak bisa menyelamatkan diri." ujar Thomas dengan wajah pucat.

Priu priu

Priu priu

Priu priu

"Bunyi apa itu?" tanya Pierce lalu menjelajahi seluruh ruangan.

Tiba-tiba muncul sesuatu dan benda itu tertawa dengan bunyi yang aneh.

Priu priu

Priu priu

Priu priu

"Kita akan bermain." kata benda aneh itu.

"Makhluk apa ini?" tanya Thomas yang mendekat dan memegang benda itu.

"Arghhh!"

Thomas berteriak kencang, tangan kirinya meledak tiba-tiba.

"Ya Tuhan Thomas."Luna berteriak ketakutan dan mundur ke sudut ruangan menjauh dari Thomas dna benda itu.

"Kau tidak apa-apa?" Pierce menjongkok di hadapan Thomas yang gemetaran,

"Tanganku." pupil mata Thomas mengecil, napasnya memburu taj beraturan.

"Buka rompimu." ujar Luna dan memberanikan diri mendekat.

"Biar kuikat." ujar Pierce yang melirik ke arah Luna. Pierce tahu gadis itu tidak kuat melihat darah yang mengalir deras dari tangan Thomas.

"Sebenarnya kau ini apa?" tanya Luna.

"Shi(死)."

"Apa itu?" tanya Luna menoleh ke arah Pierce dengan wajah ketakutan, ia tidak mengerti artinya dan takut terjadi apa-apa."

"Aku memilih peminatan bahasa jepang. J-jika ini benar maka..."

"Pierce?"

"Kematian." ujar Pierce.

"Kalian telah menggunakan kesempatan bertanya kalian, sekarang aku yang akan bertanya."

"Apa maksudmu, kau kematian?" tanya Thomas. Dan itu adalah keputusan yang salah karena tangan kanannya juga ikut meledak dan lebih banyak darah dimana-mana. Wajahnya sudah pucat, seperti kertas. Napasnya tersengal-sengal.

"THOMAS." Luna berteriak ketakutan.

Pierce membungkus kembali kedua tangan Thomas.

"Naikan tanganmu ke atas." kata Pierce "Agar pendarahannya berkurang." lanjutnya.

"Berikan pertanyaan itu!" ujar Thomas.

"Kalian telah mendapatkannya tanpa meminta. Semua ada di AMAN."

Priu

Priu

Priu

"Kasih sayang orang tua." ujar Thomas cepat dengan wajah kesakitan.

"Arghh!" Thomas berteriak karena kaki sebelah kirinya sekarang sudah meledak tiba-tiba.

Buk

Pimtu di belakang Luna didobrak dengan kencang, gadisnitu melirik engsel pintu dan ketakutan setengah mati karena hampir lepas.

"Pierce pintu ini tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi." ujar Luna ketakutan.

"Thomas juga terluka parah." ujar Pierce dengam wajah frustasi.

"Bagaimana sekarang?" tanya Luna.

"Aman." ujar Pierce, "jawabannya bukan aman.

"Kenapa kau tidak meledak?" tanya Luna.

"Karena intonasi ucapanku." ujar Pierce.

"Nama, pierce jawabannya nama." Luna berusaha setenang mungkin agar intonasinya tidak berubah.

"Nama!" Thomas yang mendengar perkataan itu cepat-cepat menjawab dan kali ini kepalanya yang meledak, darah dan daging-daging terpancar ke seluruh sudut ruangan, boneka yang tadinya putih bersih sekarang sudah menjadi merah.

"T-thomas...d-dia..." Luna menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Tenanglah Luna, kita tidak sadar, ada waktu."

"Kau tahu jawabannya."

"Tapi bagaimana jika..."

Pierce memberi lirikan singkat dan cukup bagi Luna untuk membangun keberanian.

Benda itu menimbulkan bunyi aneh lagi.

Priu priu priu

"3."

Priu

"2."

Priu

"Pierce" ujar Pierce.

"Luna." ujar Luna.

"1"

Priu

Congratulation.

Ruang penyimpanan sekarang berubah, dinding yang tadinya buntu sekarang sudah terbuka.
Ada papan dengan lampu warna-warni, kerlap-kerlip penuh dengan hiasan, dengan tulisan ENTRY.

"Luna kita harus segera masuk ke sana, pintu ini akan segera terbuka." ujar Pierce yang mencoba menahan pintu di belakangnya sekuat mungkin.

"Bagaimana jika..." tersirat ketakutan di wajah gadis itu ketika mengatakannya.

"Kita bersama-sama, kau tidak sendiri. Ada aku." Pierce berusahauntuk menenangkan Luna.

"Dalam hitungan ke 3." ujar Pierce.

"Semoga berhasil."

Priu priu

Boneka itu melompat ke atas dan menciptakan lubang.

"3." kata Pierce mengembalikan tatapan Luna dari atas.

"2." Pierce pelan-pelan melepaskan pegangannya dari pintu dan menarik Luna ke arah bagian dinding yang terbuka itu.

"SEKARANG!"
















==============================
❤💙💚💛💜

Gimana ceritanya? Tinggalkan jejak ya, vote dan comment akan sangat berarti.

Ps : kalau ada typo atau kesalahan apapun harap ditandai agar dapat diperbaiki secepat mungkin

Salam kasih
MG

1440Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang