8

1.3K 177 9
                                    

"Syukurlah Luna, mereka tidak mengejar kita." Pierce mengembuskan napas lega.

"Tapi mereka jelas-jelas bisa menangkap kita, kau lihat wajah mereka." Luna menunjuk ke depan.

"Tidak bisakah kau bernapas lega walau hanya sedikit saja?" Pierce menggerutu sebal.

"Ada yang aneh Pierce, mereka takut melihat kita, t-tapi...kenapa?" Luna ketakutan dan tidak berani melihat kebelakang mereka.

"Tidak ada apa-apa dibelakang, kau lihat ini hanya gelap." Pierce menengok kebelakang sebentar dan berbalik menghadap ke arah Luna kembali.

"Aku tahu gelap, dan kau tahu apa yang bersembunyi dalam kegelapan?" Luna menelan ludahnya susah payah.

Pierce mengedikkan bahunya.

"Ketakutan?" ujar Luna masih melihat ke arah makhluk-makhluk yang memandangi mereka dalam diam.

"Luna ayo, kita tidak bisa berdiri dan menunggu disini selamanya, kita harus mencari jalan keluar." Pierce berusaha menarik Luna dari lamunan dan pemikirannya, berusaha menarik Luna agar tidak tenggelam lebih jauh dari bayang-bayang pikiran aneh.

"Pierce, kita tidak tahu tentang ruangan ini, ruangan ini ada bukan karena ketidaksengajaan." Luna menahan tarikan Pierce dengan susah payah.

Tapi tetap saja, dibandingkan Pierce kekuatannya kalah jauh, ia terseret mengikuti pemuda itu masuk lebih dalam ruangan gelap tanpa cahaya.

"Aku tidak bisa melihat apa-apa." Luna hanya melihat kegelapan, dia dan Pierce

"Tenang saja, kita bersama-sama." Pierce mencoba menenangkan Luna padahal dirinya juga was-was dengan suasana ditempat ini.

Entah kenapa terasa ada yang aneh, lama kelamaan tempat ini semakin dingin, tempat ini seperti memiliki banyak pendingin udara.

Semakin lama mereka berdua masuk ke dalam, pegangan Luna menjadi lebih erat, kemeja Pierce seakan-akan menjadi satu-satunya harapan hidupnya.

"Tunggu!" Luna menahan tangan Pierce agar tidak mengambil langkah lagi, sontak pemuda itu terkejut dan berbalik menghadap ke arah Luna.

"Ada apa?" tanya Pierce.

"Ada sesuatu di depan!" ujar Luna.

"Bagaimana bisa? Aku hanya melihat satu warna yang sama dari tadi, hitam." seru Pierce.

"Mungkin hanya perasaanku saja." Luna menurunkan volume suaranya.

"Mungkin bukan..." Sesaat Pierce berbalik ke depan, ia juga meluhat sesuatu disana.

"Kenapa?" tanya Luna.

"Aku juga melihat sesuatu di depan, ayo cepat ikut aku!" Pierce menarik Luna agar mereka tidak terpisah, pegangannya cukup erat bahkan sampai membuat Luna ikut terseret.

"Tunggu..." Luna mencoba menghentikan Pierce tapi terlambat, sesuatu yang aneh tepat di bawah mereka berdua semakin lama semakin terasa.

Tiba-tiba lampu di ruangan itu menyala dan menunjukan hal yang aneh. Ruangan itu diisi dengan patung di setiap bagian, dan setiap patung memiliki senjata.

Pierce dan Luna tidak mengerti, mereka seperti berjalan di tempat karena jarak bagian ruangan yang terbuka tadi tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.

"Tempat ini aneh pierce, ayo keluar." Luna menarik Pierce agar mengikutinya keluar dari tempat itu, tapi terlambat, sesaat setelah mereka memutuskan untuk keluar bagian ruangan yang terbuka itu sudah tertutup, tanpa ada waktu yang membiarkan mereka keluar.
Ada patung lagi yang muncul.

1440Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang