"Pintu keluar?" Luna membaca tulisan di atas pintu yang tidak jauh letaknya dari mereka.
"Itu pintu keluar!" teriak murid di sebelah mereka, sontak hampir semuanya berlari.
"Tunggu!" Cegat Luna, ia menghentikan Pierce untuk mengambil langkah lagi.
"Jangan..." ujarnya kembali sebenarnya ia ingin menghentikan murid yang lainnya tapi mereka terlanjur masuk ke dalam ruangan tadi.
"Ada apa?" tanya Pierce.
"Ini bukan jalan keluar Pierce, jalan keluar ada disana, seharusnya kita berbalik lagi." ujar Luna menunjuk ke belakang mereka.
"Disana ada makhluk-makhluk aneh yang menunggu kita." ujar Luna yang menengok ke belakang.
"Dan di dalam sana?" Luna kemudian menunjuk ke arah pintu yang tak jauh di depan mereka.
"Aku juga tidak yakin." ujar Pierce.
"Aku mengikuti keputusanmu saja." kata Luna.
"Tapi jika kita masuk ke dalam sana, kita mengikuti permainan bodoh lagi, kau yakin?" Pierce terdengar ragu.
Luna mengangguk pelan tanpa berpikir panjang.
"Ayo cepat!" Teriak murid-murid yang sudah berada di balik ruangan yang terbuka.
"Hei kalian berdua, cepat!" Teriak Aiden.
"Pierce, Luna lari!" teriaknya kembali.
"Ada apa?" tanya Luna yang kebingungan, raut wajah mereka disana terlihat ketakutan.
"A-ada sesuatu di belakang kalian." teriak Any.
Mereka berdua tidak menengok lagi kebelakang dan langsung berlari menuju pintu itu.
"Ayo cepat, pintunya mulai mengunci sendiri!" teriak Bertha.
Semakin mereka berlari, pintu itu terasa sudah semakin jauh.
"Luna, Pierce! lompat, sekarang!" teriak Vin.
"Lompat?" Luna terlihat bingung kenapa mereka berdua harus melompat.
"Percaya pada kami." teriak Bertha.
"Kau yang lebih dulu." ujar Pierce.
"Hitungan ke 3." katanya kembali.
1
2
3
Luna melompat dengan bantuan Pierce ia sampai dan telah melewati pintu.
"Pierce cepat, mereka...!" Vin terlihat gugup.
Pierce menahan napasnya dan bersiap-siap untuk melompat, tiba-tiba ada sesuatu yang basah jatuh tepat di atas kepalanya.
"Pierce!"
Murid-murid di seberang terus-terusan memanggil namanya.
Pierce tahu, ada sesuatu yang menunggu jika ia melompat, tak jauh ia melihat tombak yang tergeletak, pemuda itu kemudian mundur ke belakang."Apa yang ia pikirkan, dia akan mati." ujar Any sambil menyaksikan Pierce dan makhluk yang berada tepat di atasnya.
"Pierce! Jangan mengulur waktu! Ceoat kemari!" Teriak Luna.
Pierce mengambil tombak itu dengan pelan, bersamaan dengan itu ia mendengar pekikan dari atasnya.
"Ini saatnya." Pierce menusuk ke atas tanpa melihat, dan benar saja, makhluk itu mengerang Pierce berlari sekuat tenaga dan melompat melewati celah di pintu yang semakin sempit dan hampir mustahil untuk dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
1440
Mystery / ThrillerGenre: Psychological Thriller "Aku tidak ingin mati." Cecil sangat pucat, tubuhnya bergetar dan tatapan matanya kosong. "Tidak ada yang akan mati." ujar Thomas yang berusaha menenangkan Cecil. "Aku tidak ingin bergantung pada kata mungkin." Bill se...