"Bukankah itu suara Lily?" Pierce berdiri di atas tempatnya tidak sadarkan diri tadi.
"Aku tahu, awalnya aku juga terkejut." ujar Thomas.
"Dimana dia?" Pierce menjelajahi seisi kelas tapi tidak menemukan keberadaan Lily.
"Aku tidak tahu." ujar Chris.
"Lalu maksudmu hanya suaranya saja yang terdengar, tanpa badan?" tanya Pierce yang bingung dan sulit untuk percaya.
"Darimana sumbernya?" tanya Pierce kembali.
"Aku tidak tahu pasti, sumber suaranya berpindah-pindah." ujar Bill.
"Ini semakin membuatku takut saja." Cecil menggigit jarinya ketakutan.
"Kita harus menelepon polisi." Pierce baru saja akan memasukan tangan ke dalam saku celananya. Tapi perkataan itu langsung di potong cepat oleh Thomas.
"Kita tidak bisa." ujarnya.
"Kenapa tidak bisa." tanya Pierce.
"Telepon genggam kita tidak ada, periksa saja di sakumu." ujar Thomas.
"Tapi, bagaimana mungkin?" Perkataan itu bagaikan tamparan ke wajahnya.
"Pasti diambil waktu kita tertidur. Pertanyaannya sekarang, siapa yang mengambilnya?" ujar Pierce yang menendang meja di depannya kesal.
"Kau memang penasaran seperti biasa."
Suara yang mirip sekali dengan suara Lily kembali terdengar.
"Lily? Apa maumu, kau sudah mati." Teriak Cecil.
"Ayo keluar dari kelas tidak perlu mendengarkannya." ujar Bill.
"Tunggu, kita harus menggali informasi penting." kata Pierce lalu mendekat ke arah suara tadi.
"Maksudmu?" Bill tidak mengerti
"Apa rencanamu?" tanya Pierce.
"Menghancurkan. Balas dendam." Balas suara itu yang kali ini datang dari belakang mereka.
"Kau sudah gila." teriak Thomas geram akan semua ini.
"Hei tunggu dulu, aku sudah memberi waktu 4 hari, tapi tidak ada yang melakukan apapun." siapapun itu, dia menertawai mereka.
"Dibalik papan ada sesuatu." ujar Cecil yang pandangannya tidak luput dari papan tulis putih di depan.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang dia maksud." ujar Chris.
"Ada sesuatu di balik papan tulis, papan tulisnya bergerak-gerak." Pekik Cecil.
Chris mendekat ke arah papan tulis di depan. Dengan bantuan dari Bill, Thomas dan Pierce mereka berhasil mengangkat papan tulis ke samping.
"Ada lubang." Kata Bill.
Pierce mengintip tapi tidak ada apa-apa hanya kegelapan saja.
"Biar aku yang lihat." ujar Thomas.
Thomas juga tidak melihat apa-apa, hanya nuansa hitam dari kegelapan.
"Tidak ada apa-apa, ayo keluar dari sini." ajak Pierce.
Dan mereka berjalan menjauh dari lubang itu dan hendak keluar.Chris yang sayangnya masih penasaran mengintip ke dalam lubang itu.
"Chris, dia..." Cecil berteriak ketakutan di tempatnya ketika berbalik melihat keadaan Chris.
"Ayo tolong dia, cepat!" Thomas berlari lebih dulu masuk ke dalam diikuti oleh Pierce, Bill yang tadinya ragu juga ikut membantu walaupun tidak banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
1440
Mystery / ThrillerGenre: Psychological Thriller "Aku tidak ingin mati." Cecil sangat pucat, tubuhnya bergetar dan tatapan matanya kosong. "Tidak ada yang akan mati." ujar Thomas yang berusaha menenangkan Cecil. "Aku tidak ingin bergantung pada kata mungkin." Bill se...