Giant Nanda
Belum sempat gw dan yang lainnya kembali bermain, sekilas gw melihat Dia, seorang siswi yang paling gw sukai dari SMP. Gw melihat dia berjalan dipinggir lapangan, dan kebetulan dia sedang sendirian, gw berinisiatif untuk menghampirinya.
"Sob, gw cabut dulu ya, kalian lanjut aja berdelapan, gw ada perlu," ucap gw kepada teman futsal gw.
Gw langsung berlari mengambil tas yang gw simpan dipinggir lapangan dan segera menysul dia.
"Hai, Len," sapa gw kepadanya ketika gw sudah berada disampingnya.
Gw dengar sedikit helaan nafas keluar dari hudungnya dan menatap gw dengan malasnya.
"Kapan sih lo berhenti ngikutin gw mulu, males tau ketemu sama lo lagi lo lagi, kayak ga ada yang lain aja, huft," keluhnya kepada gw.
Gw tau dia pasti akan selalu bicara seperti itu saat bertemu dengan gw, setiap gw ngedeketin dia, dia selalu bersikap seperti itu. Bahkan gw hampir menyerah menghadapi tingkahnya yang seperti ini. Jujur saja gw sangat menyukainya, ralat bukan hanya menyukainya gw bahkan tergila gila padanya dan selalu mencoba untuk mendekat padanya tapi selalu hasilnya seperti ini.
"Siapa yang bilang gw ikutin lo, gw sedari tadi berada disini bareng temen temen gw, lo kan tau gw suka futsal," ucap gw berhenti sejenak.
"Atau lo yang kangen sama gw terus ngampiri gw disini," lanjut gw.
"Ish...ge er banget lo, gw abis dari perpus dan sekarang gw mau pulang jadi lo bisa minggir dari hadapan gw, dan lo bisa ga berhenti deketin gw," balasnya.
"Lo kan tau sampai kapanpun gw ga akan berhenti bwt ngedeketin lo, dan kenapa sampai sekarang lo ga bisa buka sedikit saja hati lo buat gw," ucap gw dihadapannya sambil mengacak rambut.
Sungguh cukup frustasi juga setiap mendengar penolakan penolakan darinya, ingin rasanya menyerah dan move on darinya, tapi berapa kali gw mencoba untuk keluar dari bayang bayangnya selalu saja takdir selalu mempertemukan kembali gw dengannya seakan akan takdir ingin sekali gw menderita karena perasaan ini.
"Berapa kali sih gw kasih tau ke lo kalau gw tuh ga suka sama cowok playboy kaya lo, apa lagi lo itu cowok mesum banget pikirannya, dan gw bener bener ga suka sama tipe cowok seperti lo, ngerti!" balasnya.
"Dan berapa kali juga gw harus bilang ke lo gw sekarang udah berubah demi lo, gw juga sudah ngebuang semua video video haram itu, dan lo liat gw sekarang gw udah putus dengan semua cewek yang pernah gw pacarin, terus gw harus gimana lagi?"
"Gw ga yakin lo bener bener udah berubah, bisa saja itu hanya akal akalan lo agar gw mau sama lo, dan sorry ya gw bukan cewek yang gampang ketipu," balasnya langsung pergi meninggalkan gw sendiri sambil menatap kepergiannya.
"Arghhh...Shit..." umpat gw kesal sambil menendang angin.
Kesal ya satu kata itu yang sedang gw rasakan saat ini, gw kesal dengan diri gw sendiri yang dulu pernah melakukan tindakan bodoh sehingga dia tidak menyukai gw.
Ternyata sangat susah untuk meyakinkan seseorang bahwa kita sudah sangat berubah, jujur saja gw dulu benar benar seorang anak berandalan pulang malam bahkan minum minum sampai mabukpun sering. Tapi sekali lagi gw ingatkan itu dulu, gw sadar semua itu salah, dan yang membuat gw berubah adalah dia, hanya untuk mengejar hatinya gw berubah.
Dulu sempat gw berfikir untuk kembali tapi pikiran tentang dialah yang membuat gw mengurungkan niat untuk kembali.
"Oh, takdir bisakah kau buat hatinya sedikit melunak kepada diriku?"
Gw memutuskan untuk pergi dari sekolah dan kembali kerumah untuk sekedar menenangkan pikiran gw ini yang lagi kalut karenanya. Mungkin dengan sedikit bermain game Dota bisa mengobati rasa kesal gw ini.
~ ~ ~ To Be Countinue...~ ~ ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Us (Best Friends)
Novela JuvenilMenceritakan tentang persahabatan antara beberapa orang yang masing masing diantara mereka memliki sifat dan karakter yang beragam. Mereka dipertemukan disebuah sekolah menengah keatas. Tidak hanya bercerita tentang persahabatan saja, tetapi juga t...