Sandy

56 10 4
                                    

Sandy

Disinilah gw disebuah ruang makan yang hanya ada gw dan bokap gw dan tak ada satu pembicaraan apapun diantara kita. Gw dan bokap gw hanya menikmati santapan pagi kita masing masing, karna gw masih kesal dengannya, kenapa dia selalu saja melarang gw untuk bermain musik atau bahkan ngeband dengan teman teman? Tidak taukah dia bahwa musik adalah jiwa gw, gw tidak bisa kalau harus jauh dari musik.

Seharusnya gw bisa bersama teman band gw bersekolah di Sekolah Musik bukan disekolah biasa. Bahkan tak ada satupun orang yang gw kenal disana, karna kebanyakan teman gw bersekolah di SMK dan teman teman band gw melanjutkan disekolah musik di Jakarta.

Hari ini mood gw sangat buruk, jika saja aku bisa memilih pilihan gw sendiri, tapi apa daya bokap ingin gw menjadi penerusnya, yang harus mengurus perusahaan dan menjadi seorang pembisnis bukan seorang musisi atau pun anak band.

"Huft, sepertinya akan menjadi hari yang panjang," gumam gw sambil pergi menuju garasi untuk mengambil mobil gw untuk gw pakai berangkat kesekolah.

"Kamu tidak ingin berpamitan dengan papa? Atau kamu masih kesal dengan keputusan papa," ucapnya yang membuat langkah gw terhenti.

"Papa kan tau keinginan Sandy apa? dan kalau masalah kesal Sandy memang masih kesal dengan papa, sekarang Sandy mau berangkat sekolah dulu, Sandy berangkat ya pah," balas gw kepada bokap dan bokap hanya berdehem tanda iya.

Gw langsung memasuki mobil gw dan langsung menjalankannya menuju sekolah baru gw yang entah akan menyenangkan atau malah sebaliknya.

Setelah gw sampai disekolah gw langsung memakirkan mobil gw dan setelah itu gw turun dari mobil dan langsung menguncinya. Kutatap sejenak sekolah baru gw itu, dan sedikit gw menghela nafas.

Setelah itu gw langsung melangkah masuk kedalam sekolah tersebut dan mencari kelas gw. Setelah gw mendapatkan kelas, gw segera memasukinya dan mencari tempat duduk yang gw inginkan.

Setelah gw menemukan tempat duduk yang gw inginkan gw lagsung menaruh tas disana dan gw pun langsung duduk disana dan sambil melihat kesekeliling kelas gw ini, yang terlihat cukup ramai.

Walau masih pagi kelas gw terlihat ramai banyak teman sekelas yang sedang bercanda ria dengan yang lainnya dan ada juga yang sedang asyik membaca novel yang ia bawa.

Sekali lagi gw menghela nafas berat, karena gw sunggu terasa begitu asing dengan semuanya, tak ada yang gw kenal.

Sebaiknya gw memainkan handphone sambil menunggu bel masuk, tapi hal itu malah membuat mood gw bertambah buruk.

Sebaiknya gw pergi saja keluar kelas dan berkeliling liling sekolah, barang kali saja gw bisa menemukan hal menarik yang bisa gw kerjakan dari pada disini hanya melamun tak ada gunanya.

Gw segera bergegas pergi meninggalkan kelas tersebut, saat berkeliling liling sekolah gw melihat beberapa anak cowok yang sedang asik bermain futsal, dan gw terus memperhatikan mereka dan berfikir.

Terkadang gw merasa iri kepada mereka yang memiliki orang tua yang selalu mendukung keinginan mereka. Berbeda dengan keingina gw yang selalu saja ditentang oleh bokap.

Gw langsung melanjutkan langkah gw mengintari sekolah ini sendirian, sepertinya tidak terlalu buruk juga sekolah ini, tapi sampai sekarang gw belum menemukan seseorang yang bisa gw jadikan sebagai teman disini.

Gw jajaki satu persatu setiap ruangan yang gw lewati, siapa tau gw menemukan sebuah ruang musik dan gw bisa sedikit melepas rindu gw dengan mereka, dan mencurahkan seluruh isi hati gw ini.

Jujur saja hanya musiklah yang bisa gw gunakan sebagai tempat gw untuk berkeluh kesah dan mengeluarkan semua perasaan ini.

Saat sudah terlalu lama gw mengintari setiap ruangan disekolah ini, akhirnya gw menemukan ruangan yang sedari tadi aku cari cari.

Yupz, ruangan itu adalah ruangan musik, dimana banyak alat musik berada disana dan gw bisa memainkannya sambil menunggu jam masuk berbunyi.

Gw hampiri sebuah piano yang cukup terlihat terawat dan bersih, gw langsung mengalus lembut tuts piano tersebut dan mencoba membunyikannya. Setelah dirasa nadanya sesuai, gw langsung memainkannya mengikuti alur jiwa gw saat ini.

Cukup lama gw memainkan piano ini dengan nada yang cukup melow, tiba tiba gw merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan. Gw pun langsung menyudahi permainan piano gw dan mencoba melihat siapa orang tersebut.

Dia mulai membuka suara dan memuji permainan piano gw, gw sungguh tersanjung tapi apa ia berkata sungguh sungguh.

Gw hanya membalas seadanya, dan sepertinya dia merasa bahwa keberadaannya mengganggu permainan piano gw, dan langsung pergi meninggalkan gw.

Tapi entah keberanian dari mana, gw langusung mencegahnya dan menanyakan segala hal tentang musik.

Mendengar dari jawabannya gw rasa dia sama seperti gw, yang menyukai musik dan menjadikan musik sebagian dari jiwanya.

Entah setan dari mana gw langsung menayakan sesuatu yang menurut gw sangat pribadi untuk gw, dan kata kata itu keluar begitu saja dari mulut ini. Saat gw sadar dia mengerti ucapan gw, gw langsung mengalihkan topiknya agar ia tidak menayai gw macam macam, kami pun akhirnya berkenalan, dan namanya adalah Raya.

Setelah berkenalan tiba tiba teman temannya datang mengagetkan gw dan Raya, gw hanya tersenyum melihat tingkah teman temannya, dan tak berapa lama salah satu temannya menanyai siapa gw dan gw pun langusng berkenalan dengannya dan teman Raya yang lainnya.

Setelah perkenalan usai gw dan teman temannya pergi meninggalkan ruang musik menuju kekelas kita masing masing. Ternyata tidak buruk juga, setidaknya gw bisa mengenal mereka terutama Raya, mungkin karna dia sama dengan gw penyuka musik.


~ ~ ~ To Be Continue...

Just Us (Best Friends)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang