Rayka Devayanti

68 13 4
                                    


Rayka Devayanti

Baru saja gw sampai dikelas gw dan menaruh tas dikelas, dan saat gw ingin menemui sahabat gw yang bernama Eka Ariyanti atau biasa gw panggil Eka, tiba tiba saja ada seseorang yang hampir gw tabrak berada didepan gw. Dan betapa terkejutnya gw ternyata dia adalah Nur Shaliza Ishak yang akrab gw panggil Shal.

Sedikit basa basi kami lakukan, dan pada akhirnya kami memilih untuk berkeliling liling sekolah agar bisa mengenal seluk beluk sekolah lebih lanjut, mengingat kita masih siswi baru disini.

Setelah gw mengenalkan sahabat gw Eka kepadanya dan dia juga mengenalkan gw kepada sahabat SMPnya yang kuketahui bernama Anin, dan sahabatnya juga mengenalkan kami kepada temannya juga yang bernama Fafa.

Setelah melewati beberapa perkenalan yang cukup panjang kami berlima memutuskan untuk berkeliling sekolah, sambil berbincang bincang mengenai berbagai hal dari hal yang penting sampai hal koyol sekalipun.

Tapi tiba tiba pandangan gw tertuju pada suatu ruangan, dan disaat itu gw mulai penasaran dengan ruangan tersebut serta gw mulai menjauh dari rombongan.

Dengan langkah perlahan gw mendekati ruangan tersebut karena gw sungguh penasaran dengan apa yang ada didalam ruangan tersebut. Karna gw mendengar sebuah alunan piano, walau samar samar gw masih bisa mendengarnya.

Sepertinya ruangan tersebut adalah ruangan musik, setelah sampai didepan ruangan tersebut suara alunan piano yang sedari tadi gw dengar sepertinya semangin terasa ditelinga.

Perelahan gw membuka pintu ruangan tersebut dan terlihat banyak sekali alat musik disana, dari alat alat band sampai alat musik untuk Marching Band sekolah.

Studio musik yang sangat besar, aku segera mengedarkan pandangan gw dan menajamkan pendengaran gw, suara alunan piano masih terdengar ditelinnga dan semakin jelas terdengar.

Langkah demi langkah gw menelusuri studio musik yang luas tersebut dan akhirnya gw menemukan seseorang yang sedang menikmati alunan pianonya tanpa menyadari keberadaan gw yang berada tidak jauh dari belakangnya.

Gw pun terhanyut dengan suasana yang ia ciptakan melalui alunan piano tersebut, alunnannya sangat indah dan menyentuh.

Saat gw sedang asik menikmati alunan piano indahnya tiba tiba ia menghentikan kegiatannya dan langsung menghadap gw dan sepertinya ia menyadari kehadiran gw.

"Permainan piano lo cukup bagus, gw sangat menikmati alunan piano lo," ucap gw membuka suara terlebih dahulu.

"Thanks, lo terlalu berlebihan, lo sedang apa disini?" balasnya diselingi pertanyaan lain.

"Emm...gw penasara sama suara piano yang sedari tadi gw denger, dan gw mencoba mencari tau dari mana sumber suara tersebut, dan ternyata gw liat lo sedang main piano disini, gw tidak berani mengganggu lo, dan sorry kalau kehadiran gw mengganggu lo," ucap gw yang merasa bersalah karena kehadiran gw dia menyudahi permainannya dan gw pun mencoba untuk pergi dari tempat tersebut.

"Tunggu! Lo suka musik?" tanyanya kepada gw.

Seketika gw langsung memberhentikan langkah gw dan langsung menghadapnya kembali.

""Ya, tentu gw sangat menyukai musik. Menurut gw musik itu adalah bagian dari hidup kita, tanpa musik hidup terasa hampa, dan tidak berwarna sama sekali," jawab gw mantap kepadanya.

"Apa musik bisa membuat lo tenang dan bahagia?" tanyanya kembali kepada gw.

"Tentu, terkadang kita bisa mencurahkan semua perasaan kita lewat musik dan menyampaikan perasaan kita kepada orang lain," jawab gw.

"Bagaimana jika ada orang yang melarang lo bermain musik, terutama orang tua lo, apa lo akan tetap bermain musik, atau lo akan berhenti dan mengikuti kemauan orang tua lo?" tanyanya lagi kepada gw.

"Maksudnya? Lo lagi ada masalah dengan keluraga lo? Dan keluarga lo ngelarang lo bermain musik gitu? Klo menurut gw, mending lo yakinin orang tua lo, kalau jiwa lo itu ada dimusik bukan dilainnya, dan lo harus tunjukin kemereka kalau bermain musik itu bukan hobi yang buruk," ucap gw menangapi pertanyaannya yang gw yakini itu adalah pertanyaan untuk membantu masalah dirinya sendiri.

"Ok...abaikan ucapan gw yang tadi, anggap saja lo tak pernah mendengar pertanyaaan itu, owh ya sedari tadi kita mengobrol tapi kita tidak tau nama masing masing, gw Sandy siswi baru disini dan kelasku di 10-1," ucapnya sekaligus mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Gw, Raya. Salam kenal Sandy," ucap gw berkenalan dengannya.

Kami pun saling berjabat tangan dan saling melemparkan senyuman, entah kapan rasa canggung tersebut hilang dan tiba tiba dari arah belakang gw dikagetkan dengan keempat teman gw.

"Hayoo, lo main ngilang saja, ga tau apa kita kebingungan nyariin lo," ucap Shal dengan muka kesal.

"Untungnya gw ingit lo itu suka musik, jadi kita tanya sama kakak kelas dimana ruang musik, dan ternyata bener lo ada disini," sambung Eka yang tidak kalah kesalnya dengan Shal.

"Sorry guys, gw lupa kasih tau kalian, soalnya gw terlalu penasaran sama suara alunan pianonya jadi gw main ninggalin kalian saja," ucap gw memberikan alasan kepada mereka sekaligus meminta maaf.

"Owh, ya...dia siapa?" tanya Anin yang bingung dengan Sandy yang ada dibelakang gw.

"Kenalin, gw Sandy," ucapnya kepada Anin dan Anin pun berkenalan dengannya.

Bukan hanya Anin saja Fafa, Shal, Eka, dan satu lagi gw tidak kenal dengannya tapi ketika dia sudah berkenalan dengan Sandy, diapun memperkenalkan dirinya kepada gw dan ternyata dia adalah Lula teman Fafa yang sedari tadi Fafa cerita kalau dia sedang menunggu sahabatnya.

"Sebaiknya kita balik kekelas kita deh, sebentar lagi bel masuk nih," ucap Fafa.

Kami lagsung bergegas kekelas kami masing masing, dan tepat setelah gw dan Shal sampai didepan kelas bel masukpun berbunyi.


~ ~ ~ To Be Continue...

Just Us (Best Friends)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang