5

2.2K 202 11
                                    

Perkataan ayah membuatku menelan ludah..  Kalau kata ayah aku seperti gadis berkerudung merah..  Aku dilahirkan dengan sendok emas di mulut,  yang bisa jadi malapetaka juga bahagiaku.

Aku menatap Cakra di waktu dia sibuk tertawa bersama teman2nya di tengah lapangan.

Pria itu begitu bersinar...

Dan aku mencintainya.

"terimah kasih" ucapan Tasya membuatku mengalihkan pandangan.

"untuk?" gadis itu diam dan memilih duduk disampingku.

"papa dipindahin,  besok gue juga harus pindah. "

"..."

"terimah kasih,  untuk tidak memecat papa,  atau melukainya...  Gue tahu ini salah gue,  gue yang selalu nyepelehin orang."

"hubungannya sama gue apa? "

"gue tahu, gue gak bego.  Dan tenang aja rahasia lo aman di tangan gue,  karena lo juga udah nolongin papa. "

"hmmm..  Berisik banget,  aneh tiba2 melow lu ah.  Kayak kucing"

"gue cuma mau pamit. "

"seriusan nih? "

Aku tahu ini adalah jalan yang paling baik,  aku justru bersyukur tidak ada yang kehilangan nyawa.  Ini adalah duniaku.  Yang penuh emas itu.

"gue pamit Rubby" ucapan Tasya membuat tatapanku kosong.  Aku hanya menunduk pelan.

Tasya adalah gadis pertama yang kujadikan teman.

Setidaknya itu adalah kesimpulan dari kejadian ini.

###

"sebentar lagi akan diadakan ujian. Nasional.  Ini akan dibagikan jadwal ujiannya,  belajar yang rajin..  Dengar Senja?! " teriak seorang guru membuat Senja membalikkan bibirnya kesal,  karena asyik melihat pemandangan pangeran yang sebentar lagi tak dapat dilihatnya

Cakra hanya diam seperti sebelumnya.

Jalanan lenggang dan sepi.  Tak ada yang membully sejak kepergian Tasya. 

Sekolah seakan jadi seperti kuburan.

Dan Cakra dengan motor vixionnya melewatiku,  kemudian berhenti tak berapa jauh.

Dan aku seperti biasa.  Berlari untuk menemuinya.

"lo mau pulang? "pertanyaan itu mengusikku,  membuat hatiku ciut dan rasanya ada petir menyambar2.

"gak budeg kan? "tanya Cakra lagi.

"mau ke-"

"toko buku?!" tebaknya.

"hehehehe"

"kalau nobton gimana? "

Kali ini wajah mupeng ku tak bisa kusembunyikan.  Ada cengiran rasa geli yang membuatku berlari2 di tempat.

"lo lagi bosan ya? Gue tempat pelarian?" ucapku kecewa.

"ya udah"pria itu seakan menjawab ya,  dengan kata2 acuhnya

"eeee mau.. Mau,tapi ngabarin bunda dlu ya"

"hmmm"

Bunda, ayah Rubby mau nonton sama teman. Jangan di ganggu.  Love u

Sent.

Senja mengeluarkan jaket merah kepunyaan Cakra dan memakainya.

"ini buat gue ya.  Kenang2an" ujar Senja tertawa dan memakai helm

Cakra dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang