14💞

1.9K 155 6
                                    

"Senjaaa!!!" suara merdu Ari menghentikan langkah Senja yang sedang menuju ke kantin.

"kak Ari?"

"kamu sekarang tinggal dimana?"

"heeh?"

"gak usah boong deh sama kakak. Kamu pasti pindah apartemen kan?  Tempat tinggal kamu yg dulu sekarang kosong"

"kosong?"

Kamu dimana Jingga???

"iya"

Senja berlalu melewati Ari yang menatap gadis itu dengan pandangan heran.

Melewati Cakra yang terlihat bersama Oca sedang menyantap segelas cokelat bersama.

Tapi kini perhatiannya tertuju pada sahabatnya..

Kamu dimana Ngga??? Kamu gak punya tempat tujuan yang lain..

"halo yah" Senja memegang telepon dengan gemetar.

"tumben nelepon ayah"

"ayah apain Jingga?"

"ayah hanya meminta apa yang sudah jadi hak ayah"

"tapi kan bisa dikasih waktu yah.  Lagi pula yang punya hutang ayahnya bukan Jingga sendiri kan?"

"kamu lupa satu hal Rubby.  Darah ayahnya mengalir di tubuh Jingga sahabatmu, dia memiliki sebagian darah ayahnya dan itu lah yang membuat dia harus menanggung apa yang seharusnya tidak ia tanggung"

"..."

"sama sepertimu" ujar Antonio menutup telepon putri semata wayangnya.

Sedangkan gadis itu hanya terduduk tak berdaya di emperan jalan.

Hidup sungguh tragis. Mungkinkah ini yang dinamakan yang miskin akan jadi semakin miskin,  dan yang kaya akan jadi semakin kaya.

"Jingga,  kamu dimana? Maafin aku yang gak bisa berbuat apa pun untuk kamu" Senja menelungkupkan kepalanya.

TLING

Oca di rumah.  Gak aman kamu pulang sekarang.

Cakra

Brengsek!!!

Sial!!!!

Gue bener2 kayak gelandangan sekarang!!!

"Senja?" suara Ari membuat gadis itu terperanjat.

Kenapa sulit banget mencintai orang yang baik sepertimu kak?

"kakak"

"kamu nyari siapa disini?"

"aku nyariin Jingga kak,  kakak sendiri ngapain kesini?"

"hampir setiap hari aku kesini,  berharap bisa ketemu sama kamu.  Habisnya di tempat kerjaan kamu selalu lolos sih"

"memangnya kakak mau apain aku?"

"mau nyulik kamu"

"heh?"

"kamu udah janji buat kasih aku kesempatan.  Sekarang aku tagih janji kamu"

...

Mungkin sudah saatnya unttukku belajar mencintaimu

Tak ada salahnya

"aku mau makan malan.. Laper"

"baiklah tuan putri"

Ari dan Senja menuju sebuah food court

Cakra dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang