Your Arrival

2.6K 282 48
                                    

---Your P.O.V.---




"Michigan Peak," seru sang supir bus.

Nama pemberhentian busku disebut. Aku menarik koper beratku menuruni bus untuk menyambut tempat itu. Tak lupa aku mengancingkan jaket tebalku karena udara yang dingin.

Aku menunggu di halte bus yang agak buruk karena kayu-kayunya sudah lapuk dan keropos. Kubuka lipatan koran alamat rumah Mr. Ackerman sambil melihat sekitarku.

Benar-benar pegunungan...

Di kanan kiriku terdapat semak dan barisan pohon pinus. Di belakangku ada rumah seorang ranger tapi dari kondisinya, sepertinya rumah itu sudah lama tidak ditinggali. Yang membuatku yakin adalah asap yang mengepul dari teras belakang yang menghadap gunung.

Aku langsung mengetuk pintu sambil sesekali mengintip ke belakang rumah.

Pintu terbuka. Seorang... em... laki-laki berkacamata dan berkuncir satu menyambutku. Dia membawa senapan panjang dan... menggantung dua... kelinci awetan di... lehernya...

"Good morning. Apa Anda ranger? Em... Hange? Sir Hange," aku membaca nametag. Aku gagal menentukan gendernya dari namanya. "Apakah Anda tahu di mana Mr. Ackerman tinggal?"

Hange mengedip beberapa kali. Ia tersenyum... semakin lebar... dan lebar... Dan dia menepuk bahuku keras-keras karena senang.

"Apa kau calon istri baru Levi? Waaaaah... Beruntungnya pria busuk itu!! Semoga betah di sana, ya! Tunggu di situ! Aku menyiapkan kuda dulu!"

Calon istri?

###

"Hah? Kau mau jadi asistennya? Dia sudah bolak-balik memecat asisten rumah tangga karena tidak bersih mencuci piring. Padahal kalau kulihat, piringnya sudah kinclong! Matanya itu seperti mikroskop!"

"Haha... Apa sampai segitunya?"

Aku mendengarkan cerita Hange sambil berjalan di belakangnya. Kupikir Hange mau membawa dua kuda. Ternyata dia hanya bawa satu kuda untuk mengangkut koperku.

"Maaf ya. Jalannya begini. Becek. Batu-batu... Namanya juga di hutan."

Daritadi kami memasuki hutan yang tidak begitu lebat. Kami mengikuti aliran air yang tidak begitu deras, hasil percabangan sungai yang tak jauh dari hutan ini.

"Nah!! Sampai!!"

Hange berhenti ketika kami mencapai ujung hutan. Di bawah kaki kami, aku bisa melihat padang rumput luas dan pohon-pohon pinus berjarak rapat. Kami berada di tebing yang cukup tinggi... jadi... aku yakin aku takkan berani melewati jalan ini sendirian.

"Kau lihat air terjun di seberang sana?" Hange menunjuk air terjun tak jauh dari tempat kami berada. Lalu ia menarik telunjuknya ke kanan, mengikuti sungai di belakangnya. Kira-kira sepuluh meter dari air terjun ada sebuah rumah berbentuk kubus di sana. "Itu rumahnya."

Pantas saja... Nyarinya saja sudah susah...

Aku mengikuti Hange ke halaman depan rumah tak berpagar itu. Dinding bagian depannya terbuat dari batu-batu pipih yang ditumpuk seperti bata lalu diratakan hingga rapi sehingga terlihat seperti dinding yang baru disemen. Pintunya terbuat dari kayu berwarna gelap. Jendelanya ditutupi teralis dari baja.

Ada benarnya juga. Di tengah hutan seperti ini, jendela sebesar pintu itu bisa diterjang beruang kapan saja...

Tak lama pintu pun terbuka. Terbukanya juga unik. Seperti pintu putar. Aku bisa melihat bagian belakang pintu yang dilapis... baja...

The Hunter's House (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang