Story 10. Hunter's Soul

1.4K 192 3
                                    

---Narator---

Apa kau bisa bayangkan?

Setelah ia memperlakukanmu begitu spesial, ia menyuruhmu pergi.

Apa semua lelaki segengsi itu?

Atau cuma Levi saja?

Motor trail Mikasa melaju ke arah yang salah. Entah kenapa kalian semakin jauh ke dalam hutan.

Hari semakin gelap. Kera raksasa berayun di atasmu di antara pohon di kanan kirimu. Binatang raksasa semakin banyak bermunculan. Tak lama kau berada di bibir tebing. Mikasa kesulitan mengarahkan motor trail yang selip.

Sampai akhirnya kau sadar bahwa Mikasa membawamu ke tempat Levi.

"Ano... Mikasa. Kau yakin tidak tersesat?"

Mikasa menarik sebuah earset di helmnya. Ia menghentikan motornya di depan batu besar.

"Armin. Kau dengar aku?"

Mikasa mengeluarkan tab dari tas selempangnya. Kau melihat peta hutan dan titik merah yang berkedip tak jauh dari posisi kalian.

"Ini..."

"GPS," jawab Mikasa sambil melepas jaketnya. "Aku menaruh pelacak di kantung jeans Levi."

"A-apa...? Tapi hutan ini bahaya!"

Muncul foto anak laki-laki berambut bob pirang di layar tab.

"Mikasa. Sepertinya pelacak Eren hancur. Aku kehilangan posisinya."

"Tch! Armin, berapa jauh lagi posisi kita ke Levi?"

"1 km lagi. Mikasa. Sebaiknya kau melepas drone. Aku akan memandumu dari atas."

"Oke." Mikasa memutus komunikasi. Tangannya mengambil drone seperti piring lalu menekan tombol di tengahnya. Terbanglah drone itu ke atasnya. "Armin, kau dapat visual?"

"Ya. M-mikasa... kau harus lihat ini."

Jantungmu tercekat. Begitu Armin memberikan tampilan drone ke layar tab. Sekujur tubuhmu dingin melihat werewolf putih besar yang berdiri di depan Eren.

"Tch! Aku harus ke sana."

"Tunggu, Mikasa! Ada tiga werewolf. Mereka menunggu di dekat squad Sir Erwin."

"Armin, bisa kerasin audionya?"

Kalian berdua menonton apa yang terjadi di sana. Werewolf putih yang diburu itu rupanya manusia. Namanya Y'mir. Ia agak mirip Eren dari postur dan rambutnya.

Kau terkejut mendengar penjelasan Y'mir...

Dan lebih lagi melihat werewolf itu membantai squad Erwin satu per satu.

Mikasa melirikmu yang khawatir sampai menangis. Ya. Bagaimana tidak? Kau melihat Hange menjerit saat Levi mengikat luka di tangannya.

Dan Levi terluka di pelipisnya...

"Tch! Kau masih peduli sama si busuk itu?" Tatapan Mikasa membuatmu ngeri. "Dia selalu bohong ke semua orang yang dia lindungi. Kadang kita sendiri yang harus cari kebenarannya."

Motor trail kembali dihidupkan. Mikasa memutar gas terus menerus, membuat suara ribut yang memancing para werewolf ke arahnya.

"Hei! Kau!" Dia memberimu sebuah tas panjang. "Kasih ke sepupuku. Dari sini kau terus lurus, kau bakal lihat Levi di sana."

"Mikasa! Mereka di dekatmu!"

"Aku tahu... Hei, Kau! Armin bakal bantu kamu lewat ini." Dilemparnya sebuah earset portabel untukmu. "Semoga beruntung."

The Hunter's House (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang