Your Morning

1.7K 209 12
                                    

Seminggu kemudian...


---Your P.O.V.---

Namaku (Name). Ini minggu ketigaku tinggal di rumah Levi. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu. Aku, Levi, dan Eren, bersumpah untuk tidak membahas kejadian itu lagi.

Pagi begitu cerah. Mataharinya hangat. Rumput pun seperti menguning kena sinar matahari. Embun sudah menguap. Lembabnya hutan sudah tiada.

Aku duduk di ruang baca, membereskan rak buku terakhir. Memang paling enak kerja pagi-pagi. Semangatku masih bagus.

Tapi heningnya pagi ini masih sama seperti dulu. Haha... Mungkin aku sudah lupa suara kendaraan kayak apa.

Kutolehkan kepalaku ke jendela. Halaman belakang kini jadi milik lima pejuang ini...

Oluo. Mike. Eld. Bertolt. Reiner.

Lima tumpukan batu untuk lima pejuang. Kukepalkan tanganku dan aku menepuk bahuku sendiri dengan bangga.

"Kalian pahlawanku..."

Kriiiiiiiiiiiiiiiing!!!!

Aku sampai lupa di mana ponselku. Segera ku pergi mencari sumber suara itu. Aku mencari di sofa, di ruang santai Levi, di dapur, di mesin cuci... Ah! Di situ ternyata.

Tiba-tiba Heichou mengangkat telepon. Sejak kapan dia ada di mesin cuci? Bukannya tadi dia sedang ke...

Oh, demi dewa... Heichou sudah sembuh!!

"Hei, sepupu," sengitnya.

Lho? Kenapa Mikasa menelpon? Numben... Biasanya dia langsung datang ke sini kalau mau menengok Eren.

"Siapa kau? Aku nggak kenal sepupu macam dirimu. Di mana (Name)?"

"Tch! Begitukah caramu memperlakukan orang yang lebih tua?"

Kenapa di-loudspeaker?

"Hei, Levi-san. Kapan kau menyerahkan (Name) ke Si Alis Erwin Smith?"

"..."

Aku tidak suka topik ini. Nggak penting! Kenapa harus tinggal sama Erwin Smith? Aku betah tinggal di sini...

"Besok."

Hah? Kenapa? Heichou ini mikir apa sih? Kenapa nggak tanya aku dulu?

Aku mulai capek ngertiin Heichou. Mukanya selalu datar. Atau kadang berekspresi marah. Tahu-tahu dia baik terus besoknya dia suruh ini itu...

Aku ingin marah...

Aku ingin meraih tangannya. Tapi aku tidak berani...

Heichou menatapku. Tatapannya selalu nggak punya perasaan. Dasar nggak peka!

"Kalau kau masih mau (Name) tinggal denganmu, ceritakan semuanya. Dia berhak tahu kebenarannya."

Heichou diam saja. Sepertinya ia sedang berpikir keras.

"Beri aku satu hari."

Tut!

Ponselku dikembalikan. Kuterima dengan ragu-ragu.

Kutatap Heichou yang mengenakan sweater tipis pagi ini. Aku tidak pernah melihat Heichou pakai sweater. Rasanya... Heichou jadi lebih ganteng. Hihi... Entahlah...

Aduh aku kenapa sih?

Kukulum senyumanku sebelum dia gertak. Aku tidak mau kelihatan terlalu excited. Nanti dia malah risih gara-gara aku.

The Hunter's House (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang