---Narator---
Pilihanmu ada dua. Kabur ke mana pun asal bukan ke rumah Levi. Atau lari ke rumah Levi tuk selamatkan Levi.
Opsi pertama lebih masuk akal bagimu tapi kau tidak bisa survive di hutan sendirian.
Opsi kedua sangat tidak masuk akal karena kau tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan Levi.
Hampir sepuluh menit kau berdiri di sana, memeluk tubuhmu yang gemetaran. Pikiranmu berkutat dengan dua opsi itu.
Tapi instingmu menyuruhmu tuk kembali ke rumah Levi...
Dengan gugup, kau melangkah menuju rumah Levi yang tak jauh darimu. Jika kau simak pembicaraan Levi dan Hange, yang dimaksud lingkaran ranjau adalah jalur di sepanjang barisan semak ini. Kau tinggal mengikutinya saja untuk sampai ke rumah Levi.
Hange berjaga di depan pintu teras. Kau lihat wajahnya murung.
Kau langsung berlari ke dalam, menemukan Levi berbaring di lantai dapur dengan darah menggenang di bawah bahu kanannya. Kedua senapannya tergeletak di sampingnya. Peluru berserakan di atas genangan darahnya sebagai bukti perlawanan terakhirnya...
Kau jatuh berlutut di sisinya. Seluruh tenagamu lenyap melihat mata Levi terpejam.
Ekor matamu menangkap pergerakan di sampingmu. Kau terkejut melihat Eren yang telanjang, meringkuk di depan pintu lorong yang tinggal ambangnya saja...
"Ghh... Heichou..." Eren terisak sambil memeluk tangan kirinya yang mengeluarkan banyak pembuluh darah...
"E-e-eren... Apa itu... d-di tanganmu..."
Kau terbata-bata melihat pembuluh darah Eren yang berceceran di lantai, berasap, mengering... Tangan, leher, dan pipi Eren mengeluarkan pembuluh darah itu. Tapi semuanya lepas sesudah mengering.
Eren terisak sambil marah, memukul-mukul lantai hingga berdarah.
Kau menangis melihat luka gigitan besar di bahu kanan Levi.
Kau menaruh tanganmu di depan hidung Levi. "Sir Levi... masih hidup..."
"Hange!! Levi masih hidup!!"
###
Semalam suntuk kau tidur di ruang santai karena mual mencium bau amis. Hange masih terjaga di samping ranjang Levi. Ia lelah tapi tidak bisa tidur.
Kau bermimpi buruk. Kau bangun dengan kepala pusing tujuh keliling. Bekas bau amis masih tercium. Kau lari ke kamar mandi untuk muntah.
Payah... Lemah... Kau meruntuk dalam hati sambil meringis.
"(Name)?" Hange mencarimu ke kamar mandi. Kantung matanya menghitam. "Maaf... Boleh nggak kita gantian jagain Levi?"
"Tapi ruang bacanya..."
Hange tersenyum lemah sambil menepuk bahumu. "Levi ngerti kok. Hoaaaam... Aku ngantuk sekali... Aku titip Levi, ya. Good night~" Dan Hange tumbang ke sofa ruang tamu.
Kau masuk ke kamar, melihat Levi yang berbaring di ranjangnya yang tidak terlalu tinggi. Kau duduk di bantalan duduk, menaruh kepalamu di tepi ranjang. Tubuhmu ikut lemah melihat Levi tak sadarkan diri. Seakan kalian berbagi energi yang sama.
"Sir. Maaf," lirihmu. Kau mengangkat selimut Levi untuk melihat perban yang dirembesi darah. Kau duduk di tepi ranjang dan mulai melepas perban itu.
Gomenasai... Gara-gara melindungiku... Sir Levi jadi begini... Air matamu menetes ke pipi Levi yang pucat. Jarimu menyentuh jahitan-jahitan asal hasil karya Hange dengan gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter's House (Complete)
Fanfiction[Reader x Levi x Eren] Kehidupan camp sepertinya menyenangkan. Tapi bagaimana kalau kau tinggal di rumah ala camp Mr. Ackerman selama 1 bulan, terisolasi dari dunia luar, dan tidur dengan suara binatang malam mengerikan menemanimu...? Kau yakin bisa...