Story 2. Lonely Night

1.7K 257 18
                                    

---Narator---




Alarm ponselmu meraung-raung. Kau bangun tepat waktu.

Pukul lima pagi kau bangkit dari sofa, bergegas membuka tirai penyekat, dan langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Kau kaget malah melihat Levi berdiri di sana, menatapmu dengan sorot pembunuh.

"Kau tahu ini jam berapa?"

Kau memuntir ujung piyamamu karena gugup. "A... apa Sir Levi bangun duluan?"

"Kau tahu ini hutan! Alarm mu itu kerasnya sampai keluar! Kau mau ada binatang buas tiba-tiba masuk ke sini?"

"K-kedengaran sampai... k-ke teras, ya?"

Levi menghela napas berat. Ia gusar. Benar-benar gusar. Tapi melihat kepolosan dan ketakutanmu, ia berusaha menahan marahnya.

"(Name). Tugasmu hanya satu." Levi menurunkan nadanya. "Cukup bereskan rak-rak di ruang baca sesudah kau bersihkan debu di belakangnya. Sarapan, cuci baju, semuanya urusanku."

Kriiiiiiiìiiiiiiiiiiiing....

Alarm ponselmu berbunyi lagi.

"Matikan alarm mu sebelum kubuang ponselmu ke kloset," desis Levi.

###

Ini adalah hari kedua. Kau baru selesai membersihkan dua rak buku setelah memindahkan isinya keluar. Kau berjuang keras mengelap debu dan sarang laba-laba di balik rak sambil menahan bersin.

"(Name)." Kau mendengar suara Levi memanggilmu. Kau melihatnya bersandar di ambang pintu, menunjuk buku di dekat kakimu. "Bawa sini."

Buku bersampul kulit cokelat kau berikan padanya. Buku itu seperti album foto. Tapi kau memilih untuk kembali bekerja ketimbang penasaran.

Levi berjalan ke ruang tamu yang sudah dibereskan. Dia memang menyuruhmu untuk membereskan ruang tamu dan menyimpan kopermu di ruang mesin cuci. Karena ada tamu yang datang siang itu. Levi keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Hange," sinisnya.

"Jean," diliriknya pemuda berambut cokelat ombre di belakang Hange.

"Reiner...," diliriknya ranger hutan berpangkat junior di belakang Jean.

"Heichou, apa kau lihat beruang di sekitar sini?" tanya Reiner sambil menyerahkan kantung plastik berisi sobekan kain bernoda darah.

"Tidak. Kenapa?"

"Mungkin kita harus panggil Eren," sahut seorang pria berambut pirang yang turun dari kuda. Ia datang menghampiri Levi tanpa basa-basi lagi. "Bagaimana, Ackerman? Kau bisa bujuk anak itu untuk membantu kami?"

Levi memincingkan matanya. Rautnya berubah serius, mengancam orang itu agar tidak membahas soal Eren.

Hange merasa tidak enak. Tapi ia tidak bisa menolak perintah pria yang merupakan atasannya itu. Ia mulai membahas masalah tentang dua orang menghilang di hutan. Pagi ini mereka menemukan botol minum milik korban dalam keadaan tercabik sesuatu.

Setiap ada kasus seperti itu, Levi selalu mendapat tamu.

"Kau yang paling mengerti kemampuan anak itu, Ackerman," ujar pria rambut pirang sambil tersenyum picik.

"Dan kau yang paling tidak mengerti arti kata 'tidak', Mr. Smith," sindir Levi dengan tatapan maut.

"Heichou..."

Mereka menoleh bersamaan ke samping rumah. Levi terkejut melihat Eren muncul dari semak-semak sambil membawa kelinci mati. Lebih-lebih... anak itu setengah telanjang!

The Hunter's House (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang