Chapter 20 - Ending

108 16 27
                                    

Hari ini perayaan ulang tahun Dimas yang ke-20. Ia mengadakan jamuan pesta makan malam di salah satu hotel ternama.

Bella mengenakan gaun putih dan sepatu hak tinggi berwarna hitam. Sedangkan para lelaki mengenakan tuxedo dengan dalaman berwarna putih.

Bella bergandengan bersama Bima datang ke pesta Dimas. Disana sangat ramai. Terlihat Billy dan Bian. Bian mengenakan gaun hitam dengan heels berwarna putih. Rambutnya ia kepang satu kebelakang. Disana juga ada Dino dan Dian. Dian mengenakan dress putih dipadukan dengan heels berwarna hitam tak lupa memakai pita berwarna tosca untuk menghiasi kepalanya. Malam ini mereka semua tampak cantik, termasuk Bella sekalipun. Eh bukannya Bella selalu cantik?

"Selamat malam. Untuk para tamu di persilahkan duduk karena acara akan dimulai." Suara pembawa acara terdengar dari speaker.

"Bell," panggil Bima ketika ia sudah duduk di bangku. Bella menoleh kearah Bima.

"Gue punya ini," ujar Bima. Ia mengeluarkan kotak kecil dan memberikannya pada Bella. "Buat Bella." lanjutnya.

Bella membuka kotaknya. Terdapat kalung yang sama dengan gelangnya. Cantik sekali.

"Hai, selamat malam," ujar Dimas dari panggung perayaan. Semuanya menjawab sapaan dari Dimas.

"Gue harap, kalian bisa menikmati pesta gue, sekian dan terimakasih." Dimas mengakhiri perkataannya dan bergabung ke tempat geng motornya berada.

Billy dan Bian mendatangi Bella dan Bima. Mereka berkata ingin mengatakan sesuatu. Di halaman belakang hotel menjadi pilihan yang tepat untuk mereka membincangkan obrolan mereka.

"Bell, gue minta maaf. Gue sayang Bian, jadi ...." Belum sempat Billy menyelesaikan perkataannya, Bella sudah menyanggah.

"Kita bukan anak-anak lagi Bill, jadi gue rasa kita bisa memilih orang yang tepat," sanggah Bella, ia menoleh ke arah Bima dengan senyum yang merekah di bibirnya.

"Gue juga minta maaf Bim, udah nyakitin Bella." Billy mengulurkan tangannya, yang di balas jabatan oleh Bima.

"Santai bro," ujarnya sambil tertawa. Bella serta Bian berpelukan karena akhirnya mereka bisa berdamai. Tawa canda menghiasi malam mereka. Sepertinya langit juga senang, ribuan bintang malam menyinarkan cahayanya. Mereka kembali ke gedung utama untuk kembali menikmati pesta Dimas.

Satu meja terdapat empat kursi menjadi pilihan mereka. Mereka duduk disana dan makanan yang ia pinta diantarkan oleh pelayan. Senda gurau saling di layangkan antara satu dan lainnya.

"Aduh, tumpah," gerutu Bella kesal. Minuman yang ada di atas meja tak sengaja terjatuh akibat dorongan dari beberapa anak kecil yang berlari. Wajar saja disini banyak anak kecil, karena teman-teman Dimas banyak yang diatas lebih tua darinya. Jadi hal itu di anggap biasa jika anak kecil banyak berkeliaran di acara seperti ini.

Bima mengambil tisu untuk Bella dan mengelapnya ke gaunnya yang terkena tumpahan minuman. Bella menolak tapi Bima tetap saja bersikeras. Bella mengacak rambut Bima pelan ketika badannya sedikit menunduk.

"Ehem, Sepertinya, kita jadi nyamuk," tegur Bian sambil tertawa. Muka Bella berubah menjadi merah padam akibat godaan dari Bian. Bella menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Bian mau juga?" celetuk Billy. Seketika muka Bian juga berubah menjadi merah padam. Ditambah lagi dengan Billy yang sengaja mendekatkan mukanya.

"L-lu pengen gue tinju ya?" Bian gagap menanggapi Billy. Billy yang iseng menjauhkan mukanya dari Bian. Membuat Bian menghela nafas lega. Setidaknya jantungnya bisa beristirahat sejenak. Billy tertawa kecil melihat tingkah Bian.

Hari semakin malam, acara perayaan Dimas sudah hampir selesai. Banyak tamu yang sudah pamit pulang. Billy dan Bian juga sudah pulang, karena Bian sudah mendapat puluhan misscall dari mamanya.

Bima mengajak Bella naik ke rooftoop hotel. Ia menikmati semilir angin malam ditemani bintang yang gemerlap menerangi langit. Bima sejenak menolehkan kepalanya kearah Bella. Bella sedang memejamkan matanya menikmati sejuknya angin malam. Wajahnya berseri diterangi cahaya bulan. Bella membuka matanya perlahan dan melihat kearah Bima. Sorot matanya yang sendu mampu membuat detakan aneh di dalam dirinya.

"Bell, gue rasa ini waktu yang tepat," tutur Bima dengan pandangan masih terpaku dengan langit malam.

"Hmm...?" Bella hanya berdehem menanggapinya.

"Gue tau, lo pasti pura-pura nggak ngerti," ujar bima sembari terkekeh kecil. "Jadi, gue pengen lo jadi milik gue." lanjutnya yang mampu membuat darah Bella berdesir. Ritme jantungnya berdetak lebih kencang. Bella diam, belum mampu menjawab pertanyaan Bima.

Bima berdiri dari duduknya "Gue nggak terima penolakkan untuk kedua kalinya," ujarnya sambil menarik tangan kanan Bella untuk berdiri.

Dengan keyakinan penuh Bella mengangguk pasti. Bima tersenyum dan memeluk Bella. Ia tahu Bella pasti sedang menangis sekarang di bahunya. Bukan tangisan kesedihan melainkan tangisan kebahagiaan. Air mata salah satu cara untuk memberi tahu semuanya, ketika mulut tak mampu berkata lagi.

Tanpa sepengetahuan Bima dan Bella. Dimas sedang mengamati mereka berdua dari balik tembok. Tak lupa ia mengabadikan pemandangan yang ada di depannya.

Akhirnya, gue berhasil. Batin Dimas.

Ia mengambil kameranya dan melihat-lihat hasil jepretannya tadi. Tanpa sadar tangannya terhenti.

"Cantik. Coba aja gue se gentle Bima. Mungkin lo udah bahagia sama gue sekarang." Dimas menghela nafasnya kasar, matanya ia layangkan ke arah pemandangan langit malam. Kameranya terjatuh dari tangannya, menampilkan seorang perempuan memakai pita tosca sedang tertawa di tengah keramaian pesta.

Dian. Batinnya.

--The End--

A/N
Hai guyss, ini chapter terakhir dari My Memories. Yaampun akhirnya setelah sekian lama cerita ini selesai juga.

Makasih buat semuanya yang telah dukung aku.
Makasih buat semuanya yang rela baca cerita aku. Aku tau kok cerita ini masih sangat berantakan. Alur yang nggak jelas, EYD yang kacau. Aku minta maaf ya semuanya.

Dan maaf banget chapter ini sangat pendek. Karena suer aku ga ada ide banget:( Ini aja aku paksa-paksa buat update 😂😂

So, Aku nggak mau banyak omong. Happy reading and dont forget to vote ma story heheh peace😋

Jangan lupa baca cerita ku yang baru. Judulnya Limerence. Jangan lupa mampir yahh.

Bye and thankies guys 😋😜💓

Salam Manis

Lovely Author

My Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang