SOY : Part 10

35 2 0
                                    

Memilih antara kamu atau dia itu adalah hal tersulit untukku. Untuk hubungan kita

Setelah pertemuan Regan dengan Vanya perempuan yang bertemu dengan Regan di taman belakang sekolah. Regan memutuskan tidak mengikuti kelas pada jam terakhir karena pikirannya masih berkeliaran antara Vanya yang sudah lama menempati hatinya dan berhubungan dengannya atau Syakeel  perempuan yang baru beberapa bulan ini mengisi hari-harinya dengan kebersamaan mereka berdua.

Regan mengecek handphone nya dan segera membuka aplikasi whatsapp.  Regan membuka kolom chat nya dengan Syakeel. Ia segera mengetikakan sesuatu untuk Syakeel.

Kamu lagi apa? Udah makan belum?

Regan mengetikan itu dengan senyum yang muncul di bibir indahnya. Seketika Regan lupa akan masalah yang sedari tadi menguasai pikirannya.

Sedangkan di sisi lain Syakeel yang sedang memperhatikan bu Euis yaitu guru sosiologi nya, terganggu karena getaran dari handphone nya yang berada di saku roknya Syakeel segera meronggoh saku roknya dan melihat notice pada layar handphone nya ternyata ada sebuah pesan Whatsapp dari laki-laki pujaan hatinya.

Syakeel tersenyum senang melihat perhatian yang di berikan kekasihnya itu.

'Ah jadi blushing gini sih' gumam Syakeel

Syakeel segera membalas pesan dari Regan tersebut dengan senyum yang merekah di bibirnya. Adila yang duduk di samping Syakeel merasa bingung dan aneh kenapa Syakeel seolah-olah seperti orang gila yang terus menerus tersenyum ketika melihat layar handphone nya.

"Lo lagi ngapain kayaknya lucu banget. Liat bokep ya lo"

Tuduh Adila dengan berbica berbisik-bisik pada Syakeel karena tidak ingin ibu Euis mengetahui bahwa ada orang yang berbicara apalagi memeinkan handphone pada saat pelajaran sosiologi berlangsung bisa-bisa kelas XI IPS 1 yaitu kelas Syakeel gempar oleh amukan guru tersebut yang sudah terkenal dengan amarahnya yang membuludak.

"Apaan sih gak ada apa-apa kok hehehe" timpal Syakeel, yangendapat tatapan misterius dari Adila

"Gak usah ngeles sama gue deh Sya, lo lagi jatuh cinta kan? Ngaku lo atau pantat lo bisulan tujuh baris warna pelangi" ancam Adila pada Syakeel, membuat hati Syakeel seketika takut dan bimbang apakah harus jujur soal hubungannya dengan Regan atau tidak. Tetapi jika Syakeel tidak memberi tahu kasihan dong pantatnya harus bisulan tujuh baris plus warna pelangi.

Membayangkannya saja sudah ngeri sekali apalagi merasakannya langsung
"Ih dila amit amit ah" ucap Syakeel dengan suara nyaring yang langsung mendapat tatapan dari setiap penghuni kelas termasuk ibu Euis yang sedang asik menjelaskan.

Kelas 11 ips 1 mulai ramai karena Syakeel ada yang berbisik-bisik mwmbicarakan Syakeel bahkan ada yang memanfaatkan keaempatan seperti ini untuk bergosip ria.

Bu Euis yang mulai geram karena ada yang mengganggu pada saat dirinya mengajar mulai berjalan menuju meja Syakeel dan Adila. Membuat keduanyaeringis ketakutan akibat aura yang dikeluarkan oleh ibu Euis.

"Lo sih, suaranya badot banget tuh guru kan jadi kesini ah elo"

"Kamu kok nyalahin aku jelas-jelas kan kamu yang mulai, Dila sih"

"Ehem" ibu Euis berdehem menyadarkan Adila dan Syakeel yang masih belum sadar bahwa ibu Euis sudah ada di mejanya.

"Eh Ibuu, itu Bu tadi Syakeel bingung Bu apa itu integrasi jadi saya kasih tahu aja Bu katanya yang Ibu jelasin di depan gak kedengeran Bu" ucap dila dengan wajah yang gugup.

"Lalu kamu jawab apa Adila Rahmania Zahra?" ucap ibu Euis dengan ketegasannya.

"Ya saya jawab aja integrasi adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang berbeda sehingga menimbulkan konflik. Benerkan bu, mangkanya belajar Syakeel. Iyakan bu " jawab Dila dengan percaya diri dan membusungkan dadanya seolah-olah memang dirinya yang paling jago dan benar. Sedangkan Syakeel menatap ibu Euis yang berada di depannya dengan wajah yang canggung.

"Iya kamu bener banget, coba sekarang kamu kelapangan dan hormat pada tiang bendera"

"Tapi bu--" belum selesai Dila melanjutkan ibu Euis memotong pembicaraan nya.

"Se.ka.rang. Dila" ucap bu Euis dengan penuh penekanan.

Mau tidak mau dila yang merasa sudah benar jadi malu karena ternyata jawaban dirinya salah. Dila segera bergegas berjalan menuju lapangan tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang .

"Pake mata kalo jalan" ucap laki-laki yang tertabrak oleh Dila.

"Pake kaki lah, dasar bego" ucap dila dengan tangan yang memberaihkan pundaknya yang tidak sengaja bertubrukan dengan laki-laki itu.

"Apa lo bilang? Berani ya lo sama gue hah? " ucap laki-laki itu dengan wajah yang mulai kesal dan maju satu langkah ke arah perempuan yang telah menabraknya.

"Dih apaan sih mau lo, jangan deket-deket deh ketek lo bau terasi bego"
Dila menjawabnya dengan angkuh dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Keduanya lama saling bertatapan. Bukan tatapan saling suka atau cinta seperti di sinetron tapi tatapan benci yang tercancar di mata keduanya. Seperti di mata mereka ada api yang berkobar-kobar.

"Apa lo bilang ketek gue bau terasi? So tau banget lo jadi cewek" Timpal cowok itu dengan nada yang tidak kalah mengejek.

Dila yang emosinya memuncak semakin tidak tahan melihat perilaku cowok di depannya itu.

"Bodo amat ah. Awas lo dungong minggir"

"Lah gue dugong? Terus lo apa? Monyet gitu. Dada rata kayak begitu bangga. Dasar cewek gil-"

Belum selesai laki-laki itu menyelesaikan perkataan nya seseorang memanggil Dilla.

"Dilaaaaaaaa kenapa kamu berdiri di situ cepat laksanakan hukuman kamu. Atau mau ditambah? " Bu Euis ternyata sedari tadi memperhatikan perdebatan antara Dila dan laki-laki tadi. Membuat bu Euis tambah marah karena Dila tidak segera melaksanakan hukuman darinya.

Dila langsung gelagapan pergi ke lapangan segera melaksanakan hukuman dari bu Euis.

"Dih lo ngapain ngikutin gue dugong? " Ucap Dila bingung karena laki-laki itu mengikuti Dila kelapangan.

Dengan gerakan santai laki-laki itu berlari menuju tengah lapangan yang ternyata sedang berlangsung pelajaran olahraga yang sedang melakukan praktek bermain futsal.

Rasanya Dila malu sekali telah menuduh bahwa laki-laki itu mengikutinya.

"Woi Felix abis dari mana lo? So sibuk banget lo jadi cowok"

Teman yang diketahui Dila bernama Denis itu memanggil laki-laki tadi. Dan Felix langsung menimpali panggilan itu dengan senyum simpul.

"Oh jadi Felix nama si dugong itu. Anak baru atau gimana sih dia kenapa gue jarang liat ya cogan macam begitu. Astagfirullah Dila apaan tadi lo bilan dia cogan. Istigfar dil istigfar. " Ucap Dila pada dirinya sendiri dan langsung melaksanakan hukumannya.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang