SOY : Part 14

37 3 2
                                    

Aku rindu. Akankah kamu seperti Dilan yang rela menggantikan aku untuk menanggung rasa rindu ini? Atau kamu hanya mengabaikannya saja.

Satu bulan telah berlalu. Setelah kejadian di kantin bulan lalu, hubungan Syakeel dengan Regan merenggang. Entahlah siapa yang memulai tetapi satu sama lain mereka berjauhan, lebih tepatnya Regan yang menghindar jika bertemu Syakeel.

Bahkan untuk berkomunikasi saja mereka sangat sulit. Syakeel sudah berpuluh-puluh bahkan ratusan kali chat via line ataupun whatsapp, namun semunya hanya bernasib sama yaitu di abaikan dibaca saja tidak. Jelas-jelas Syakeel tahu jika saat Syakeel chat saat itu juga Regan sedang online atau sedang aktif.

Syakeel ingin bertemu dengan Regan namun Regan selalu saja bisa mencari cara agar dirinya tidak bertemu Syakeel.

Yang Syakeel pikirkan saat ini adalah apa yang salah dengan dirinya? Apa mungkin benar opininya tentang Regan mempunyai perempuan lain itu benar? Ataukah Regan sudah tidak mencintainya lagi.

Syakeel hanya rindu, rindu ingin bertemu dengan seseorang yang sedikit demi sedikit mulai mencuri seluruh hatinya.

Hatinya yang seharusnya hanya separuh untuk Regan saat itu. Namun sekarang telah berubah, keadaannya berubah. Semakin rasa kehilangan ini ada, semakin pula Syakeel mencintai dan merindukan Regan.

Sudah mencoba datang kerumah Regan namun Disya bilang Regan akhir-akhir ini jarang sekali di rumah. Sekalinya di rumah pasti Regan akan mengurung diri di kamar dan akan keluar saat ada hal-hal tertentu.

Syakeel bahkan bingung harus berbuat apalagi untuk bertemu atau berkomunikasi dengan Regan. Semuanya terasa sia-sia.

"Regan kamu kemana? Aku rindu. Seharusnya kamu bilang gini sama aku jangan rindu berat, biar aku saja kamu gak akan kuat. Seperti yang dikatakan Dilan pada Milea. Tapi sayangnya kamu tidak akan seperti Dilan karena kamu Regan bukan Dilan" Ucap Syakeel pada dirinya sendiri.

Saat ini Syakeel sedang duduk di sofa kamarnya dengan memeluk kedua kakinya. Bahkan hanya karena sosok Regan Syakeel bisa seperti ini, hidupnya yang semula cerah kini telah redup. Hanya karena sosok Regan.

Tok.. Tok.. Tok..

"Sayang ayok keluar ada Harris nih di ruang tamu. Ayo keluar, kasian dia sudah nunggu kamu 2 jam sejak tadi"

Mamah Syakeel yang sudah berkali-kali membujuk anaknya untuk keluar sejak 2 jam terakhir ini tidak berdampak apa-apa pada Syakeel. Mamah Syakeel saja bingung melihat tingkah anaknya itu. Ya walaupun dia tahu pasti ada hubungannya dengan masalah percintaan remaja, karena sikap dirinya dan Syakeel jika berhubungan dengan cinta tidak jauh berbeda, sama seperti ini. Mengurung diri di kamar.

Cekleeeek..

Pintu kamar Syakeel terbuka, menampakan Syakeel yang masih menggunakan pakaian tudur. Karena hari ini adalah weekend.

Mamah Syakeel masuk kedalam kamar Syakeel lalu mulai mengajak Syakeel duduk. Sesekali mamah Syakeel mengelus rambut lembut anaknya itu.

"Kamu tuh kalo lagi galau sama seperti mamah remaja dulu. Tapi kalo mamah gak pernah tuh sampe gak mandi, kucel kayak kamu gini. Walaupun mamah galau tapi mamah tetep cantik. Masa anak remaja mamah yang cantik ini kalo galau jadi kucel gini ah. Ayo dong sayang jangan seperti ini terus. Kamu jangan jadi bucin sayang harus bangkit oke. Temuin Harris ya, walaupun mamah tau kalian sudah putus tapi jangan gitu ah sama mantan. Hehehe"

Mamah Syakeel mengatakan itu dengan suara yang lembut dan itu membuat Syakeel tersenyum dan memeluk mamahnya itu.

"Bucin itu apa mah? Aku baru denger deh" Tanya Syakeel pada mamahnya dan di balas senyum manis oleh mamahnya itu.

"Ah kamu masa bucin aja gak tau. Mamah aja taunya dari quotes-quotes di intagram sih. Bucin itu budak cinta kalo menurut quotes yang mamah baca. Udah ah mamah mau jalan-jalan dulu sama papah. Harris ada di bawah temuin dia gih. Jangan galau mulu dong anak mamah yang cantik. Oiya Chalo kalo nyariin mamah bilangin mamah lagi JJS dulu sama papah oke. Satu lagi bilangi ke kakak kamu kalo mobil yang putih papah sama mamah pake."

Syakeel hanya bisa tersenyum melihat tingkah mamahnya itu. Kadang Syakeel ingin seperti mamahnya yang selalu ceria dan bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tapi Syakeel terlalu kekanakan untuk melakukan itu semua jadi mungkin Syakeel tidak akan bisa seperti mamahnya itu.

Syakeel segera bangkit dari duduknya menuju kamar mandi dan segera bersih-bersih untuk menemui Harris. Ini weekend pasti Harris akan mengajaknya untuk berjalan-jalan di sekitar kompleknya ini. Karena weekend itu lebih seru jika berkeliling di komplek ini karena suasananya yang nyaman dan selalu ramai oleh orang-orang yang mengisi waktu senggangnya.

Syakeel turun menuju ruang tamu, lebih tepatnya menuju Harris berada. Namun matanya terpaku pada sosok tinggi tegap di pintu masuk rumahnya.

Sosok yang kini Syakeel rindukan sejak satu bulan lalu. Regan tersenyum manis menatap Syakeel, namun baru saja Regan melangkah untuk masuk kedalam rumah Syakeel. Pandangan Regan jatuh pada sofa yang sedang di duduki oleh Harris sahabatnya itu.

"

Harris? Lo disini juga?" tanya Regan yang menghampiri keberadaan Harris.

Harris yang melihat Regan ada di rumah Syakeel terkejut. Namun Harris segera menetralkan kembali raut wajahnya.

"Eh lo Gan. Iya nih, biasa ngapel"
Ucap Harris dengan nada bercanda di buat-buat.

Syakeel yang awalnya masih terpaku di tempatnya, segera melangkahkan kakinya menuju kedua orang yang sedang mengisi hatinya itu. Ya walauoun cinta nya untuk Harris sedikit berkurang karena Regan sudah berkuasa di dalam hatinya.

"Haha garing banget lo. Syakeel pacar gue, jadi jauhin dia oke" Regan mengucapkan itu dengan nada bercanda di buat-buat. Penutuhan yang lembut dengan kata-kata yang menyakitkan.

Harris bukannya terkejut dia malah tersenyum. Regan menaikan halisnya. Sedangkan Syakeel semakin di buat bingung dengan tatapan kedua laki-laki di depannya ini.

" Lo boleh nyebut dia pacar lo. Tapi gue bakalan terus kejar dia buat jadi pacar gue la.gi"

Ucap Harris dengan nada lugas dan tegas dengan sedikit penekanan di kata lagi. Menandakan bahwa dia pernah berpacaran dengan Syakeel.

Regan yang melihat itu menjasi geram dan ingun sekali menumpahkan emosinya pada sahabatnya itu. Tapi tidak, kedatanganya bukan untuk itu melainkan untuk memohon sesuatu pada Syakeel.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang