Don't let girls ruin your day. Especially if she's cute.
- Dewa Pradipta -
Hari ini tim mereka sedang mengerjakan proyek baru yang bekerjasama dengan sebuah perusahaan kosmetik brand internasional. Sejak pagi, studio dipenuhi oleh banyak model dan kru freelance yang membantu persiapan pemotretan.
Rendi sibuk memboyong model ke ruang ganti dengan berbagai arahan. Gerka tampak repot memberi intruksi aturan set dan juga lampu. Sedangkan Dewa tengah menyiapkan seperangkat kamera serta lensa di atas meja panjang di tengah ruang. Cowok itu fokus menyapu mata lensa dengan kuas saat seseorang menggelayut di lengannya.
"Dewa," panggil manja Siska, ia seperti sengaja berdiri begitu dekat dengannya. "Abis ini jalan sama gue, ya."
Dewa nampak acuh dan mengambil lensanya yang lain. Siska belum ingin menyerah tentu saja. "Wa, gue minta nomor lo dong," Siska merapatkan dadanya ke lengan Dewa. "Biar kita gampang janjian,"
"Woi, elahh!" Sergah Gerka tiba-tiba. Ia sedang membawa kardus besar berisi properti. "Ini uler keket ngalangin jalan mulu, geseran lo!"
"Itu jalan sono lebar lo malah lewat sini!" sahut Siska tak kalah galak.
"Lagian bukannya siap-siap take foto, ini malah melingker disini. Minggir!" Gerka mengeratkan pelukannya pada kardus dan menggeser Siska menjauh dengan kardus. "Wa, kepake gak nih? kalo enggak gue balikin gudang."
Dewa menoleh melihat isi kardus berupa lampu sorot. "Enggak. Sekalian beresin tripod. Kotaknya ada di gudang."
"Deket mana?"
"Sampingnya kardus tirai."
"Bukannya udah gue buang ya itu kemaren?"
"Yang lo buang kardus screen layar."
Gerka tampak mengangguk-angguk karena baru teringat hal yang sebulan lalu dikerjakannya. Ia kemudian berlalu dengan sebelumnya mendapat delikan tajam Siska.
Cewek itu kembali merangkul Dewa. Meski ia tidak dipedulikan sama sekali, Siska nampaknya tidak merasa terganggu dengan itu.
"Nomor lo mana, Wa?" minta Siska lagi.
Dewa menarik lengannya, bahkan tanpa menoleh. "Berisik! Gue sibuk!"
"Yaudah, gue yang ambil sendiri," Siska meraba kantung celana Dewa, memasukkan tangannya disana dengan gerakan yang disengaja menggoda, namun usaha itu terhenti karena Dewa mencekal tangannya.
"Lo masih mau jadi model disini?" Dewa mengibaskan tangan Siska. "Jaga tangan lo tetep diem."
"Kenapa? Biasanya lo suka," Siska kembali mendekat, merebahkan kepalanya di bahu Dewa. "Gue aja masih keingat terus malam itu."
Lagi, Dewa mendorong Siska menjauh. "Gue enggak." Ia memutari meja dan melanjutkan kegiatannya.
Siska terkekeh. Ia malah mengikuti dan berdiri di sebelah Dewa lagi. "Mungkin lo perlu diingetin. Gimana kalo malam ini? Gue yakin lo gak bakal nyesel,"
Siska mulai meraba lengan Dewa, lalu menjalar ke beberapa lensa di atas meja. Belum sempat cewek itu menyentuh, Dewa sudah menahannya. Kali ini benar-benar mencekal tangan Siska kuat.
Terlihat cewek itu meringis namun Dewa sudah terlanjur kesal. "Jangan sentuh kamera gue!"
Ada alasan kenapa hanya ada Dewa di meja ini. Kenapa hanya Dewa yang membersihkan lensa kamera, dan kenapa tidak ada yang boleh menyentuh kameranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invalidite [Completed]
Romance(Sudah diterbitkan - Tersedia di toko buku) #1 in Romance, 10 Januari 2018 Dewa Pradipta adalah 'dewa' dari segala keburukan. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan mempermainkan wanita. Berbekal nama terpandang dan kekayaan yang mengikutiny...