Catorce

69 17 7
                                    

Sepulang sekolah, gue langsung berjalan menuju kamar dan menaruh tas gue. Sembari menaruh tas, gue berjalan ke arah lemari pakaian gue. Gue mulai mencari sesuatu yang udah gue simpen selama berbulan-bulan.

"Nah, akhirnya ketemu." Ujar gue pada diri gue sendiri. Sembari menemukan barang yang gue cari di lemari, gue mengambil tas gue dan memasukkan barang tersebut kedalam tas dan mulai pergi keluar rumah tanpa mengganti seragam.

Gue mengendarai vespa gue menuju rumah Calum. Sebelum perasaan gue ini makin menjadi, gue harus berhenti dari sekarang. Dan ya, gue mengrmbalikan hoodienya yang ia pinjamkan ke gue. Sesampainya di depan rumahnya, gue memarkirkan vespa gue dan berjalan masuk ke rumahnya. Saat gue hendak mengetuk pintu, pintu tersebut terbuka karena seseorang membukanya dari dalam. Dan terpampanglah seseorang yang gue ribdu selama ini.

Selama ini gue kagak tau kalo gue sebenernya rindu dengan dia, tapi ego gue terlalu besar untuk mengakuinya. Gue menatap matanya yang menyiratkan keterkejutan di dalam sana. Dan seperti biasa, gue memasang wajah cuek gue. Tanpa menunggu lama lagi, gue segera mengambil jaket yang gue taroh di tas ransel gue dan memberikannya kepada Calum.

"Gue lupa kalo hoodie lo ada di gue," ujar gue dengan nada datar. Bukan, bukan ini yang gue minta. Gue pengen gue sama dia seperti dulu lagi. Bercanda tawa, saling menjahili. Gue kangen itu semua.

"Y/n--" Cepat-cepat gue memotong ucapannya.

"Gue pergi dulu ya, gue ada urusan. Btw, thanks buat hoodie lo dan waktu itu. Maaf kalo selama ini gue sering ada salah sama lo." Ujar gue tanpa melihat ke matanya.

"Bye Cal." Ujar gue untuk yang terakhir kalinya(?)

Gue pun berjalan menuju vespa gue bersiap untuk pulang. Baru juga tiga langkah, Calum manggil gue yang mengharuskan gue untuk berhenti berjalan. Gue mendengar langkahan kaki mendekat ke arah gue. Sebuah pertanyaan darinya yang membuat tangan gue menjadi dingin.

"Kenapa lo begini?" Ujar Calum kepada gue. Gue masih membelakanginya. Gue harus jawab apa? Ya kali gue jawab gue suka sama dia selama ini. Sebencinya gue sama Beby, gue gak ada niatan untuk nikung dia. Gue sadar diri.

"Begini gimana?" Ujar gue dengan suara berat menahan air mata gue keluar.

Plis jangan bilang.

Plis

Plis

Plis..

"Lo jadi ngejauh dari gue,"

"Lo jadi berubah sejak gue jadian sama beby,"

"Lo berubah,"

"Lo berubah total."

"Gue kangen lo yang dulu y/n."

Tes

Air mata gue turun satu tetes. Segera gue usap biar nggak ketauan Calum. Bangsat emang Calum. Sukanya bikin anak orang nangis. Anaknya pak RT pernah dia bikin nangis, abis itu dia lari dari kenyataan.

Gue menghempaskan pergelangan tangan gue yang ia genggam. Dan langsung pergi melesat dari hadapannya tanpa sepatah kata. Gue menghidupkan motor vespa gue dan segera pergi dari rumah tersebut.

Goodbye Calum.

***

tenang gaes blm abis kok👌

maaf ya pendek soalnya gue ga ada ide samsek.

ide gue di tutupin sm, kesibukan ehehe..
ni authornya sok sibuk ye:v

tp beneran kok gaes.. jd klo apdet ngga nentu..

bikos.. gue jd panitia 17 an di rumah, di sekolah ikut ekskul 2 (ketambahan 3 sih klo keterima jdi osis *aamiin), blm lagi pr yg deadline nya subhanallah bikin nangis😰

jadi mohon bersabar ini ujian..:v

ga deng

cerita gue ini gapapa sih klo ngga kalian vote atau apa.. gw emng niat nulis cerita.. numpahin ide gue ke wattpad.. ngga nyari famous.. dannnnnnn

minta gue cmn satu kok sm kalian..

mohon sabar menunggu😅

ya gue tau menunggu itu gaenak.. tp demi dapetin ending yg bagus why not?

apaan si gue😂

-flantoust

Kangen [C.t.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang