Mondy di Jebak?!

1.8K 110 4
                                    


Satu jam berlalu, Raya belum melihat Mondy. Ia berfikir Mondy pergi keluar, tapi kenapa belum pulang juga dan kenapa tidak menghubunginya untuk sekedar izin atau apalah itu. Agar tidak membuat Raya khawatir dan bingung. Sudah mencoba menelpon beberapa kali, namun panggilan tetap tak terjawab. Karena keukeh, Sekali lagi Raya mencoba.

"Monnn...angkat telfonnya!"

Hasil masih sama. Tak terjawab.

Hingga terlintas kenapa tidak menghubungi Boy, haikal, Iyan atau lainnya anak AJK mungkin tahu dimana keberadaan Mondy. Raya menelpon Boy. Dan bersyukur panggilan diangkat.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam..ada apa Ray?"

"Boy...lo lagi sama Mondy?"

"Nggak..kenapa Ray?"

Raya mendengus kesal.

"Yaudah boy.."

Raya menutup panggilan sepihak. Saking paniknya sampai lupa mengucapkan salam. Lalu menelpon Haikal, Iyan dan Lainnya namun hasilnya nihil, tidak ada yang tahu Mondy dimana.

"Sayang...kamu kemana sih?" Hingga entah apa yang mendorongnya. Raya mengambil jaketnya, kontak motornya dan pergi keluar. Raya mengunci pintu rumahnya karena tidak ada orang di rumah. Abah dan mamah pergi ke bengkel menemui om dangdingdung lagipula mereka mempunyai kunci cadangan.

Raya menaiki motor ninja hijaunya, ia menarik napas panjangnya. Berharap akan menemukan Mondy dimanapun itu. Tangannya memutar kontak, menyalakan mesin dan motor melaju membelah jalanan ibu kota.

"Yaallah...tolong berilah hamba petunjuk" Batinnya di balik helm full facenya. Raya mengurangi laju motornya, memperhatikan sekeliling mungkin ada Mondy. Meski minimnya cahaya membuat yang terlihat samar-samar apalagi dengan sorot lampu-lampu kendaraan yang membuat penglihatannya minim.

Di tengah perjalanan, handphonenya berdering. Ada yang menelpon, membuat Raya menghentikan motornya menepi.

Nomor tidak di kenal, Raya menimbang-nimbang sebentar sebelum mengangkat telfonnya.

"Hallo..?"

"Hallo Raya !" Raya menegang, Suara seorang lelaki disana. Bukan Mondy tapi....Rio.

"Mau apa lo?"

"Datang ke gudang bekas pabrik plastik dekat markas Godzilla..kalau lo mau Mondy selamat"

Raya langsung menutup sambungan sepihak. Ia buru-buru menyalakan motornya dan melaju cepat menuju tempat itu. Dipikirannya hanya ingin Mondy selamat..hanya itu.

"Yaallah tolong selamatkan Mondy..jangan biarkan sesuatu terjadi" Do'anya dalam hati. Raya menambah kecepatannya lagi.

Butuh sekitar 15 menit untuk sampai disana. Raya buru-buru memasuki gudang .Tidak perduli jika ia perempuan sekalipun, sendiri lagi.

Brakkkk

Raya membuka pintu dengan keras. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sekumpulan anak Godzilla dan ada Mondy yang menjadi tawanan, sendiri. Dengan duduk dikursi diikat tali, wajahnya sudah babak belur tapi Mondy masih setengah sadar karena Raya dapat melihat pergerakan Mondy dan mata yang kadang terbuka, Raya dapat merasakan sakit itu. Rasanya jika boleh, Raya ingin menangis sekarang. Melihat Mondy dengan keadaan seperti itu membuatnya merasa sakit apalagi esok hari akan berangkat bulan madu tapi itu tak mungkin dengan Mondy yang seperti itu.

"Mon..." Lirihnya, matanya sudah berkaca tapi Raya berusaha untuk tidak membiarkan menetes. Ia tak ingin terlihat sebagai wanita lemah.

Langkahnya mendekat matanya terkunci pada Mondy disana. Raya ingin segera berhambur memeluk suaminya itu.

True LoveWhere stories live. Discover now