Dua hari telah terlewati, dan itu tentu diisi dengan kegiatan panas mereka. Bukan pemaksaan tapi itu dilakukan dengan perasaan bukan sebatas nafsu belaka. Cinta mereka ikut melebur disana. .Pagi ini, Raya memakai pakaian santainya. Hotpants dan kaos putihnya. Jangan sangka ada tulisan disana yang 11 12 dengan Mondy, lebih tepatnya mereka memakai baju couple
'She is mine' tercetak dengan warna putih di baju hitam Mondy.
'He is mine' tercetak dengan warna hitam diatas kaos putih Raya.
Saat sudah bersiap mereka segera keluar untuk menghabiskan waktu berdua dengan bermesraan di pantai dan lainnya. Itu akan sangat menyenangkan bukan?
Mereka pergi ke pantai kute, tentu banyak turis wanita berbikini disana. Raya yang kesal sendiri, sempat menutup mata Mondy dengan tangannya agar tak tergoda dengan body-body yang berkeliaran di pantai dan lautnya.
"Cemburu ya?" Mondy malah balik menggoda Raya. Istrinya merona tak tahan untuk mendaratkan kecupan disana.
Cup
Raya terpelongo. Mondy menciumnya di depan umum?! Astaga, memang itu hal wajar tapi hanya saja....malu, apalagi jika dilihat anak kecil kan.
"Kamu kenapa cium-cium segala? Balas Raya, menatap tajam Mondy.
"Abisnya kamu gemesin sih. Cemburu pake gitu segala" Sahut Mondy ia memandang arah lain dengan bibirnya menyeringai. Raya mengikuti arah pandang Mondy yang ternyata kepada turis wanita berbikini.
Raya kesal sendiri. Memainkan kasar pasir dengan kakinya. Apakah turis lebih menarik daripada dirinya? Mungkin iya.
"Cailah...ngambek nih..gak usah manyun gitu ah!" Raya langsung menjauhkan wajah Mondy yang mendekat ingin menciumnya "lagian, body begitu gak ada bisa ngalahin body istri aku" Ucap Mondy yang berhasil membuat rona merah di pipi Raya terlihat. Tapi, itu memang dari hatinya. Baginya tak ada yang bisa mengalahkan body milik Raya dan cintanya. Tak akan bisa dan tak pernah bisa.
Raya mengalihkan wajahnya. Mondy mencolek-colek dagunya, membuat rona merah dipipi Raya semakin jelas "Ish, kamu apaansih.." Ucap Raya, menepis tangan Mondy yang mencolek-coleknya tadi.
"Ihh, Ngambek lagi.." Gumam Mondy. Sambil tersenyum geli.
"Lagian siapa suruh matanya nakal?!" Desis Raya, wajahnya antara kesal dan tak tahan untuk tersenyum.
"Siapa juga yang nakal?" Tanya Mondy dengan senyuman usilnya.
"Kamu lah" Jawab Raya
"Kalau nakal sama yang lain gak boleh kan. Tapi, kalau sama kamu boleh dong" Kata Mondy. Sudut bibirnya semakin tertarik keatas saat melihat istrinya yang semakin salah tingkah.
"Tau ah..kesana yuk?!" Ajak Raya. Mondy mengikuti arah tunjuk Raya kemudian mengangguk. Mereka berjalan bergandengan mendekati laut. Hanya berjalan di sekitaran sana. Menikmati suasana pacaran setelah menikah.
Menghentikan langkah dan berhadapan. saling menatap mata masing-masing dibalik kacamata hitam itu. Tak tahan untuk memasang senyuman dibibir masing-masing.
"Makasih karna sudah hadir dalam hidup aku, Ray" Ucap Mondy. Sorot matanya mrmancarkan cinta yang lebih tulus dari sana. Diambilnya tangan Raya dalam genggamannya.
"Mungkin, aku gak bisa ngasih sesuatu yang kamu inginkan. Tapi, aku punya cinta yang tulus buat kamu" .
Sementara itu, Raya merasa haru akan ucapan Mondy yang mampu menyentuh hatinya. Ia teringat, bagaimana dulu ia dan Mondy mempertahankan hubungan dari segala macam rintangan yang mendorong untuk berpisah. Saat mengingatnya, rasanya ia begitu beruntung telah mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.
YOU ARE READING
True Love
FanfictionMelanjutkan sebuah drama di layar kaca fav yang tiba-tiba Tamat begitu saja. Ending yang tidak memuaskan membuat otak saya kembali berimajinasi dan akhirnya menuangkannya kedalam sebuah cerita versi saya. Mohon maaf bila alur cerita tidak sesuai den...