Pengantin baru

3.9K 153 5
                                    


Raya memanyunkan bibirnya, membuang muka tak ingin menatap Mondy yang telah membuatnya kesal.

"Sayang, udah dong ngambeknya" Bujuk Mondy, ia menggeser posisi duduknya, mencondongkan wajahnya.

"Siapa juga sih yang ngambek" Sahut Raya hanya melihat Mondy sejenak, mendorong pelan agar Mondy menjauh.

"Trus kenapa, bibirnya manyun-manyun gitu?" Goda Mondy, ia menyenggol pelan bahu Raya masih diam tak menjawab.

"Sayang, jangan ngambek dong kita baru aja sah masa' kamu gini sih" Mondy berdecak.

"Yang"

Panggil Mondy lembut, wajah masamnya terlihat lucu membuat Raya yang tak bisa menahan tawa yang akhirnya keluar.

"Ihh...kok malah ketawa sih" Mondy makin cemberut, gantian ngambek.

"Loh...kok kamu gitu sih" Kata Raya melihat Mondy yang berganti membuang muka dengan wajah masam.

"Kamu tadi yang mulai" Mondy bergumam tapi masih dapat di dengar Raya.

"Gantian deh" Gumam Raya. Ia menatap gemas Mondy.

"Yaudah aku minta maaf" Raya menunjukan jari kelingkingnya, bermaksud mengajak baikan.

Mondy tertarik, ada sesuatu menarik.

"Tapi ada syaratnya"

Raya berdecak, Mondy akan memanfaatkan kesempatan

"apaan?" Mondy menunjuk bibirnya sambil memonyong-monyongkannya. kening Raya berkerut. Mondy gemas sendiri

"cium"

Raya memutar bola matanya, bisa-bisanya Mondy memberi syarat demikian. Apakah suaminya itu tak kenal tempat? Meminta untuk di cium? Ditempat ramai seperti itu?

"Jangan itu, yang lain aja" Raya bernegoisasi

Mondy berpikir ada yang lebih menarik lagi

"kalau gitu, nanti malam, kamu harus kuat sampe pagi" Mondy mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum genit membuat Raya menjauhkan wajahnya.

Baru ingin protes Mondy langsung menyambar

"Kamu nego, aku bakalan ngambek"

Raya cengo, Mondy seperti anak kecil yang tak di turuti saat meminta permen. Raya mengenal Mondy bagaimana sifat pemuda itu. Bisa bersikap dewasa, romantis, humoris bahkan manja. Tapi, setelah resmi menjadi pasutri sifat Mondy semakin menjadi.

"Iya..iya..dasar ngambekan" Kata Raya, Mondy menoleh. Dan tangannya lantas sudah berada di pinggang Raya, menariknya merapat. Hingga jarak hanya tinggal beberapa centi. Hembusan napas hangat Mondy menerpa wajah Raya, hidung mereka bersentuhan. Raya menjadi was-was.

"Bilang apa tadi..hem?" Raya terdiam, merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat. Mata Mondy tepat di depan matanya. Sedikit merasakan bibir Mondy yang sempat menyentuhnya.

"Hoii....ck ck ck...gini ya, mentang-mentang udah halal. Sampai gak ngenal tempat. Masih resepsi woy"

Raya mendorong tubuh Mondy. Sahabat-sahabatnya entah sejak kapan sudah berdiri di hadapan mereka. Raya merasa di permalukan suaminya.

"Ganggu aja sih yan" Gerutu Mondy, menatap Iyan sebal meski itu hanya refleks saja.

"Yee..Mon..mau lanjut ke kamar sono. Tapi, nanti malem kalau resepsi udah selesai" Kata Iyan

"Ya ya"

"Mon...Ray...congrast ya akhirnya kalian nikah juga" Ucap Boy, menyalami Raya dan Mondy bergantian dan di susul lainnya.

True LoveWhere stories live. Discover now