"Malu kenapa sih yank?Lagian itu wajar kali, kita kan udah suami-istri"Raya membalikan tubuhnya menghadap Mondy "Ya bukannya gitu mon...cuma---"
"Suttt..." Mondy menarik pinggang Raya lebih merapat. Tubuh depan mereka saling bersentuhan.
"Kalau kamu malu, gak usah masuk kuliah hari ini" Kata Mondy, Raya melotot.
"Gak mau lah" Sahut Raya.
"Nah kan..gak kelihatan juga kok Raya. Paling ya samar aja...udah ah
.mandi yuk" Mondy memainkan alisnya "Mandi bareng" Lanjutnya. .Baru saja Raya mencoba protes, namun keburu Mondy mengangkat tubuh Raya membawanya ke dalam kamar mandi.
"Mondyyyy!" .
_________
Raya merapatkan jaket hoddienya. Menutup kepalanya, berjalan agak menunduk. Sementara Mondy hanya menggeleng melihat kelakuan sang istri. Ia hanya diam saja. Karena jika berucap aura menakutkan milik Raya akan bangun.
Seperti kejadian pagi tadi, saat Mondy menggendong paksa Raya menuju kamar mandi. Raya bahkan berontak dan menjerit, Mondy bingung saat itu, Raya tiba-tiba jadi galak. Hingga Raya membisu saat Mondy kembali mencumbunya. Berbaur dengan keintiman yang terulang lagi.
Mereka menuju bangku tempat tingkrongan biasa saat di kampus. Belum terlalu dekat, tapi wajah kejahilan sudah tertangkap. .
"Wuihh....Penganten baru dateng nihh" Kata Iyan memulai kehebohan.
"Waduhh...cerah amat wajahnya" Sahut Haikal
"Yai yalah kan udah halal" Boy berceletuk
Di tempatnya berdiri Melly memicing matanya menatap Raya. Ada sesuatu yang mengusik penglihatannya. Karena semakin penasaran Melly mendekat. Berdiri di samping Raya
"Ray...leher lo kok .....ada merah-merah gitu?" Tanya Melly, matanya masih fokus menatap leher Raya dengan wajah di condongkan. Raya langsung menutup lehernya.
Lainnya yang tadi sibuk sendiri terutama cowok menjadi menoleh ke anak cewek terutama Raya dan Melly.Raya menelan ludahnya, menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Mendadak deg-degan.
"Ya ampun mel, pura-pura gak tau aja lo. Kan si Raya udah Nikah. Ya...masa lo gak tau sih" Sahut Cindy tersenyum geli ada ekpresi gemas di taut wajahnya.
Melly belum mengerti, Cindy menepok jidatnya. Melly pura-pura gak tau apa emang gak tau sih? Yakali anak kuliah gak tau.
"Sini-sini"
Cindy menyeret Melly agak menjauh seraya berbisik "Raya nikah sama Mondy. Suami-istri. Dan otomatis kalau malam sehabis pernikahan berarti ngelalukuin malam pertama kan...jadi ya pasti ada bekasnya lah..kissmark" Cindy menjelaskan agak greget karena Melly belum peka juga.
Melly terdiam sejenak, berpikir. Hingga memekik "ohhhh...ya ya gue tau..malam pertama"
Cindy menepok jidat, ekpresi mengenaskan. Melly ember bocor!
Raya di sana. Sudah mencium bau-bau tak enak. Apalagi mendengar pekikan Melly yang tak langsung menunjukan lagi membahas bekas merah (kissmark) di lehernya.
Raya menatap Mondy sesaat. Mata mereka bertemu beberapa saat sebelum Raya melenggang pergi menghampiri Melly dan Cindy di ikuti Reva.
"Kalian ngomongin apaan sih? Pasti lagi ngomingin gue kan?" Tebak Raya dan parahnya tebakan itu benar membuat Melly dan Cindy cengengesan.
"Mel...keras amat sih" sungut Raya di tunjukan untuk Melly. Karena tadi Melly yang paling keras.
"Tauh nih. Gak peka an. Mungkin efek gagal Nikah. Makanya otak jadi ikut-ikutan gagal juga" Sahut Cindy, mengibaskan kipasnya. Melly memanyunkan bibirnya.
YOU ARE READING
True Love
FanfictionMelanjutkan sebuah drama di layar kaca fav yang tiba-tiba Tamat begitu saja. Ending yang tidak memuaskan membuat otak saya kembali berimajinasi dan akhirnya menuangkannya kedalam sebuah cerita versi saya. Mohon maaf bila alur cerita tidak sesuai den...