Honeymoon

2.9K 169 17
                                    


Raya menatap keluar jendela pesawat. Susah setengah jam berlalu sejak pesawatnya take off dari bandara soekarno-hatta, menuju Bali. Raya memejamkan matanya sejenak dan menoleh, Langsung didapatinya mata Mondy yang menatapnya intens. Tak jarang Raya merasa gugup jika ditatap seperti itu. Meski sudah sering tapi tidak jarang, kegugupannya tetap ada.

"Kamu tidur aja dulu. Nanti kalau udah sampai aku bangunin" Mondy menarik Raya pelan, menyenderkan Raya didadanya dan mencium keningnya.

"Gak bisa" Jawab Raya membuat kerutan timbul dikening Mondy. "Kenapa?"

"Gak tau. Tapi nyaman aja kayak gini sama kamu" Ucap Raya. Lagi-lagi memejamkan matanya, menikmati harum maskulin milik Mondy. Raya sangat menyukainya.

*****


Setelah pesawat mendarat mereka mencari taxi dan segera menuju hotel. Sedikit lelah, mereka ingin segera mengistirahatkan badan.

Sampai di hotel mereka menuju sang resepsionis, memesan kamar untuk di tinggali selama seminggu kedepan. Diberi kunci kamar dan langsung menuju kamar bernomor 123 itu. Sesampainya disana Raya langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Mondy menutup pintu dan melepas jaketnya, meninggalkan kaos putihnya saja kemudian duduk di samping Raya dan mengusap anak rambut yang terurai di pelipisnya "Cepek ya?"

"Lumayan" Jawab Raya. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi. Ternyata abah yang menelfon.

"Assalamualaiku bah.. "

"Waalaikum salam...udah sampai?"

"Allhamdulilah udah bah.." .

"Neng...abah mau ngmong sama Kemod!" Raya melirik Mondy, lalu menyerahkan ponselnya pada Mondy dan diangkat senang hati olehnya. "Iya bah.."

"Mod...jagain istri kamu...jangan ditinggal!"

Mondy tersenyum pasti "Siap bah.."

"Pulang..udah bawa kabar bahagia ya?!" Goda abah dari sebrang. Mondy terkekeh dan menjawab "Amin..doain aja bah..ini juga usaha"

Samar-samar ia mendengar suara mamah Anis tapi terdengar abah juga yang menolak. . "Yaudah teh...sukses mod" Canda abah lagi. Mondy tersenyum

Sambungan telpon terputus setelah mengucapkan salam. Mondy memberika ponselnya kembali pada Raya.

"Abah ngomong apa?" Raya menatap Mondy penuh tanya. Mondy mengangkat bahu sambil tersenyum sekilas.

""Kalau kamu mau tau. Kita lakuin tujuan kita kesini" Mondy mulai memasang naughty smilenya.

Raya tahu apa maksudnya. Bukannya malah menanggapi tapi Raya malah turun dari ranjang.

"Lho Ray! Kamu mau kemana?" Tanya Mondy, wajahnya berubah masam.

"Mandi" jawab Raya. Ia melenggang membuka kopernya dan mencari sesuatu disana. Sementara Mondy memasang ekpresi mengenaskannya.

"Ray, nanti ajalah!" Mondy turun dari ranjangnya dan menghampiri Raya.

"Gak ah! Badanku lengket banget nih mon enaknya mandi" Jawab Raya hanya menoleh sekilas dan berdiri setelah mendapatkan handuknya.

"Trus gituannya kapan?" Jawab Mondy frontalnya. Sambil mengikuti Raya yang baru akan membuka pintu kamar mandi.

"Ya nanti ajalah mon, emang kamu gak capek?!" Ucap Raya.

"Gak" Jawab Mondy mantap. Raya mengamati Mondy, dari bawah sampai atas. Gak ada tanda-tanda lelah. Dan setelahnya Raya membuka pintu dan bergegas Mandi.

Mondy menghela napasnya dan terpaksa menunggu Raya sampai selesai mandi. Ia harus bersabar. Istrinya kelelahan dan ia harus memahami itu. Lagian kalau terpaksa itu tidak akan memuaskan.

True LoveWhere stories live. Discover now