Menjelang honeymoon

2K 122 6
                                    


"Trimakasih pak.."

"Sama-sama. Itu sudah kewajiban kami. Kami akan segera mengurusnya"

Polisi berlalu pergi. Mondy sedikit meringis merasakan memar ditubuhnya. Raya mendekat. .

"Kenapa sih gak bilang aku kalau mau pergi? Tiba-tiba pergi gitu aja. Kan sekarang jadi gini" Raya memeriksa kedaan Mondy. Suaminya itu hanya bisa meringis dan menyentuh wajah memarnya.

"Nanti aku ceritain dirumah aja" Balas Mondy, lebih santai dari pada Raya.

"Gimana kejadiannya sih sampai lo bisa kesini?" Tanya Boy.

"Ceritanya panjang boy"

"Dengan kedaan lo yang kayak gini gak mungkin pulang sendiri. Lebih baik gw bonceng sementara motor lo biar dibawa baon" Kata Boy, Mondy mengangguk.

"Apa mungkin kamu mau aku boceng aja?" Tawar Raya dengan tersenyum geli.

"Bisa juga mon. Raya kan pembalap kan tuh" Sahut Iyan sambil terkekeh.

"Yailah gw dibonceng cewe? yang ada gw yang bonceng Raya" Sahut Mondy mengundang tawa lainnya.

Dan setelah itu, mereka bergegas pergi kerumah Mondy. Ingin mendengar cerita hingga bisa sampai digudang itu dan kejebak geng Godzilla.

Sampai di rumah. Keadaan masih sepi. Abah dan mamah belum pulang. RaMon mempersilahkan AJK untuk masuk. Dan mengumpul di sofa. Ada yang duduk dan beberapa ada yang berdiri. Sementara Raya berlalu kedapur mengambil minuman dan cemilan.

Di dapur sana, Raya menyiapkan nampan dan gelas berisi lemon tea. Tiba-tiba teringat pada bulan madunya besok. "Besok..jadi berangkat apa nggak? Gak mungkin ngelakuin dengan keadaan Mondy kayak gitu" Gumamnya. Raya akan membicarakan lebih lanjut nanti saat AJK sudah pulang. Raya membawa nampan itu keluar. Dan setelahnya kembali lagi untuk mengambil cemilannya. Setelah selesai ia kembali duduk, di samping Mondy.

"Jadi lo di jebak?" Tanya Iyan terbelalak kaget.

Mondy memulai ceritanya dari saat ia baru pulang dan ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal yang meminta untuk datang ke gudang itu jika tidak mau sesuatu terjadi, menyangkut keluarganya termasuk keselamatan Raya. Awalnya Mondy mengabaikannya, ia berpikir jika itu hanya orang iseng tapi sms masuk lagi dari nomor yang sama membuat Mondy tidak tahan untuk tidak pergi sampai ia lupa memberi tahu Raya. Saat disana keadaan gelap, tak ada tanda-randa orang. Namun tiba-tiba ada yang memukulnya dengan benda berat dan disusul pukulan beruntun membuatnya tak berdaya, sempat tak sadarkan diri.

Dan saat Raya datang, Mondy khawatir, sangat khawatir. Takut Raya kenapa-napa. Raya perempuan, sendiri pula. Sementara banyak lelaki mengelilingi dengan keadaannya seperti itu. Hingga sebuah keberuntungan, dapat membebaskan diri dari tali-tali yang mengikatnya dan sampai dalam tahap pertarungan. Sekuat tenaga ia menahan hingga polisi datang.

Mondy berhenti, ceritanya sudah selesai. Berbagai ekpresi di tunjukan AJK, Dari; marah, kesel, muak dan lainnya.

"Tapi, firasat gw mengatakan. Mereka pasti ada sebab ngelakuin ini" Celetuk Otang, membuatnya menjadi pusat perhatian .

"Setuju, gw rasa juga gitu. Gak mungkin mereka ngelakuin tanpa sebab" Sahut Baon.

"Betul, kalau nih ya, misal; mereka ngelakuin karena balas dendam sama kita ya gak mungkin apalagi kata lo mereka nyuruh lo berdua buat cerai kalau gak bakal dihabisin disana" Kata Iyan. lainnya ikut berpikir. Hampir lainnya juga berpikir demikian.

"Jangan-jangan ini rencana Bella sama bokapnya buat hancurin rumah tangga kalian" Sahut Dado tiba-tiba.

Lama mereka mengobrol dan termasuk akan mencari kebenarannya. Mereka pamit pulang, karena hari sudah menjelang malam.

True LoveWhere stories live. Discover now