Pengganggu datang.

1.3K 118 34
                                    


"Bagus gak?" Mondy mengeratkan rangkulan tangannya dipundak Raya. Ikut tersenyum lebih lebar,  Bali memang sangat indah. Tidak hanya tempat wisatanya saja, jalanan kotanya pun indah pada malam hari.
Seperti mereka, berjalan berdua ditrotoar jalan. Perpaduan kota pada malam hari, kendaraan yang berlalu-lalang, lampu kemerlap-kemerlip dan bangunan-bangunan unik disetiap jalan menapak.

Agama Hindu, memang sangat kental disana.  Tidak heran jika banyak pura-pura yang ditemui di setiap rumah, tempat pemahatan patung dan hal lain yang kental akan budaya tradisionalnya. Dan besok, Raya ingin mengunjungi banyak tempat disana, ingin menikmati lebih honeymoon dan liburannya, tidak hanya untuk menghabiskan waktu dikamar saja, meski tidak mungkin jika menolak setiap Mondy memintanya, terkecuali jika memang kondisinya tidak memungkinkan.

"Yang besok keluar lagi yuk" Raya mengungkapkan apa yang diinginkannya, karena memendam itu memang tidak enak 😛 lebih baik langsung saja, daripada mati tersiksa #abaikan😜

"Iya sayang, Emang kamu maunya kemana?"

"Iyalah, daripada cuma gitu-gitu aja. Lebih baik, kita refreshing gitu, pengen lebih tau budaya sini. Pasti seru, jarang-jarang kan" Seru Raya, antusias.

Mondy membalasnya tersenyum. Sifat manja yang dikeluarkan Raya, membuatnya lebih lagi. Lebih disayangi :D

"Oke, oke. Apa sih yang gak buat istri aku" Mondy mengacak rambut Raya gemas dan secara otomatis bibirnya beraksi mencium sekilas dengan lumatan selama beberapa detik disana. Menikmati apa yang selalu menjadi candunya, hingga tautan itu terlepas.

"Kesana yuk, tapi kamu gak pegel kan? Apa mau naik kendaraan aja? Atau aku gendong?" Mondy mengedip genit.

"Kalau kamu mau gendong aku, kuat apa? Kayaknya aku makin gemuk deh" Raya cemberut, ia melihat tubuh yang dibalut ripped jeans dan kaos juga jaket denimnya, lalu menatap Mondy yang tersenyum, seolah tidak mempermasalahkan itu.

"Gendut? Gak tuh, malah makinn.." Mondy melirik sekitarnya lalu menatap Raya aneh. Tubuhnya mencondong dibagian telinga ia berbisik "Makin seksi" Dilanjut gigitan lembut dileher atas Raya.

"Issh, yank!" Raya memekik dan mendorong kepala Mondy yang seenak hati menjamahnya ditepi jalan.

"Malu tau, ini depan umum. Kamu sihh" Raya menggerutu, dan memalingkan wajah.

"Udah ah, gitu aja ngambek" Mondy memegang tangan Raya dan membawanya kembali pada aktivitas pertama, belum bosan untuk berkeliling, sekedar melihat-lihat suasana kota dengan berjalan kaki berdua.

"Mondy"
Teriakan dari arah lain, menghentikan jalan mereka. Mondy dan Raya membalikan badan, menegang saat melihat siapa yang memanggil.

"Bella..?"

Sang empu pemilik nama yang dipanggil tersenyum. Menatap Raya dan Mondy bergantian

"Hay" Sapa Bella.

"Bel, ngapain lo disini?" Mondy melirik Raya, benar saja, ada perubahan dari wajah yang akan tadinya berseri itu.

"Liburan lah mon. Gw udah WA lo kok. Gw kesini sama nyokap, ada kerjaan disini. Sebenernya gw mau gabung nih sama kalian. Boleh kan?"

Sekian menit, hirak-hiruk malam hari dikota Denpasar-lah yang menjadi objek wanita yang sedang duduk dikursi taman kota. Setiap helaan nafasnya, bagai tiap detik waktu yang seperti melamban.

Raya melirik Mondy, hatinya berkata untuk tidak, tetapi lisannya terpaksa berkata iya ketika Bella berkata ingin lebih tahu kota ini dari Mondy.

Gadis itu bilang, jika belum tahu banyak tentang Indonesia, terutama tentang kota sejuta pesona, Bali. Raya tahu, Bella bukan orang pribumi. Raya sedikit tahu jika Bella sempat tinggal di Indonesia waktu kecil, sebelum pergi ke London dan menatap disana. Dan saat menjelang kelulusan, Bella datang, dan menganggu hubungannya dengan Mondy, ia tahu jika Bella ingin merusak hubungannya, menginginkan Mondy. Entah sampai kapan itu akan berakhir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

True LoveWhere stories live. Discover now