[ t u j u h b e l a s ]

809 101 3
                                    

Cmon guys, vote and vomment please
.
.
.
.

I'll live new tomorrow despite what yesterday was like

🌼🌼🌼

Rambut hitamnya bergoyang terkena angin dari jendela ruangan privat nomor 2. Ruangan di restoran itu dipesan Junhoe melalui Song Yunhyeong mendadak tadi sore setelah ingat dengan kegiatan pentas. Beruntung bagi mereka, Yunhyeong adalah sahabat karib mereka.

Makan malamnya baru dimakan sesuap, tapi kecanggungan mereka seperti sirna karena sifat mudah bergaul yang dimiliki Junhoe. Junhoe sendiri berusaha menghilangkan kecanggungan dengan mudah karena Rose yang easy-going.

Tapi, terkadang di sela-sela pembicaraan itu, Junhoe memikirkan apa yang menjadi alasan Rose menolaknya.

"Aku baru tahu makanan di restoran ibunya Yunhyeong seenak ini," ujar Rosé sambil mengunyah makanannya.

Junhoe tertawa.

"Enakan masakan lo ah," ujar Junhoe.

"Ah, masa?" tanya Rosé menaikkan alisnya.

"Soalnya yang masak cantik,"

"Basi tau. Dan by the way, ibunya Yunhyeong cantik banget gitu,"

Junhoe tertawa. "Apalagi adiknya, 'kan?"

Rosé mengerucutkan bibir. Dia pura-pura ngambek persis seperti seorang pacar yang cemburu buta.

"Tapi cantikan elo, serius. Bahkan, lo lebih cantik daripada Amanda Seyfried,"

"Bohong ah,"

"Yaudah. Lebih dari Kim Tae Hee,"

"Hahahahha. Oke deh oke,"

Apa alasannya, Roseanne?

Mereka makan dalam diam. Kadang sambil saling memergoki satu sama lain sedang curi-curi pandang. Bukannya salah tingkah ketika bersitatap, mereka malah saling tersenyum.

"Tau nggak, gue bisa niru suaranya Jinan,"

"Gimana?" Rosé terdengar tertarik dengan topik pembicaraan.

Sejujurnya, Rosé selalu tertarik pada topik yang diangkat Junhoe.

"Yeoreobun, jaljayo (selamat malam semua orang)," ujar Junhoe menirukan suara Jinhwan yang mengantuk. Suaranya persis Jinhwan. Dan itu membuat Rosé tertawa.

"Lo tau, Rosie? Gue mungkin bertanya-tanya apa alasan lo nolak gue itu karena lo nggak suka gue. Tapi gue yakin gue masih bisa sayang lo. Iya. Sayang. Dan kali ini gue serius banget," kata Junhoe tiba-tiba.

Perkataan itu sontak membuat pipi Rose semerah tomat. Dan di hatinya berdesir rasa senang, juga bersalah.

June, isi kontraknya cuma bisa dilihat keluarga aku

Junhoe memandangi Rosé. Raut wajah gadis itu benar-benar cantik sampai dia sendiri tidak sadar sudah memajukan wajahnya mendekati wajah Rosé.

Pemuda itu mencium pipi Rosé.

Warna kulit wajah gadis itu kembali memerah. Merona. Tersipu. Semuanya yang berhubungan dengan malu sehabis dicium.

Gelenyar aneh berkeliaran di seluruh tubuh Rosé. Kupu-kupu dan semua keluarganya menyerang perut Rosé.

"Lo cantik ya, kalo mukanya merah,"

Rosé tertawa canggung. Sumpah, kejadian ini baru pertama kalinya bagi Rosé. Dicium pemuda yang disukainya.

Flee (Junhoe Rosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang