Vote comment yukkk
.
.
.
.B.I.G yeah we bang like this
🌼🌼🌼
Malam hari itu Rosé menghubungi Junhoe lewat Skype.
"Eh, ada cewek cantik,"
Rosé tertawa kecil. "Basi ah,"
Giliran Junhoe yang terkekeh mendengar celetukan Rosé.
"Nggak basilah. Kan cantiknya awet,"
"Lama-lama aku nyanyi lagunya G-Dragon yang Bullshit lho,"
"Nyanyi aja. Kangen suara Rosie," katanya diikuti tawa.
"Sialan ah,"
Tawa Junhoe mengeras lalu perlahan berhenti ketika Rose menampilkan wajah cemberutnya.
"Oh, ya. Mana soalnya? Gue koreksi sini,"
Rose mengambil lembaran kertas di lemari bukunya. Dia memamerkannya kepada Junhoe. "Selesai, 'kan? Siapa bilang aku nggak bisa Kimia?"
"Hehehe. Iyadeh. Bacain jawaban lo ya,"
"Satu A. Dua E. Tiga B,..."
Rose berhenti ketika sudah sampai nomor empat puluh. "Gimana?"
"Salah lima belas,"
"Edan!" respons Rose.
"Nomer delapan harusnya C. Soalnya suatu reaksi akan berlangsung cepat jika terjadi tabrakan molekul-molekul zat banyak dan sering,"
"Kata siapa?"
"Kata pembahasannya,"
"Oke deh,"
"Lanjut nomer sebelas harusnya D,..."
Penjelasan demi penjelasan dijabarkan oleh Junhoe. Rose sendiri mencatat sambil terheran-heran bagaimana laki-laki itu menguasai beberapa mata pelajaran dengan mudahnya.
"Besok mau belajar bareng nggak?"
"Nggak usah nanya. Jawabannya iya, dong,"
"Lo asyik. Gak nolak gue,"
"Kalo nolak emang ga asik?"
"Iya. Kecuali kalo nolak berbuat maksiat,"
"Hih! Sok-sokan!"
Junhoe terbahak.
Ganteng ya - Rose
"Yaudah. Besok gue yang kerumah lo apa lo yang ke rumah gue?"
"Ke rumahmuuuu,"
"Lo lucu kalo manja,"
"Makasiiiihhh,"
"Tapi gue maunya ke rumah lo,"