Vote and comment ya
.
.
.
.
.Do i seem lonely because I am alone?
🌼🌼🌼
Rumput basah di sekitar lapangan basket menguarkan bau yang menenangkan Rosé. Baru beberapa hari yang lalu dia membaca komentar benci di media sosialnya, tapi sekarang Rosé sudah merasa biasa saja. Dan, jauh di dalam hatinya, dia bersyukur karena merasa sedih. Senang karena... yah, kau tahu kenapa.Oke, oke. Rosé mengakuinya. Dia senang ketika orang lain memuji suaranya. Siapa yang tidak senang? Apalagi yang memujinya adalah teman baiknya yang entah kenapa membuat hatinya seperti berbunga-bunga ketika mengingat kembali kata-katanya.
Suara lo itu manis. Dan manisnya alami
Ah sialan. Suara pemuda itu bahkan sulit untuk keluar dari telinganya.
Suara pantulan bola basket yang terdengar nyaring berhasil mengalihlan perhatian Rosé. Dia menoleh dan melihat Kim Hanbin sedang bermain basket dengan Song Yunhyeong. Di tribun penonton sebelah barat ada Koo Junhoe sedang menyemangati keduanya. Hm.. bukan menyemangati. Lebih ke memadamkan semangat.
"TEMBAKAN MACAM APA ITU BIN! KALO SI BOGEL LIAT BAKALAN KETAWA SAMPE MATI DIA!" teriak pemuda bersuara serak itu.
"BERISIK LO!" Hanbin menimpali dengan emosi.
"HEH MAS GOBLIN! KALO LARI YANG BENER!"
"NAMA GUE YUNHYEONG!"
Teriakan pemadam semangat Junhoe membuat Hanbin sebal dan melemparkan bolanya ke arah Junhoe. Junhoe tertawa terbahak-bahak ketika bola itu meleset.
"ROSIE!"
Panggilan itu membuat Rosé berpaling ke pemuda berperawakan tinggi itu.
"Apa?" Rosé menghampiri.
"Jones banget lo. Mending di sini sama gue ngeliatin mereka,"
"Nggak sendirian kok. Aku lagi nungguin Jennie yang lagi ngobrol sama Kak Zico,"
"Ooohh... omong-omong, kok lo bisa deket sama Jennie?" tanya Yunhyeong ikut nimbrung.
"Temen Play Group dulu waktu di New Zealand,"
"Ohhh... nah gue mau nanya. Kan Hanbin trainee YG tuh, dia kelakuannya kayak gimana?"
Rosé mengangkat bahu sambil tersenyum. "Gedung trainee sama artis beda. Aku cuma tau kelakuannya di sekolah. Walaupun kadang aku masih ke gedung trainee nemuin Lisa,"
"Lisa bukannya model?"
"Dia mau jadi dancer,"
"Pada ngomongin gue ya?"
"Geer," balas Junhoe. "Nah, kalian berdua nggak usah menelin Rosie," tambah Junhoe nggak nyambung. Tangannya memegang puncak kepala Rosé.
Gelenyar itu datang lagi di seluruh tubuh gadis manis itu. Tangannya menyingkirkan tangan Junhoe karena dia malu dilihat oleh dua orang temannya.