[ d e l a p a n ]

929 128 2
                                    

karena hari ini sabtu
karena hari ini hari sumpah pemuda
saya persembahkan bagian delapan untuk kalian...

wkwkwk. voye kuy
.
.


.
.

Because it was raining
I thought of you

🌼🌼🌼

Rosé melintasi lapangan tengah sekolah dengan bosan. Lapangan khusus upacara, latihan paskibra, dan olahraga ringan seperti lari jarak pendek dan aerobik itu sebenarnya teduh. Tapi keteduhan itu membuatnya membosankan. Sangat membosankan sampai Rosé pergi izin ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang mengantuk. Hm... dan mengecek apakah pembalutnya sudah penuh.

"Gue harap Rosé nggak baca komen haters,"

"Jangan sampai. Dia itu gadis baik dan polos. Gue nggak ngerti kenapa dia punya haters,"

Rosé hanya mendengarnya sekilas. Tapi rasa penasarannya membuncah. Memang manajernya selalu bilang untuk tidak membaca hal-hal yang berhubungan dengan haters. Karena itu hanya menyakiti perasaannya.

Bukan Rosé kalau tidak diam-diam membangkang. Dia duduk di atas toilet duduk yang sudah tertutup. Tangannya memegang handphone dan membuka media sosialnya. Dia mencari dan mencari sampai dia menemukan sesuatu yang membuatnya tersentak.

/Bukankah suaranya menyebalkan?/

/Hm.. kupikir suaranya cukup menyenangkan, tapi ya memang terkadang terdengar seolah dibuat-buat/

/Suaranya bikin mual^__^/

/Kalau dia ketahuan lipsync habis karirnya, ㅋㅋㅋ/

/Kuharap dia mati saja/

Dan sekarang Rosé paham mengapa dia harus menuruti perkataan manajernya. Karena kini wajahnya dipenuhi airmata.

***

"Kamu sakit perut?" tanya guru olahraganya ketika Rosé kembali sambil memegang perut.

"Iya,"

"PMR antar dia ke UKS,"

Seseorang bernama Jung Jaewon mendekatinya dan memegangi lengannya. Dia memapah Rosé ke UKS.

"Iket rambutnya dilepas aja biar nggak pusing,"

Rosé langsung melepas ekor kudanya sambil termenung. Gadis itu benar-benar masih kepikiran soal tadi. Dia tiba-tiba ingin menangis lagi. Tapi kalau dia menangis sekarang, orang-orang akan mengira Jaewon melakukan sesuatu yang jahat kepada Rosé.

"Nah, tiduran di situ. Gue ambilin minyak dulu," Rosé berbaring di ranjang UKS setelah Jaewon menghilang dibalik gorden.

"Ini minyaknya. Diolesin di bagian yang sakit ya," Jaewon menyerahkan botol minyak kayu putih ke Rosé. "Ini ada air putih anget. Kalo sakitnya gara-gara 'bulanan' obatnya udah gue taruh di nakas. Tinggal minum aja,"

Rosé mengangguk. Tangannya terlipat diperutnya.

"Gue tinggal dulu. Nanti biasanya jam sembilan petugasnya dateng. Lo tidur aja,"

Flee (Junhoe Rosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang