{22.} • Sebatas Sahabat

813 36 2
                                    

"Enggak! Gue nggak pa-pa kok."

Pandu mengernyit. "Serius? Tapi muka lo kayak lagi mikirin sesuatu?"

Syifa tersenyum, lebih tepatnya senyum terpaksa.

"Masa sih, lo ngaco ah Ndu. Mending kita pulang, yuk!"

Pandu mengangguk dengan kerutan di dahinya. Kemudian ia dan Syifa berjalan menuju tempat parkir.

Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di tempat parkir. Pandu segera menaiki motornya dan memakai helm.

Pandu membuka kaca helmnya dan menatap Syifa yang hanya diam memperhatikan motornya.

"Syif."

Syifa tak menjawab, ia masih saja dengan dunianya.

"Syifa."

Bingung, Pandu menepuk bahu Syifa pelan. "Syifa!"

"Eh, kita udah sampe mana Ndu?" Syifa gelagapan seperti orang linglung.

"Jalan aja belom, Syif."

"Hah?" Syifa langsung menyadarkan dirinya dan melihat sekeliling.

"Oh iya, gue kira kita udah jalan dari tadi." lanjut Syifa.

Kening Pandu mengkerut, ia menatap Syifa dalam-dalam, mencoba mencari sebuah kebohongan dari mata cewek itu.

"Gue tau lo lagi mikirin sesuatu, kalo ada masalah, lo ceritain aja sama gue. Gue siap kok jadi pendengar yang baik buat lo ... Kita kan sahabat."

Detak jantung Syifa seakan berhenti berdetak saat itu juga.

Sahabat?

ⓝⓔⓧⓣ

Blasteran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang