{39.} • Mengikhlaskan

872 37 0
                                    

Keesokan harinya, saat Syifa sedang menyapu kelas karena kebetulan hari ini adalah jadwal piketnya, Winna memanggilnya dan mengajaknya mengobrol.

"Ada apa, Win? Gue belum selesai nih nyapunya."

Winna menatap lekat wajah Syifa. "Syif, apa lo tau kalo Pandu suka sama lo?"

Deg

Jantung Syifa seakan berhenti berdetak saat itu juga. "E-enggak, emangnya kenapa?"

"Jangan bohong, Syif! Kemaren Pandu udah cerita semuanya."

Syifa bingung ingin menjawab apa, bahkan ia sampai menelan salivanya sendiri.

"I-iya, gue tau."

"Kenapa lo nggak cerita sama gue?!"

"Maaf, gue takut lo kecewa sama gue."

Winna mengerutkan keningnya. "Ya jelaslah gue kecewa sama lo Syif, 'kan gue udah cerita kalo gue suka sama Pandu!"

Mata Syifa menatap Winna dengan berbinar. "Maaf Win."

"Gue nggak butuh maaf lo, Syifa!" seru Winna. "Sekarang gue tanya sama lo. Apa lo suka sama Pandu?"

Syifa terdiam. Ia bingung harus bagaimana sekarang ini.

"Jawab, Syif!"

"Iya, gue suka sama Pandu." Syifa menundukkan kepalanya.

"Nah, gitu kek daritadi." Winna tersenyum lebar. Sontak saja itu membuat Syifa bingung.

"Lo nggak marah sama gue?"

"Sebenernya sih gue harusnya marah sama lo. Tapi ya mau gimana lagi, kalian berdua sama-sama suka," ucap Winna. "Jadi gue ikhlasin Pandu buat lo."

Syifa tersenyum, setelahnya ia langsung berhambur memeluk Winna.

"Makasih, Win."

"Sama-sama," Winna melepaskan pelukan Syifa. "Eh iya, lo udah ditunggu Pandu tuh di lapangan."

"Hah? Mau ngapain dia di lapangan?"

"Nggak tau. Udah sana ke lapangan!"

Syifa mengangguk dan langsung berlari menuju lapangan.

Sepertinya gue harus bener-bener ikhlasin Pandu buat Syifa. Batin Winna.

ⓝⓔⓧⓣ

Blasteran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang