{40.} • Bukanlah Akhir

1.3K 39 0
                                    

"Pandu." Syifa berjalan menghampiri Pandu yang sedang berdiri di tengah lapangan.

Pandu menoleh dan langsung melemparkan senyuman pada Syifa.

"Ndu, sebenernya lo mau ngapain sih, kok gue diajak ke tengah lapangan gini?"

Pandu tak menjawab, ia hanya tersenyum. Tak lama ia menyelipkan rambut Syifa ke belakang telinga dan menyampirkan sebuah bunga kecil berwarna putih disana.

Syifa terkejut, ia tak menyangka Pandu akan melakukan hal ini padanya.

"Lo keliatan lebih cantik, Syif." puji Pandu yang berhasil membuat pipi Syifa merah merona.

Syifa mulai merasakan irama detak jantungnya yang tak beraturan. Terlebih lagi saat Pandu meraih kedua tangannya.

"Syif, sebenernya lo suka nggak sama gue?" tanya Pandu.

Syifa diam, bahkan ia masih terdiam hingga beberapa detik ke depan.

"Yaiyalah, udah dari dulu kali Ndu gue suka sama lo. Tapi lo-nya aja yang nggak peka!"

Pandu tersenyum. "Berarti sama dong, gue juga udah suka sama lo sejak dulu."

"Yaudah, gimana kalo kita pacaran?"

"Ih, kok lo frontal banget sih, Syif?" Pandu tersenyum tipis.

"Ya 'kan kita sama-sama suka."

"Tapi gue nggak mau ah pacaran sama lo."

Syifa menekuk wajahnya dalam-dalam "Yaudah."

Lagi-lagi Pandu tersenyum tatkala melihat sikap Syifa yang baginya terlihat lucu.

"Gue sih nggak mau pacaran sama lo, Syif. Tapi gue bakal langsung halalin lo nanti, saat gue udah sukses." ujar Pandu.

Mendengar itu sontak saja Syifa jadi tersipu malu.

"Ciee... yang mau di halalin."

Syifa dan Pandu menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan. Disana ia melihat Gerald dan Winna yang tengah tersenyum lebar.

Syifa dan Pandu langsung tersenyum melihatnya.

Setelahnya mata Syifa dan Pandu saling beradu pandang satu sama lain.

ⓔⓝⓓ

Blasteran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang