"Chagi, menurutmu aku lebih bagus membeli baju yang ini atau yang ini?" ucap yeoja yang bernama Ahn Yoora ini sambil menunjukan baju yang ada di tangan kanan dan kirinya.
Yoora mempoutkan bibirnya karena tak mendapat respon dari namja itu yang notabenenya adalah kekasihnya.
"Chagi"
"..."
"Chagi heiii" Yoora mengayunkan tangannya di depan wajah namja yang melamun itu.
"..."
"Yakk Jeon Jungkook" nada yang tinggi akhirnya Yoora kerahkan untuk membangunkan kekasihnya dari lamunannya.
"Ah ne?" Jungkook menatap Yoora dengan wajah datarnya.
"Kau kenapa chagi? daritadi kau melamun. Apa kau sakit eoh?apa lukamu ini terasa sakit?" Yoora memindahkan baju yang ada di tangan kanan ke tangan kirinya lalu meletakan punggung tangannya di dahi Jungkook dan memegang luka Jungkook hati-hati.
"Tidak, aku tidak sakit" Jungkook menjauhkan kepalanya dari tangan Yoora.
"Hmm, oh iyaa menurutmu lebih bagus ini atau ini?" Yoora kembali menunjukan baju yang ada di tangan kanan dan kirinya.
"Terserah kau saja, menurutmu mana yang bagus?"
"Menurutku keduanya bagus" Yoora mengedipkan sebelah matanya.
"Yasudah ambilah keduanya" ucap Jungkook yang mulai lelah.
"Jinjjaaa?!" ucap Yoora antusias.
Jungkook hanya mengangguk.
"Ahhhh gomawo chagii" Yoora mencium pipi kiri Jungkook.
Setelah membayar baju itu, Jungkook dan Yoora keluar toko itu.
"Chagi, ayo kita ke toko itu" Yoora menunjuk toko paling ujung sambil menarik tangan Jungkook.
Jungkook melepaskan tangan Yoora.
"Oh ayolah, aku sudah lelah. Aku ingin pulang. Lihatlah, sudah berapa banyak barang yang kau beli" Jungkook menunjukan tas belanjaan yang memenuhi tangannya dan semua itu adalah barang Yoora yang di bayar oleh Jungkook.
Yoora mempoutkan bibirnya "Kau ini kenapa sih? tak biasanya kau seperti ini. Biasanya kau sangat menginginkan seharian bersamaku dan tak mau jauh dariku, tapi sekarang?sekarang kau malah ingin pulang"
"Sekali ini saja, aku mohon" Kali ini wajah Jungkook memelas.
"Tapi nanti kau harus membelikanku barang yang aku mau sebagai gantinya"
Jungkook mengangguk dengan cepat.
Yoora tersenyum "Yasudah ayo"
***
Jisoo pov
Aku membuka mataku perlahan, rasanya berat sekali untuk membuka mataku ini. Penglihatanku masih buram untuk melihat cahaya yang terasa silau dimataku. Penglihatanku ini mulai jelas sesudah aku mengerjapkan mataku berkali-kali, tapi aku merasa aneh. Dimana aku sekarang? kemana semua orang? apa aku sudah mati?
Butuh waktu untuk aku mengenali tempat ini karena kepalaku masih terasa berat dan berdenyut-denyut. Aku baru menyadari keberadaanku sekarang setelah aku melihat selang infus yang terpasang di punggung tanganku. Aku berada di rumah sakit saat ini. Aku tak tau siapa yang membawaku kesini.
"Yakkk!!Jisoo itu hanya jalang yang di jual pada orangtuaku untuk membayar hutang appanya!!"
Kalimat itu terus memenuhi otakku. Aku tak mengerti kenapa ia begitu tega mengatakan hal itu padaku. Aku sadar jika pernikahan kami memang karna hutang appaku, tapi kenapa ia begitu tega menyebutku jalang. Aku bahkan tak pernah berdekatan dengan namja di luar sana, aku juga tak pernah datang ke club, tapi kenapa? kenapa ia tega sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is destiny (21+)
Fanfictionjika seharusnya sebuah pernikahan itu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, lain halnya dengan seorang yeoja dan namja yang harus menikah karena perjodohan yang di rencanakan oleh tuan Han dan tuan Jeon dengan dalih mempunyai hutang kepada kelua...