Jungkook pov
Aku terbangun dari tidurku karna sinar matahari telah masuk ke dalam kamarku lewat jendela yang tak tertutup tirai itu, ya mungkin karna aku lupa untuk menutup tirai tadi malam.
Aku duduk untuk mengumpulkan nyawaku dulu. Kepalaku pusing sekali tapi kenapa aku telanjang?mungkin tadi malam aku gerah. Aku pun memakai baju yang berada di ranjangku tapi kenapa ada baju yang tak asing untukku. Itu baju Jisoo.
Setelah nyawaku terkumpul semuanya, aku menurunkan kakiku ke lantai. Tapi tunggu, apa yang aku injak ini?aku kemudian melihat ke lantai dan aku membulatkan mataku karna kaget.
"Jisoo!!"
Aku begitu kaget saat melihat Jisoo tergeletak di lantai dengan keadaan telanjang. Kenapa dia telanjang?Setelah aku mengingat-ingat akhirnya aku ingat, aku baru ingat kalau semalam aku menggaulinya. Aku berdiri dan langsung berjongkok di hadapan Jisoo.
"Hei bangun"
Dasar pemalas, sudah siang belum juga bangun.
"Bangun Jisoo!!!"
Kenapa ia tak bangun?
Aku berniat membangunkannya dengan mengguncangkan tubuhnya, tapi saat aku memegang tubuhnya, tubuhnya begitu dingin dan aku baru sadar kalau bibirnya sedikit membiru karena kedinginan.
Aku mengguncangkan tubuhnya sambil berteriak tetapi dia tetap saja tak bangun. Akhirnya dengan terpaksa aku menggendongnya dan membaringkannya di ranjangku lalu menyelimutinya. Tapi tunggu, kenapa di sudut bibir dan di dahinya ada darah yang mengering?Sebenarnya dia kenapa?
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi semalam selain menggaulinya dan aku membulatkan mataku saat aku ingat semuanya yang telah aku lakukan pada Jisoo. Bagaimana ini?kalau appa tau ini, pasti dia akan memblokir semua kartuku. Tidak, mereka tidak boleh tau.
Akupun memakaikannya baju dan memanggil dokter. Setelah dokter memeriksanya, dokter itu pun langsung pulang. Untung saja dia tak kenapa-kenapa, tapi tadi aku kaget saat dokter tadi menanyakan padaku apa dia mengalami kekerasan seksual, untung saja aku bisa menjawabnya.
Saat ini aku hanya akan menunggunya sadar dan aku harus bilang padanya kalau dia tak boleh berbicara apapun pada appa mengenai semalam.
Jungkook pov end
Jisoo membuka matanya perlahan, Jisoo melihat seseorang duduk disisi ranjangnya. Penglihatannya masih kabur untuk melihat siapa orang itu, Jisoo mengerjapkan matanya agar penglihatannya jelas. Setelah penglihatannya jelas, Jisoo dapat melihat orang yang duduk di sisi ranjangnya itu, Jungkook.
Matanya membulat saat melihat Jungkook, matanya berkaca-kaca. Jisoo langsung bangkit dari tidurnya dan hendak berlari, tapi ia merasakan sakit sekali di bagian vaginanya hingga ia terhenti sejenak. Jisoo merangkak turun dari ranjang lalu merangkak ke sudut kamar lalu ia memeluk kedua lututnya sambil menundukan kepalanya di sudut kamar Jungkook.
"Hei apa yang kau lakukan?" Jungkook berjalan mendekati Jisoo.
Tubuh Jisoo bergetar lalu menangis saat Jungkook mendekatinya, Jungkook kebingungan dengan sikap Jisoo itu.
'Dia kenapa?apa aku sangat melukainya sampai ia seperti itu?ah apa peduliku padanya' batin Jungkook
"Dengar, kau tak boleh bicara apapun kepada appa tentang kejadian semalam. Kalau kau bilang, awas saja kau" Jungkook menunjuk Jisoo.
"Dan kau harus minum itu, aku tak sudi mempunyai anak darimu" Jungkook melempar obat ke Jisoo.
Jungkook berjalan menuju nakas di sebelah ranjangnya dan mengambil segelas air, Jungkook berjalan menuju Jisoo lalu berjongkok di depan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is destiny (21+)
أدب الهواةjika seharusnya sebuah pernikahan itu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, lain halnya dengan seorang yeoja dan namja yang harus menikah karena perjodohan yang di rencanakan oleh tuan Han dan tuan Jeon dengan dalih mempunyai hutang kepada kelua...