Penyelesaian Akhir

1.8K 55 7
                                    

Malam itu sudah sangat larut, saat bulan purnama menyinari desa Rawa Senang. Saat ayam jago sebentar lagi akan berkokok. Saat cahaya kuning ke-emasan akan segera muncul di ufuk Timur.

Nampak penduduk desa berkumpul di halaman sebuah rumah bersama beberapa pengurus desa. Mereka berkumpul mengelilingi dan mengepung rumah tersebut.

Awalnya kemarahan merasuki mereka semua. Ketika para pengurus berhasil menangkap tuyul yang sering mencuri di desa mereka.

Lebih - lebih ketika tuyul itu mengakui Arman dan Ratih sebagai kedua orang tua yang memeliharanya.

Namun kini kebingungan merajai mereka semua, lantaran Arman dan Ratih tidak mengakui tuyul yang dengan susah payah mereka tangkap.
Mereka menentang keras ucapan si tuyul, tentu saja ditambah dengan akting yang sangat meyakinkan.

Para warga kebingungan harus mempercayai siapa, Tuyul atau Arman dan Ratih?

Saat semua perhatian tersorot pada perseteruan Arman dan Ratih melawan Si Tuyul, dari tengah gerombolan warga muncul sesosok bayangan putih.

Awalnya dia hanya berbentuk seperti kabut, lama kelamaan mulai membentuk wujud manusia.

Bayangan itu berjalan pelan, diantara warga yang sama sekali tidak mengacuhkannya. Bayangan itu bahkan menembus beberapa warga desa yang sama sekali tidak bereaksi.

Putih yang ikut kebingungan, tiba - tiba melihat sosok bayangan putih itu. Roh seorang laki - laki sudah berumur, berjalan tertunduk lesu.

Entah ada tarikan magnet dari mana, tiba - tiba roh lelaki itu juga menatap Putih. Seakan mengerti bahwa hanya Putih yang mampu melihatnya.

Putih dan Roh itu saling bertatapan beberapa saat dalam kebisuan.

Tiada kata terungkap, namun Putih sepertinya mengerti kemauan roh tersebut.

Roh itu berjalan lebih mendekati Putih, saling beradu mata, seakan ingin memastikan pemuda di hadapannya benar - benar mampu melihatnya.

Kini tersungging senyum tipis di bibir roh tersebut, dia menganguk pelan pada Putih.

Akhirnya Roh itu berjalan pelan, menuju samping rumah. Kembali menoleh ke arah Putih, melambaikan tangannya.

Berharap Putih mau mengikutinya, mau membantunya melepaskan diri dari penyesalan tidak berujung di dunia yang kejam ini.

Benar saja Putih mengikuti roh lelaki tua tersebut.

Berbagai pikiran berkecamuk di benak Putih.

Siapa sebenarnya roh lelaki tua itu? Mengapa dia muncul diantara warga yang sedang kalut? Apakah roh itu ingin ikut membantu pemecahan masalah yang sedang dihadapi warga desa?

"Tunggu sebentar" Putih mengangkat tangan kanannya.

Semua warga yang fokus melihat perseteruan Arman dan Ratih dengan Si Tuyul terhenti sejenak.

Putih langsung menjadi pusat perhatian, semua mata menatapnya penuh pertanyaan.

"Ada apa Putih?" Pak Ridwan menatap Putih agak kebingungan.

"Mari ikuti saya" Putih lalu berjalan mengikuti roh tersebut.

Semua warga desa seakan terhipnotis, mengikuti Putih tanpa membuka mulut.

Perlahan roh itu menuju sebuah  pohon jambu di belakang rumah Arman dan Ratih.

Kemudian roh itu berhenti tepat di atas gundukan tanah di bawah pohon. Nampak banyak daun - daun pohon berserakan tanda halaman ini jarang di pelihara.

Tuyul ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang