Er's Day

3.6K 273 3
                                    

7 November 2015

My birhday! She's the first and the thoughtfullest.
-----------------------------------------------------------

ERICA POV

Kuletakkan teh manis hangat buatanku sendiri di meja makan. Papa menghentikan sarapannya sejenak. Heran. Aku duduk di sebelahnya.

"Maafin aku buat yang kemarin ya, pa"

Kataku tulus berusaha menurunkan gengsiku yang selalu setinggi langit ketika berbicara dengannya.

"Sudah papa maafkan. Gak papa, Er. Itu artinya cintamu ke mama besar"

Aku tersenyum tipis.

"Maaf kalau papa selama ini selalu buat kamu kesal. Cerita apa yang buat kamu benci sama papa, apa saja, papa akan berusaha jadi papa sekaligus mama yang lebih baik"

Entah kapan terakhir kali kami mengobrol dari hati ke hati seperti ini.

"Aku benci karena papa terlalu sibuk sama kerjaan papa. Kalo ga di rumah sakit ya ke Madura ngurus bisnis tembakau papa. Papa ga pernah punya waktu buat aku sama mama. Dan waktu mama koma, papa masih aja sibuk sama pasien-pasien papa. Akhirnya papa juga yang sepakat cabut semua alat sesuai kesepakatan dokter-dokter teman papa itu. Padahal mungkin kalau papa mau menunggu sedikit lebih lama, mama akan sadar"

Kataku panjang sambil menahan air mata yang hampir tumpah.

"Walaupun mamamu istri papa, papa tetap dokter yang harus taat prosedur. Mamamu koma sudah lebih dari 8 bulan, Er, dan sesuai prosedur papa harus..."

Papa menangis. Dia lepas kacamata tebalnya. Hatiku sesak.

"Maafkan papa"

Aku mendekatkan kursiku ke arahnya.

"Kita mulai dari awal ya, pa. Aku minta maaf selama ini selalu kasar, selalu nyalahin papa. Mama juga pasti sedih kalau lihat kita ga akur. Maafin Erica ya pa. Tapi aku juga minta papa kasih waktu buat aku. Sekarang kita cuma berdua. Siapa lagi yang bisa aku percaya, aku andalin, kalau bukan papa"

Papa mengangguk. Kemudian mengelus rambutku. Memelukku. Aku menangis di dekapannya, begitupun papa. You must be smilling now, right mom?
-----------------------------------------------------------

Jam menunjukkan pukul 00.00. Aku pegang HPku, menunggu siapa orang pertama yang akan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Drrrttt. HPku berbunyi, kulihat nama di layar "Filly". Kuangkat teleponnya.

"Ternyata kamu...."

"Look at the stars, look how they shine for you..."

Kalimatku tertahan setelah mendengar Filly bernyanyi sambil memainkan gitarnya. Sweet.

"Selamat ulang tahun, Er. Semoga suka hadiahnya barusan. Wishnya di chat aja ya biar bisa dibaca ulang-ulang"

Aku masih terdiam. Speechless.

"Kalau suara kamu yang tadi bisa ga aku dengerin ulang-ulang? Hahaha" tanyaku bercanda.

"Bisa kok, yang kamu dengerin tadi itu rekaman. Besok di kampus aku kasih rekamannya"

"Sumpah???" Tanyaku tak percaya.

"Benerrrr. Suwerrr"

Ahhh dapet dimana lagi sahabat kayak dia. Thanks God, I found her!

"Makasih ya, Fil. I love you"

Dia terdiam.

"Fil???"

"Aku sayang kamu. Bahagia terus ya, Er"

Melted.
Kami mengobrol cukup lama. Ketika kumatikan teleponnya, jam menunjukkan pukul 00.37. Aku sudah mulai mengantuk tapi aku masih harus menerima telepon dari Cello. Aku merindukannya.

"Happy born day, my dear, Er. Hmm wishnya klasik sih. Panjang umur, sehat-sehat, lancar kuliah, bahagia terus, dan yang penting tambah sayang sama aku. I love you so. Muah"

"Makasih, Cell. Kangen."

"Apalagi aku... Oh iya, barusan teleponan sama siapa? Lama banget. Gagal deh jadi yang pertama"

"Filly. Anak manajemen juga tapi baru kenal. Nanti kalau udah balik surabaya aku kenalin ya. Baik deh anaknya"

"Ngobrol apa aja? Lama banget. Lagi deket ya? Udah ngapain aja sama dia? Bukan dia kan yang buat kamu bales chat lama akhir-akhir ini?"

"Gausa posesif gitu deh, Cell. Lagian dia cewek. Dicemburuin juga?"

"Maaf. Oiya tugas kamu gimana? Katanya mau minta tolong Kak Vino buat projectnya?"

Kami mengobrol sampai hampir jam 3 pagi. Padahal aku ada jadwal kuliah jam 8.
-----------------------------------------------------------

FILLY POV

Aku menunggu Erica di lobby sambil mendengarkan Yellow versiku dengan headset. Tak lama dia muncul dangan senyum sumringah ala-ala anak kecil ulang tahun. Manis. Dia langsung duduk disampingku.

"Happy birthday ya, Er" kataku sambil mengusap rambut merah panjangnya. Dia tersenyum lebar.

"Dan ini sesuai janji"

Aku memberikan headsetku padanya. Dia mendengarkan sambil menatapku. Berulang kali dia tersenyum. Rasanya aku tak membutuhkan apa pun sekarang kecuali melihat dia tersenyum seperti ini.

"Thank you for being too sweet, too thoughtfull" katanya lalu melepas headsetku

Aku mengangguk dan tersenyum kecil. Mata kami bertemu beberapa detik. Aku mengalihkan pandanganku ke sembarang arah. Salah tingkah.

Tiba-tiba pintu lobby terbuka dan beberapa orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Mereka semakin mendekat dan kulihat Cello ada di antara mereka. Erica berdiri dan tak hentinya tersenyum.

"Make a wish terus tiup lilinnya" kata Cello pada Erica.

Erica memejamkan mata sejenak kemudian meniup lilin. Seketika lobby riuh dengan suara tepuk tangan.

"Cell, kok bisa di sini? Kapan pulangnya?"

"Surprise dong"

Kulihat Cello mencubit pipi Erica. Kemudian memeluknya.

"Ohhh so sweeettt" kudengar beberapa teman Erica berceletuk.

Deg. Hatiku tiba-tiba sakit. Perasaan apa ini? Aku kenapa?

The First Girl I Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang