Hari ini Senin, dan siswa sudah dibagi sesuai dengan kelasnya masing-masing. Enam kelas IPA, tiga kelas IPS, dan satu kelas Bahasa. Aku sendiri ditempatkan di kelas X IPA 1. Dan sebagai informasi saja, pembagian kelas ini dilakukan secara acak. Tidak ada kelas unggulan dan lain sebagainya.
Seperti biasa semenjak aku SMP, aku selalu menjadi orang yang datang pertama di kelas. Dan sekarang, aku tidak tahu mau melakukan apa selain menyedot susu kotak rasa cokelat yang sudah kubawa dari rumah –yang juga merupakan kebiasaanku. Biasanya sih, aku akan main ponsel. Tapi entalah, sekarang aku sedang tidak mood. Maka kuputuskan untuk memerhatikan sekeliling, seperti biasanya.
Dinding bagian belakang kelas ini dijadikan mading mengenai pelajaran sekolah. Lalu dinding kanan kiri dipenuhi kalimat-kalimat motivasi dan sepasang AC. Langit-langit kelas pun digantungi burung-burungan dari kertas. Hingga akhirnya mataku tertumpu pada selembar kertas yang tertempel di pinggiran papan tulis.
Penasaran, akupun bangkit dari bangkuku yang terletak di baris ke dua sambil masih menyeruput susu kotakku, mendekati tempat kertas itu ditempel.
Daftar nama siswa kelas X IPA 1
1. Adhi Surya Pradana
2. Aisha Kusuma
3. Arlando Sinaga
4. Azalea Sword
5. Bianca Pearly
6. Charisma Arya Bimasena
7. Cyntia Naura Talitha
8. Diandra Gayatri
9. Davina Champaca Arum
10. Endah Sukma Wardhani
11. Gian Guntur Gumilar
12. Haninya Al Ghani
13. I Gusti Ngurah Sidhi
14. Kalila Zahrana
15. Layla Fara Adibah
16. Martin Callisto
17. Muhammad Fajar
18. Naufal Narendra
19. Pratiwi Kameswari
20. Raden Roro Ayu Sekar Kinasih
21. Siti Afnani
22. Teuku Reza Alharits
23. Tantri Utami Hapsari
24. Virgo Agustian Seraviansyah
25. Zetta Zaskia
Aku memekik tertahan. Ada kebahagiaan yang membuncah dalam dadaku ketika mengetahui bahawa aku sekelas dengan Adhi. Aku jadi teringat bahwa kami telah berjanji untuk mendaftar ekskul bersama meskipun tidak memasuki ekskul yang sama. Aku akan mendaftar ekskul jurnalis, sedangkan dia memutuskan untuk bergabung dengan taekwondo. Kami memang banyak berbincang via line pada akhir pekan kemarin. Dan sekarang kami satu kelas.
Kebetulan yang menyenangkan, bukan? Apa namanya? Ah ya, serendipity.
Pintu kelas terbuka. Memampangkan sosok yang kukenali sebagai Charisma Arya Bimasena. Ya ampun, aku tidak menyadari bahwa ada lima orang kelas Phoenix –kelas MPLS-ku– yang menghuni kelas ini. Dan Charisma termasuk salah satunya.
Aku ingin melempar senyum ke arahnya, namun tidak jadi. Ini yang kedua kalinya aku batal menyenyuminya. Entahlah, aku merasa ada radar yang menguar dari tubuhnya yang melarangku untuk dekat-dekat dengannya. Cih! Memangnya siapa juga yang mau dekat-dekat dengannya.
Ia mengambil tempat di barisan sebelahku. Membuat jarak di antara kami hanya terpisah tiga petak keramik. "Belum ada jadwal pelajaran, kan?"
Mataku mengerjap, bibirku menghentikan aktifitasnya menyedot susu kotak yang hampir habis. Dia bertanya padaku? Tanpa basa-basi atau apa gitu? Nggak asyik banget! Dengan daguku, aku menunjuk ke arah kertas yang tertempel di papan tulis tadi. Ada jadwal pelajaran kelas ini di bawah daftar nama. Aku sendiri sudah memotretnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Semenjana
TeenfikceAku ini anak biasa, hidup di keluarga yang biasa, dan memiliki pergaulan yang biasa. Ya, semua yang ada di hidupku rasanya semenjana. Terlalu biasa saja. Lalu semua terasa berbeda, ketika aku masuk SMA. Tidak ada lagi hari-hari yang terlalui denga...