18. Dilema

5.2K 308 19
                                    

Kalya POV

Hari sabtu aku janjian dengan Kak Agung dan Kinan untuk membahas konsep foto prewedding mereka. Aku sudah menentukan jam dan tempat. Pukul 12 siang di restoran deket tempat usahaku. Sengaja aku pilih jam segitu karena biar sekalian aku istirahat makan siang.

Dan sekarang aku sedang menunggu mereka yang kabarnya sebentar lagi akan datang.

Aku menyeruput minumanku yang tinggal setengah
Sambil melirik arloji yang melingkar ditanganku. Sudah jam 12.30 tapi mereka belum muncul-muncul. Padahal aku tadi sedikit terlambat karena sholat dulu.

"Assalamualaikum," terdengar sapaan seseorang.

Aku menoleh. Kulihat Kak Agung dan Kinan sudah berdiri di belakangku.

"Wa'alaikumsalam," jawabku sambil beranjak dari dudukku kemudian menyalami Kak Agung dan Kinan.

"Duduklah," kataku menyuruh duduk.

"Maaf terlambat, menunggu terlalu lama ya. Maaf," kata Kinan.

"Enggak kok, Kin. Aku juga baru saja sampai. Mau pesan apa? Kita makan dulu saja. Ini sudah jam makan siang?" Kataku sambil melambaikan tangan memberi kode kepada salah satu pelayan.

"Pas kita nikah nanti dateng ya. Nanti undangannya aku kirim ke rumah," kata Kinan saat menunggu pesanan datang.

"Insya Allah," kataku. Aku agak ragu datang ke pernikahan mereka. Aku yakin pasti ada Kak Adit karena Kak Agung adalah teman dekatnya.

"Awas ajah kalo gak dateng," ancam Kak Agung sambil tertawa.

"Aku gak bisa janji, Kak," kataku.

"Alasannya? Jangan bilang karena sibuk dengan kerjaan karena aku jauh-jauh hari sudah memberitahu, Dek," kata Kak Agung

"Aku.....," kataku tidak kulanjutkan.

"Karena Adit?" Tanya Kak Agung cepat.

"Aku tahu Adek belum bisa melupakan dia kan. Selama ini Adek tidak menjalin hubungan dengan laki-laki karena dia kan."

"Aku tahu semua itu susah buat Adek. Tapi bukalah hati Adek untuk laki-laki lain. Apa mau Kakak kenalin dengan teman Kakak?" Tanya Kak Agung.

Aku menunduk. Untunglah pesanan datang.

"Makanlah dulu. Kali ini aku yang traktir," kataku cepat sambil tersenyum. Berusaha menetralkan suasana hatiku.

Kami segera menyantap makan siang kami tanpa banyak bicara. Selesai makan, aku membahas konsep makeup untuk foto prewedding mereka. Untuk konsep pertama di studio foto pada hari Sabtu depan dan untuk konsep kedua di pantai Kwaru serta beberapa tempat destinasi wisata di Yogyakarta pada hari Minggu.

Kinan meminta ijin ke kamar mandi setelah selesai membahas prewedding mereka. Sekarang hanya tinggal aku dan Kak Agung.

"Kenapa adek tidak mau membuka hati?" Tanya Kak Agung lagi.

Aku menunduk.

"Bukan tidak mau, Kak. Tapi belum. Suatu saat pasti akan ketemu jodoh Kak. Kan sudah diatur sama yang di Atas," jawabku diplomatis.

"Kalau tidak mau membuka hati gimana mau dapat, Dek. Kakak kenalin teman-teman Kakak mau? Tinggal pilih. Sepertinya Rendra juga menyukaimu, Dek."

Aku terdiam. Memang akhir-akhir ini Kak Rendra sering menghubungiku. Menanyai kabarku, mengingatkan untuk makan, sholat, dll. Tapi aku masih ragu.

"Kenapa? Adek takut kalau nanti menyakiti perasaan Adit karena menjalin hubungan dengan Rendra? Atau takut terluka lagi?" Tanya Kak Agung membaca pikiranku.

Aku diam tidak menjawab.

"Adek terluka karena Adit. Tapi percayalah, Adit tidak akan marah jika adek menjalin hubungan dengan Rendra. Dia pasti senang akhirnya adek bisa bahagia meski bukan dengan dia."

Aku masih diam saja tidak menjawab.

"Adek tidak trauma menjalin hubungan dengan seorang tentara kan?" Tanya Kak Agung.

Aku menggelengkan kepala. Kak Rendra memang baik, humoris, dan wajahnya juga lumayan tampan. Tapi, ada orang lain juga yang sedang dekat. Kak Dirga juga baik, dewasa, tampan juga. Jika aku disuruh memilih aku cenderung memilih Kak Dirga. Aku lebih kenal Kak Dirga dibanding Kak Rendra. Tapi, aku tidak pernah tahu dengan perasaannya. Sampai sekarang aku menunggu tapi dia tidak kunjung mengungkapkannya. Aku masih ragu juga karena masih banyak cewek yang mendekatinya. Apakah aku menjalin hubungan dengan Kak Rendra saja ya?

Sekarang terjawab kan Kalya lebih suka Kak Dirga daripada Kak Rendra. Sayangnya Kak Dirga tidak segera mengungkapkannya. Siapakah yang lebih cepat mengungkapkan perasaannya ke Kalya? Kak Dirga atau Kak Rendra?

Cintaku Kepentok Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang