14. Kampung Halaman

5.7K 310 0
                                    

Kalya POV

Aku melajukan mobilku dengan cepat. Bukan kerumahku sendiri, tetapi ke arah rumah orang tuaku di Magelang. Aku tidak peduli meskipun hari sudah beranjak sore.

Kejadian tadi seperti terbayang terus dalam ingatanku. Kejadian Kak Dirga ketika memeluk mesra seorang perempuan yang kuketahui bernama Tia.

Meskipun Kak Dirga sudah mengkonfirmasi kalau dia tidak ada hubungan apa-apa entah kenapa hatiku terasa pedih. Mungkinkah aku cemburu? Ya, kuakui aku sedikit cemburu. Aku sudah jatuh cinta padanya. Aku tidak tahu bagaimana perasaan dia padaku karena yang kutahu memang banyak cewek yang mengejar cintanya.

Aku sampai rumah menjelang magrib. Jarak kota Yogyakarta dengan Magelang memang dekat. Tidak sampai 2 jam aku sudah sampai rumah karena jalanan lumayan lancar tadi.

"Assalamualaikum," kataku sambil membuka pintu yang tidak terkunci.

"Wa'alaikumsalam," jawab semua penghuni rumah yang ada didalam. Ada kedua orang tuaku dan kedua adikku. Kakakku sudah tidak dirumah ini karena sudah menikah dan ikut suaminya.

"Kok pulang tidak kasih kabar orang rumah?" tanya ibuku.

"Surprise," kataku ceria sambil mencium kedua pipi ibuku.

"Ya udah sana ganti baju dulu trus kumpul. Kita sholat magrib berjamaah trus makan malam bareng," kata ibuku.

Aku mengangguk kemudian bergegas masuk ke kamarku.

Aku segera berganti baju dan mengambil wudhu kemudian menyusul keluargaku yang sudah berkumpul di ruangan yang dipergunakan khusus untuk sholat.

Selepas melaksanakan sembahyang sholat magrib berjamaah kami sekeluarga sudah berkumpul mengelilingi meja makan. Ada tahu tempe goreng, ikan goreng dan tumis kangkung. Meskipun dengan lauk sederhana tapi menggugah selera makanku. Makanan rumahan memang selalu bikin kangen.

"Lapar apa doyan?" tanya Egi meledekku. Dia adalah adik cowok paling bontot.

"Halah, liat porsi makan adik juga udah kayak bukit," kataku membalas ledekannya.

"Sudah-sudah. Habiskan segera makanan kalian," kata Ayahku menengahi perdebatan kami. Sedangkan adik perempuanku , Rea, hanya diam saja sambil menghabiskan makan malamnya.

Aku dan Rea membereskan meja makan setelah kami selesai makan malam. Egi dan ayah duduk di sofa depan televisi menonton pertandingan sepak bola. Aku rasa semua laki-laki menyukai sepak bola. Sedangkan ibuku mungkin sudah masuk kamar untuk beristirahat karena aku tidak melihatnya diruang tengah. Biasanya suka nonton sinetron tapi berhubung sekarang sedang ada pertandingan sepak bola jadi televisi dikuasai ayah dan Egi.

Selesai beres-beres aku segera bergegas ke kamarku. Begitu juga dengan Rea. Kami para perempuan tidak tertarik menonton pertandingan bola.

Aku mengambil handphone yang masih ada di kantong tasku. Dari tadi aku memang tidak membuka handphone. Aku duduk ditepi ranjang kemudian baru membukanya. Ada banyak notif panggilan tidak terjawab dan pesan masuk dari wa dan bbm.

Aku segera membukanya. Panggilan tidak terjawab dari Kak Dirga dan pesan wa serta bbm dari Kak Dirga juga serta beberapa dari temanku yang lain.

Aku membalas pesan masuk dari teman-temanku tapi tidak dengan pesan Kak Dirga. Aku belum membukanya.

Adik udah sampai rumah? tanya Kak Dirga dalam pesan masuk di WA maupun bbm.

Kenapa tidak dibales?

Adik

Adik

Adik tidak apa-apa?

Kenapa telfon Kakak tidak diangkat?

"Balas tidak ya?" Pikirku galau.

Aku menaruh hp di meja kecil samping tempat tidur tanpa membalas pesan Kak Dirga. Aku merebahkan badanku di ranjang. Kegalauan ini membuat kepalaku terasa pusing. Tanpa terasa aku tertidur.

Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Entah berapa lama aku tertidur. Aku melirik jam yang tertempel didinding. Sudah jam 11 malam. Aku teringat belum menunaikan sholat isya. Aku segera beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudlu kemudian melaksanakan sholat isya. Tidak lupa juga melaksanakan sholat tahajud. Meskipun ini bukan duapertiga malam setidaknya aku tadi sudah tidur. Memang disarankan untuk menunaikan sholat tahajud pada duapertiga malam karena itu adalah waktu terbaik untuk berdoa. Tapi tidak salah juga melaksanakan sholat malam pada pukul 11 malam asalkan sudah tidur meskipun hanya sekejap. Kutadahkan tanganku untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Semoga mendapat yang terbaik untuk hidupku.

Cintaku Kepentok Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang