[7] Bambam likes me (Rewind)

2.8K 202 13
                                    

Hari ini tepat hari minggu. Latihan tidak diadakan. Dan itu Dahyun begitu bersyukur. Karena adanya hari minggu ini, dia tidak akan bertemu dengan Mark. Pagi-pagi sekarang semua member Twice sudah pergi untuk berolahraga, sedangkan dia malah tiduran dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Matanya memandang ke langit-langit kamarnya dengan pipi yang sudah panas dan memerah.

Pikirannya teringat dengan kejadian tadi malam.

Kiss?

Sunbae-nya itu telah berhasil merebut ciuman pertamanya. Tangannya refleks memegang bibirnya. Pipinya semakin memanas mengingat sentuhan itu. Perutnya kembali seperti tergelitik.

Segera dia menggelengkan kepalanya, melupakan kejadian itu. Sungguh, dia masih tak percaya bahwa tadi malam Mark merebut ciuman pertamanya. Dan lebih anehnya, saat lift itu kembali berjalan, Mark langsung melepaskan ciumannya kemudian pergi meninggalkannya tanpa alasan yang tepat. Apa dia telah di permainkan Mark?

"Unnie?"

Lamunannya tersadar saat Tzuyu datang membuka pintu kamar itu.

"Kau tak ikut lari pagi?"

Dahyun sempat berpikir, apakah ia ikut. Tapi sebenarnya dia sungguh malas.

"Ayolah unnie, agar tubuhmu kuat" lanjut Tzuyu mulai berjalan menghampiri Dahyun yang masih tiduran di ranjang itu.

"Baiklah"

***
Dahyun memperhatikan pakaiannya. Memakai tank top berwarna hitam dengan di lapisi jacket merah muda dan celana panjang. Matanya mengarah pada pakaian member Twice lainnya. Apa dia sekarang yang telihat berbeda. Member Twice tekecuali dia, hanya memakai tank top dan celana pendek khusus untuk berolahraga. Ini sungguh aneh, biasanya mereka jika berolahraga akan berpakaian seperti dirinya, ini kenapa mereka semua berlomba-lomba menunjukkan lekuk tubuh sendiri?

Segera dia beralih kedepan. Pas sekali, disitu member GOT7 berjalan menghampiri mereka. Spontan matanya membulat, apalagi saat ia menangkap tubuh pria blonde itu. Langsung saja ia memakai topinya kemudian mulai berlari kecil meninggalkan member lain. Seharusnya hari ini, hari yang pas untuk menghindari pria itu tapi kenapa Tuhan berkehendak lain? Kenapa mereka harus bertemu, mau di taruh mana muka memerahnya ini?

"Dahyun-ah!"

Panggilan Sana sudah tak di hiraukannya lagi. Ia terus berlari meninggalkan mereka semua.

"Kenapa Dahyun tampak buru-buru begitu?" tanya Jinyoung masih memperhatikan Dahyun mulai menjauh.

Member Twice hanya mengedikkan bahunya.

***
Dahyun terus berlari kecil seraya merutuki dirinya bodoh. Kenapa ia harus berlari duluan? Itu sama saja tampak seperti seorang pengercut. Ini benar-benar memalukan, apa dia harus berhenti dan berbalik menemui mereka lagi? Ah sepertinya itu ide yang tidak bagus. Pasti yang ada mereka semua mempertanyakan dirinya kenapa.

Langkah kakinya terhenti. Rasanya tubuhnya mulai lelah. Tubuhnya sampai membungkuk memegang kedua lututnya, nafasnya mulai tersengal-sengal. Kerongkongannya mulai merasakan kering.

"Lelah?"

Suara berat itu mengintruksikan kepalanya melongok. Matanya langsung membulat melihat siapa pemilik suara itu. Tubuhnya kembali menegak. Jantungnya kembali berdegup dengan kencang, segera dia beralih kearah lain. Jangan sampai pria blonde itu mengatahui dia mulai gugup.

"Kenapa menjauh?"

Dahyun menoleh. "Ha? Ti—tidak"

Kenapa aku harus gugup.

Mark menarik alisnya satu. "Benarkah?"

Dahyun mencoba memasang wajahnya seperti biasanya, terlihat seperti melawan. "Tentu tidak, kenapa aku harus menjauhi sunbae, dasar!" dengusnya diakhir kalimat.

Mark mengangguk beberapa kali, kepalanya mengadah kedepan. "Masalah tadi malam..."

Oh tidak!

Keringat Dahyun berlomba-lomba keluar menunggu ucapan pria blonde itu.

"Tidak usah di ingat, aku tidak sengaja" lanjut Mark menatap pada Dahyun.

Dahi Dahyun bertautan. "Memanganya siapa yang mengingatnya. Lagipula aku yakin, kau sudah biasa seperti itu" kemudian ia kembali berlari meninggalkan Mark dengan perasaan kesal.

Kesal, Marah, dan Kecewa. Itulah yang dirasakannya sekarang.

***
Tzuyu mengernyit melihat gundukan selimut itu. Bukan gundukan itu yang membuatnya bingung, melainkan seseorang dalam gundukan itu. Sedari tadi Dahyun hanya mengurung di kamar tak mau keluar padahal ini sudah siang hari, apa unnie-nya itu tak lapar.

"Unnie... kau tak makan?"

"Sebentar lagi" jawab Dahyun mencoba menetralkan suara yang sedikit serak.

Kebingungan Tzuyu semakin mendalam mendengar suara serak itu. Perlahan kakinya melangkah mendekati ranjang itu.

"Waeyo? Apa unnie menangis?" tanya Tzuyu sudah berdiri di sebelah ranjang itu.

Dahyun semakin menarik selimut itu menutupi seluruh tubuhnya. "Ani"

Tzuyu menghembuskan nafasnya. "Jika unnie lapar, makanan sudah di sediakan"

Dahyun tak menjawab. Tzuyu memilih keluar dari kamarnya dan Dahyun. Ia tak ingin mencampuri masalah Dahyun lebih dalam.

Dahyun tetap tak bergerak juga. Ia masih menyembunyikan dirinya. Hatinya terlanjur sakit mengingat perkataan Mark tadi, bahkan air matanya sampai turun. Siapa yang tak sakit saat seorang pria merebut ciuman pertamanya dan mengatakan lupakan hal itu. Segampang itukah? Dasar pria tak tahu diri.

"Hiks... nappeun!"

Jelas saja makian itu untuk Mark seorang. Sumpah dia begitu kesal dan marah pada pria blonde gila itu. Jika saja waktu berputar pada malam itu, dia akan berteriak lalu menjambak Mark hingga mati kalau bisa. Tidak seperti tadi malam, hanya diam membiarkan bibirnya dimainkan oleh pria blonde itu.

"Sial!"

***
Keesokan harinya. Tampilan Dahyun begitu buruk. Dua matanya benar-benar seperti panda. Member Twice lainnya khawatir dengan keadaan Dahyun, tapi gadis itu bilang, dia baik-baik saja. Dan hari ini Dahyun kembali latihan seperti biasa.

Member Twice dan GOT7 kembali berlatih dengan serius. Dahyun mencoba fokus dengan latihannya, walaupun Mark selalu menatapnya membuat dia risih.

"Kenapa kau terus menatapku?" tanyanya tak tahan lagi.

Mark malah mendekati wajahnya membuat Dahyun harus memundurkan kepalanya.

"Kau menangis semalaman?"

Benar sekali!

Dahyun melengos. "Sok tahu. Untuk apa aku menangis, cih..."

Mark menghentikan kakinya. Matanya menyipit memperhatikan wajah Dahyun.

"Kau serius? Lalu kenapa matamu tampak bengkak?"

Dahyun mengedipkan matanya beberapa kali. "Lupakan itu. Apa pedulimu" ketusnya.

Mark berdecak. "Aku hanya perhatian denganmu. Apa salah. Dasar evil!"

Dahyun memperhatikan Mark mulai menjauh mendekati Bambam dan Mina. Dahinya mengernyit saat Mark ntah berbicara apa dengan Bambam. Lalu kemudian Bambam menghampirinya.

"Hai evil!" seru Bambam.

Dahyun tak menghiraukan panggilan itu. Ia malah melirik kearah Mark yang sudah mulai bernari bersama Mina.

Bambam mengetahui lirikan itu mengangguk. "Mark hyung meminta tukar. Dia bilang, dia bosan denganmu"

Dahyun mencoba menggigit bibir bawahnya. Mereka saja belum pacaran tapi Mark sudah bosan dengannya. Apakah seburuk itu dirinya. Kenapa semua orang menjahuinya.

"Gwenchana, aku akan menjadi pendampingmu kembali. Kali ini aku akan berbuat baik padamu"

Bambam langsung menarik tangan Dahyun, meletakkannya di pundaknya. Dahyun mencoba serius, walaupun matanya asik melirik pasangan yang berhasil membuat hatinya panas.

Dahyun kembali menatap Bambam, dahinya mengernyit saat Bambam menatapnya sambil tersenyum sendiri.

"Wae?"

"Ternyata kau tidak seburuk yang kupikir"

Perkataan itu sungguh membuat Dahyun bingung dan tak mengerti.

"Kau cantik juga"

Ha?

"Hahahahaa....!!" Tawa keras Dahyun keluar begitu saja.

Tarian itu tehentikan karena Dahyun tertawa begitu keras.

"Ah wae..." kesal Bambam.

"Ada apa Dahyun?" tanya Jihyo yang juga terhenti menari.

Dahyun menatap Jihyo, ia masih tertawa kecil. "Dia baru mengatahui aku cantik" tunjuknya pada Bambam.

Semua memandang Dahyun aneh. Lalu kenapa?

"Geurae, kau memang cantik. Aku baru menyadarinya. Memangnya kenapa?"

Kemudian mereka semua tercengang mendengar kejujuran dari Bambam itu termasuk Dahyun, ia telah berhenti tertawa menatap Bambam.

"Woah... apa Bambam akan jatuh hati pada Dahyun" goda Yugyeom.

Bambam malah salah tingkah mengusap tengkuknya.

Dahyun melihat itu mencoba mengedipkan matanya beberapa kali. "Apa kau menyukaiku?"

Pertanyaan itu membuat Bambam bungkam. Ia melirik kearah lain seraya tersenyum sendiri.

"Tidak usah ditanya. Kita sudah tahu jawabannya" ujar Youngjae seraya tertawa.

"Ya... hyung..!" kesal Bambam yang masih tersenyum sendiri.

Dahyun menarik ujung bibirnya. Ia menepuk bahu Bambam. "Sunbae, berhentilah bercanda. Ini bukan waktunya"

Bambam menepis tangan Dahyun di bahunya itu. Ia menatap Dahyun lekat. "Kalau aku memang menyukaimu bagaimana?!"

Kedua kalinya mereka tercengang mendengar teriakan dari Bambam itu.

Heol!

Dahyun hanya bisa diam memandang wajah Bambam yang begitu serius. Ia masih tak percaya dengan ucapan pria imut itu, bukankah Bambam yang dikenalnya itu sering sekali mengejeknya, memakinya dan setau dia Bambam sangat tidak menyukainya. Lalu ini kenapa tiba-tiba pria itu menyatakan rasa sukanya dengan dirinya.

"Bambam-ah apa yang kau bicarakan. Berhentilah bercanda dan kembalilah ke pasanganmu semula"

Mark datang menepuk bahu Bambam. Bambam akhirnya menurut mendekati Mina, pasangannya yang sebenarnya.

Dahyun masih setia menatap Bambam membuat Mark berdecak kesal. Di tariknya paksa dagu Dahyun menghadapnya.

"Jangan bermain-main!"

Dahyun mengerucut. "Kenapa kau kembali? Bukankah kau bilang kau bosan denganku, dasar!"

"Terserahku"

Latihan itu kembali berjalan. Dahyun terkadang melirik Bambam, memastikan ucapan yang menurutnya tidak benar itu dari wajah pria imut itu. Dan sepertinya ia menyakini ucapan itu, melihat Bambam selalu menatap kearah seraya tersenyum. Tapi itu membuatnya geli.

"Berhentilah menatapnya, pasanganmu sekarang aku, bukan Bambam"

Dahyun langsung menatap Mark. Ia mengembungkan pipinya tak menjawab. Lebih baik kali ini diam saja jika Mark mengajaknya berbicara. Lelah beradu mulut dengan pria kelahiran LA itu.

"Ya!"

"Ah apa lagi!" kesal Dahyun menatap balik Mark.

Mark hanya diam menatap Dahyun. Ingin sekali dia melontarkan sebuah pertanyaan, tapi rasanya begitu ragu.

Dahinya mengernyit. "Kenapa sunbae?"

"Kenapa kau memanggilku sunbae?"

Bodoh! Bukan itu sebenarnya yang ingin ditanyakannya.

Dahyun mengedikkan bahunya. "Memangnya kenapa? Aku merasa geli memanggil kalian oppa. Panggilan itu khusus untuk orang spesial untukku saja"

Mark berdecih. "Memangnya ada orang spesialmu"

Senyum Dahyun langsung mengembang. "Ada! Kedua oppa-ku yang tampan"

Mark malah berdecak. "Maksudku bukan saudaramu"

Senyum Dahyun langsung melurus. "Kalau masalah itu sebentar lagi akan ada"

Mark penasaran siapa orang itu, alisnya terangkat satu. "Siapa?"

Dahyun melirik Bambam. "Sunbae Bambam, jika dia berhasil merebut hatiku. Aku akan menganggapnya orang spesial"

Mark menggeram. "Jangan mempercayainya, dia hanya bercanda"

Dahyun beralih pada Mark, alisnya bertaut. "Memangnya kenapa? Apa kau cemburu?" pertanyaan konyol yang membuat Dahyun menertawakan dirinya.

"Tak mungkin"

Bernarkan yang dipikirkan Dahyun. Bahwa Mark tak mungkin cemburu, lagipula pria blonde itu sudah memiliki rasa dengan unnie-nya. Menyukainya saja mungkin mustahil bagi dirinya.

"Dasar!" dengus Dahyun.

Mereka kembali fokus bernari dengan keadaan hening.

***
Member GOT7 sudah bersiap-siap keluar dari ruangan dance Twice karena waktu latihan sudah usai. Namun Jihyo menahan mereka.

"Apa sunbae mau makan malam bersama lagi?"

Yugyeom langsung menjentikkan jarinya. "Tentu saja!"

Member GOT7 menangguk setuju terkecuali Mark hanya diam mengikut saja.

"Karena kemarin di dorm para sunbae, sekarang waktunya di dorm kami" ujar Jeongyeon menyusulkan idenya.

"Unnie!" teriak Dahyun seraya menggelengkan kepalanya.

"Wae?"

Dahyun membisikkan sesuatu pada Jeongyeon. "Kau tahu, kan dalamanku berserakan di lantai"

"YA! Kenapa kau seperti ini" teriak Jeongyeon langsung.

Dahyun menunduk merengut.

"Ada apa, apa tidak bisa?" tanya Jaebum.

Jeongyeon tertawa kecil, ia menggelengkan kepalanya. "Ah tidak apa-apa. Kalian bisa datang ke dorm kami, setelah membersihkan diri"

"Unnie..." rengek Dahyun.

Jeongyeon tampak tak peduli, "Gwenchana, datang saja"

***
Dahyun merengut. Ia hanya bisa merengek seperti anak kecil di lantai itu. Disaat para member semua sudah mulai bersiap-siap membersihkan diri, dia malah masih merengek tidak jelas bergulingan di lantai.

"YA! Apa yang kau lakukan cepat kutip dalaman mu ini!" ujar Nayeon yang sudah selesai dengan dirinya.

Dahyun menduduki dirinya. "Kenapa unnie memilih di drom kita, aku sungguh malas"

Nayeon berdecak. "Cepat bergerak Dahyun, mereka sebentar lagi akan datang"

Belum sempat Dahyun menjawab suara ketukan pintu membuatnya gelagapan.

"Ppali ppali kutip dalamanmu ini semua" seru Nayeon.

Dahyun langsung bergerak cepat mengambil semua dalamannya yang berserakan di lantai itu. Ia mencoba mengedarkan pandangannya mencari yang lain, tapi sepertinya sudah tak ada lagi. Segera dia berlari ke kamarnya menyimpan dalamannya.

Nayeon membuka pintu itu. "Oh annyeon sunbae, silahkan masuk"

Member GOT7 tersenyum ramah, merekapun masuk ke dorm itu seraya memandang sekitar mereka.

Jaebum terlihat kagum melihat dorm Twice itu yang benar-benar terlihat bersih dan terlihat girly dengan stiker-stiker kupu-kupu yang di tempel di dinding itu.

"Dorm kalian bersih ya" puji Jaebum.

Nayeon hanya tersenyum malu menanggapinya.

"Loh sunbae sudah datang..."

Tzuyu datang dan diikuti member Twice lainnya berkumpul di ruang TV itu, terkecuali Dahyun. Gadis berkulit putih itu malah diam merenung memandang lemari kamarnya.

"Mian sunbae. Kami belum memasak. Yang memasaknya saja belum mandi" cengir Momo.

Jinyoung tertawa kecil. "Tak apa-apa kami bisa menunggu"

Member GOT7 pun memilih menunggu di ruang TV itu dengan member Twice sebagian yang ikut duduk disana. Sebagian lainnya mencoba membersihkan dapur mereka.

Dahyun masih saja merengek di ranjangnya dengan perasaan kesal. Ntah kenapa ia tidak suka jika lelaki lain masuk ke dorm wanita, alhasilnya seperti ini bukan. Gimana jadinya jika salah satup pria itu melihat dalamannya, bukankah itu gawat.

Krekkk...

Pintu itu terbuka mengalihkan pandangannya. Nayeon berdecak meihat Dahyun hanya terduduk di lantai seraya melamun.

"Kenapa kau hanya diam saja? Cepat mandi lalu memasak, mereka sudah menunggu"

Dahyun mengeluarkan suara rengekannya. "Aku sungguh malas unnie"

"Ya... ppali!"

***
Dengan terpaksa Dahyun akhirnya mandi lalu segera memasak. Jika saja ia tak pintar memasak, mungkin sekarang ia juga akan duduk-duduk di depan TV seraya tertawa tidak jelas seperti member lainnya. Sayangnya hanya dialah sekarang yang di harapkan.

Dahyun asyik memotong sayuran, tapi ujung matanya sesekali melirik Bambam yang sedari tadi pria imut itu memperhatikannya membuat ia menjadi risih sendiri.

Aish... kenapa dia terus melihatku!

Walaupun merasa risih, ia tetap harus fokus dengan masakannya dan harus segera menyelesaikannya sebelum anak-anak ayam itu berkicau kembali, maksudnya member lain.

Tak butuh waktu beberapa lama. Masakannya telah selesai. Hari ini cukup sederhana, hanya Bibimbap dengan jumlah 16 sesuai semua anggota member. Mereka mulai makan dengan diiringi canda tawa. Sedangkan Dahyun sedari tadi hanya bisa diam menyantap makanannya, sekali lagi ia kembali merasa risih dengan tatapan Bambam yang berada duduk di hadapannya. Dia sungguh tak tahan.

"Sunbae... jangan terus menatapku seperti itu!"

Akhirnya Dahyun berhasil mengungkapkan yang membuatnya sedari tadi merasa risih. Dentingan sendok yang sedari tadi berbunyi dari member lain seketika terhenti menoleh pada Bambam dan Dahyun.

Bambam terkekeh. "Memangnya kenapa? Aku hanya suka memandang wajahmu itu"

Bukannya malu, Dahyun malah merasa geli sendiri. Wajahnya saja sudah ingin menangis mendengarnya.

"Bambam-ah... kau telalu jujur" ujar Youngjae di iringi tawa kecil.

Dahyun berdecak. "Tapi aku merasa risih. Jangan seperti ini, lebih baik kau memakiku saja daripada seperti ini" kesalnya.

Bambam masih tersenyum kecil. "Aku tak mungkin memakimu" ujarnya seraya mengerlingkan matanya.

Dahyun menggeram. "Sunbae... ini menggelikan. Tolong hentikan, aku tidak suka permainanmu"

Bambam mengedikkan bahunya. Ia melanjutkan makanannya tanpa membalas lagi. Melihat itu Dahyun sedikit tenang. Mereka kembali makan dengan canda tawa. Mark yang duduk paling ujung tampak menatap Bambam tak suka. Bibimbap itu sedari tadi hanya di aduk dengan dua sumpit di tangan pria blonde itu.

Jinyoung merasa ada yang berbeda dengan Mark. Ia mengikuti arah pandang Mark, dan seketika dia mengerti. Lengannya langsung menyengol Jaebum yang duduk di sebelahnya. Jaebum hanya menaikkan alisnya. Jinyoung melirik Mark membuat Jaebum ikut melirik Mark. Lalu mereka berdua saling pandang seraya tersenyum kecil.

***
Makan malam itu telah usai. Member GOT7 tak juga pergi. Mereka malah masih asik berbicara dengan member Twice lain, terkecuali Dahyun. Dahyun hanya bisa pasrah, tak ada mau mencuci piring, jadi akhirnya dialah yang angkat tangan.

Beberapa piring tambahan tergeletak di wastafel itu. Dahyun mendongak melihat siapa pelaku penambah piring itu. Bibirnya langsung mengerucut melihat Mark hanya memasang wajah datar.

"Apa?" tanya Mark melihat tampang Dahyun yang tak biasa.

"Ini begitu banyak" rengeknya seperti anak kecil.

"Salahmu"

Singkat dan padat tapi nyakitin hati Dahyun. Ia juga salah, kenapa harus mengadu dengan pria es itu yang ia yakini tak membantu sama sekali.

Mark bersiap berbalik meninggalkan dapur itu. Tapi langkahnya terhenti saat melihat sebuah bra berwarna merah muda polkadot tergeletak di lantai samping kaki Dahyun. Keningnya berkerut, tubuhnya menunduk mengambil bra itu. Lalu terangkat kehadapan Dahyun.

"Ini milik siapa?"

Dahyun menoleh. Seketika matanya membelakak.

"YAA!!

***
TBC...

Incident Little Girl Evil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang