[30] Baby [Rewind]

2.3K 139 9
                                    

1 bulan kemudian...

Dahyun merasa mulai kesal dengan Mark. Sudah 1 bulan semenjak mereka menikah, Mark tak pernah lagi mengunjunginya. Sekarang ia benar-benar merasa seperti janda hamil. Hidupnya pun terasa suram. Selama 1 bulan ini pun, ia hanya tinggal di apartement itu tanpa keluar sedikitpun, Jieun selalu melarangnya. Ia benar-benar kesal dengan semua ini. Kalau begini, ia menyesal membiarkan Mark menerkamnya begitu saja. Lebih baik ia tetap di Twice, kalau seperti ini. Biarkan mereka semua melihat perutnya ini yang sedikit membengkak.

Jieun menggeleng kecil melihat Dahyun diam seperti orang bodoh menatap layar TV mati itu.

"Mwoaniya?" Jieun mendekat duduk disebelah Dahyun.

"Memandangi TV" jawabnya paruh tanpa menoleh sedikitpun.

Jieun mengernyit. Ia bernisiatif memegang kening Dahyun, takut-takut wanita itu menjadi gila. TV mati untuk apa di pandangi?

Tak panas sama sekali. Jieun menurunkan tangannya kembali. "Ada apa denganmu?"

Dahyun hanya diam dengan wajah murungnya. Ntah kenapa rasanya ia merasa benci hari ini dan belakangan hari ini. Intinya hatinya merasa ada yang kurang dan jika jujur di lubuk hatinya ia sangat merindukan suaminya itu. Mark juga tak lagi menghubunginya. Apa pria blonde itu sudah melupakan dirinya yang berada di US? Ia sekarang benar-benar seperti wanita yang telah dicampakkan.

Daripada memandang Dahyun tidak jelas, Jieun mengambil remote TV itu, menyalakannya.

TV itu menyala. Dahyun tertegun seketika. Pertama kali layar kaca itu menunjukkan Mark sedang tertawa keras ntah karena hal apa. Hatinya berdetak dengan kencang, rasa rindunya semakin besar ingin bertemu pria blonde itu sekarang juga.

"Mark..." lirihnya seperti ingin menangis.

Jieun menoleh pada Dahyun. "Kenapa kau ingin menangis?"

Dahyun tak menjawab. Ia tetap fokus memandang TV itu. Kamera itu bergerak menangkap keseluruhan talkshow itu, membuatnya mendengus karena tak dapat melihat wajah Mark lebih dekat.

"Eoh... ini live" sahut Jieun yang baru sadar.

"Benarkah?" tampak wajah binar di wajah Dahyun.

Jieun ikut tersenyum melihat wajah Dahyun menjadi senang.

Tapi itu tak lama. Senyum Dahyun seketika meluntur melihat Mark berdiri disebelah gadis, yang tak salah bernama Yuju salah satu member Gfriend. Hal ini mampu membuatnya meremas kembali bantal sofa itu.

"Beraninya mereka!"

Jieun meringis. "Hei! Mereka hanya berdiri disebelahan"

"Bersebelahan? Lihat unnie! Lengan mereka bersentuhan! Astaga itu di bilang hanya?!" amarahnya mulai melunjak.

Jieun menggeleng beberapa kali. "Kau cemburuan"

Dahyun tak membalas, dia tetap fokus dengan di depan sana. Matanya membulat besar, melihat Mark tertawa karena aegyo Yuju itu.

"Woah... jinjja!!"

Tiba-tiba Dahyun merampas remote TV itu dari tangan Jieun. Mematikan TV itu langsung karena amarahnya sudah di ubun-ubun.

"Dahyun-ah... tenangkan dirimu"

Dahyun menarik nafasnya panjang menghela nafas perlahan. Jieun benar ia harus tenang, ingat dengan janin yang ada di perutnya ini sekarang.

"Maafkan aku unnie" sesalnya, kini suaranya memelan.

Jieun mengelus kepala Dahyun seperti seorang adik. "Jangan seperti ini lagi. Tidak baik marah-marah saat sedang hamil"

Incident Little Girl Evil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang