[8] Journal Ceci [Rewind] (Publish)

2.1K 170 16
                                    

"Ini milik siapa?"


Dahyun menoleh. Seketika matanya membelakak.

"YAA!!
_
_
_
_
Dahyun langsung mengambil bra miliknya lalu menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Jantungnya sudah berdetak dengan kencang. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri, karena ceroboh tidak memperhatikan dapurnya, dan sekarang Mark telah berhasil melihat dalamannya. Oh ini gawat, kedua kakaknya saja tak pernah.

Mark menaikkan alisnya satu. "38? apa itu tidak kebesaran?"

"YA!"

Mark mengedikkan bahunya. "Dasar ceroboh" lalu ia berbalik meninggalkan dapur itu seperti tak pernah terjadi apapun.

Dahyun menggigit bibir bawahnya. Dia memang ceroboh!

***
Member GOT7 tak juga pergi, padahal ini sudah pukul 9 malam. Dahyun sudah mulai merasa mengantuk. Ingin rasanya sekarang ia berdiri dari ruang TV itu lalu beranjak ke ranjang kesayangannya. Namun itu sama sekali tak bisa, Jihyo menahannya menyuruh menunggu member GOT7 pergi dulu. Kedua tangannya sudah menangkup di meja yang ada di hadapannya. Matanya perlahan mulai terpejam membiarkan member lain berceloteh tidak jelas untuknya.

Youngjae menyipitkan matanya memperhatikan Dahyun yang sudah memejamkan matanya. Ia memberikan kode pada Bambam yang tepat sekali duduk di sebelah Dahyun.

Bambam yang menangkap kode itu itu langsung mengerti. Ia melirik Dahyun yang mulai tertidur pulas.

Ia mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Dahyun.

Cup...

Kecupan di pipi itu berhasil membangunkan Dahyun dan menarik perhatian member lain. Dahyun menoleh pada Bambam dengan wajah terkejut, bahkan sekarang rasa kantuknya sudah berlalu terganti dengan rasa terkejut.

"Sunbae..." cicitnya seraya memegang pipi kanannya bekas ciuman Bambam.

Bambam malah terkekeh. "Agar kau terbangun."

"Aww... Bambam begitu berani" suara Nayeon tampak berbisik.

Heol!

Mulut Dahyun sampai terbuka mendengar alasan klise itu. Ia segera beralih menghadap kedepan. Mendadak pipinya memanas.

"Aigoo... Dahyun-ah kenapa pipimu memerah"

Dahyun langsung menangkup kedua pipinya setelah mendengar ucapan Yugyeom.

"Apa Dahyun sekarang sudah mulai menyukai Bambam" ujar Jinyoung dengan nada yang mulai menggoda.

Bambam hanya menatap Dahyun seraya tersenyum sendiri. Dahyun mengerucut. Kesal dengan tindakan Bambam ini. Ia kembali menoleh pada Bambam.

"Dasar!" dengusnya kesal, segera dia berdiri masuk ke dalam kamarnya.

Ntah kenapa ia kesal dengan tindakan Bambam yang seenaknya mencium pipinya. Bahkan kedua kakaknya begitu jarang mencium pipinya, tapi ini malah orang yang sama sekali tidak dekat dengannya seenaknya mencium pipinya begitu saja tanpa bersalah.

"Dahyun marah, kau harus bertanggung jawab Bambam" ujar Jaebum seraya tertawa kecil.

Bambam mengusap tengkuknya. "Aku tak tahu kalau dia akan semarah itu"

Tiba-tiba Mark berdiri menarik perhatian mereka semua. "Aku harus kembali, ini sudah malam" kemudian ia mulai melangkah meninggalkan dorm Twice itu.

Dua tangan saling bertos ria dibawah meja itu. Bambam dan Jinyoung saling tersenyum dengan memainkan alis mereka masing-masing, kemudian mereka beralih pada member GOT7 lainnya.

***
Hari kembali pagi. Member Twice dan GOT7 kembali berlatih. Walupun Dahyun masih kesal dengan tindakan Bambam semalam, ia tetap harus fokus dengan latihannya dan melupakan kejadian itu. Wajahnya sedari tadi menunjukkan raut wajah kesal, tak peduli lagi dia makian Mark sedari tadi karena ia salah gerak lagi.

"YA! Bisakah kau serius!"

Mark menghentikan tariannya menatap Dahyun tajam. Dahyun kembali menatap Mark tajam.

"Aku sudah serius sedari tadi!" suaranya mulai mengeras.

Mark berdecak. "Apa kejadian semalam membuatmu seperti ini?"

Mata Dahyun mulai membulat, kenapa Mark mengingatkan kejadian itu, membuatnya semakin marah dan menjadi emosi. "YA!"

"Dwaesseo. Aku ingin beristirahat saja"

Mark berlalu mengambil tempat di sudut. Sedangkan Dahyun masih tetap berdiri seraya melipat tangannya di dada. Matanya melirik Mark dengan sinis mengumpat pria blonde itu dalam hati.

Mark melengos melihat lirikan sinis itu. Ntah kenapa ia merasa begitu panas dan emosi tiba-tiba. Ia pun tak tahu apa penyebabnya.

Dahyun bergerak melangkahkan kakinya keluar dari ruangan dance Twice itu tanpa memberikan alasan. Tapi baru saja ia berdiri di luar pintu itu, JYP PD-nim datang membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kau mau kemana Dahyun?" tanya PD-nim seraya mengernyit.

Dahyun menggarut kepalanya yang tidak gatal, "Tidak ada, aku hanya ingin masuk saja" alasannya seraya menyengir tidak jelas.

PD-nim mengangguk mengerti, "Mari masuk"

Dahyun mengangguk dan menggeser tubuhnya membiarkan PD-nim masuk terlebih dahulu lalu diikutinya dari belakang.

Semua member segera berkumpul melihat kedatangan JYP PD-nim. Mereka duduk berbaris memanjang.

"Saya hanya ingin memberitahu majalah ceci kembali mengundang diantara kalian semua" ujar JYP PD-nim.

Mereka hanya mengangguk mendengarkan. PD-nim beralih pada Dahyun, ia kemudian tersenyum. "Dahyun-ah kau begitu beruntung, mereka mengundangmu kembali"

Dahyun menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

PD-nim mengangguk. "Saya tidak tahu, kenapa mereka begitu menginginkanmu menjadi model mereka"

Dahyun hanya tersenyum kecil mendengarnya.

"Tapi kau tidak akan sendirian, kau akan berpasangan dengan model pria lain"

"Berarti akan ada saingan Bambam" ujar Jinyoung seraya melirik Bambam tertawa kecil.

Bambam hanya membalas tawa itu. JYP PD-nim mengernyit mendengarnya, ia beralih pada Jinyoung.

"Maksudmu apa?"

Jinyoung menggeleng. "Tidak ada PD-nim"

Dahyun mendengus melirik Jinyoung sinis. Kenapa Jinyoung mengungkit hal itu lagi, membuatnya jengkel saja.

"PD-nim siapa model prianya?" tanya Dahyun menatap JYP PD-nim.

JYP PD-nim kembali menatap Dahyun. Ia tersenyum lagi. "Mark" ujarnya seraya melirik pria blonde itu.

Dahyun membulatkan matanya mendengar nama itu. Mendengar nama pria itu saja sudah membuat jantungnya berdetak tak karuan. Ia melirik Mark dari ujung matanya, dalam hati ia ingin sekali mencekik wajah datar pria blonde itu.

"Mungkin kalian di undang menjadi model karena gossip satu bulan yang lalu. Dan saya pikir juga kalian akan menjadi trending topic kembali"

Oh astaga!

Mendengar itu rasanya Dahyun ingin mati saja. Bagaimana nanti pendapat yang akan di lontarkan kedua kakaknya itu. Apa alasan yang tepat lagi agar kedua kakaknya itu mempercayainya. Dan lagi ia takut dengan reaksi penggemarnya dan penggemar Mark. Walaupun setahunya banyak penggemar mereka setuju merestui hubungannya dengan Mark. Jika saja mereka semua tahu bagaimana sifat pria es itu pada dirinya, mungkin penggemarnya akan memaki Mark.

"Bisakan Dahyun, Mark?"

Dengan terpaksa Dahyun mengangguk begitupun dengan Mark.

***
Hari ini tepat dimana Dahyun dan Mark harus pergi pemotretan untuk majalah Ceci. Keduanya harus pergi bersama dengan mobil yang kacanya hitam tebal. Jika saja JYP PD-nim tak menyuruh mereka berdua harus pergi bersama, sekarang Dahyun tak akan menjadi orang bodoh yang hanya diam menatap jalanan dari kaca. Dalam hati ia memaki Mark karena melihat tampang wajah pria itu yang begitu datar, tidak seperti dirinya, yang terlihat senang karena mendapat tawaran itu dan lagi bisa berpasangan dengan Mark.

Tempat pemotretan itu telah sampai. Mereka berdua segera turun dan berlari memasuki gedung itu sebelum seseorang melihat mereka. Mereka berdua sudah mulai bersiap-siap mengganti pakaian dan riasan wajah. Dan mereka berbeda ruangan riasan mengingat mereka berbeda gender.

Dahyun menatap dirinya dari pantulan kaca. Matanya berputar memperhatikan gerak-gerik tangan stylish itu menata rambut coklat dengan berbagai warna di bawahnya.

"Kalau aku boleh tahu, temanya apa?" tanya Dahyun masih memperhatikan gerak-gerik stylish itu.

"Bermacam tema, lumayan banyak sih"

"Salah satunya?"

"Kalau sekarang yang sedang aku rias, temanya New Bride"

Dahyun mencoba menelan ludahnya susah payah mendengar temanya. Pengantin baru? Ia yakin seratus persen ia dan Mark harus bergaya mesra dihadapan kamera.

Ottoke?

Jantungnya kembali berdegup dengan kencang. Ini benar-benar membuatnya ingin gila, berada di dekat Mark saja membuatnya sudah gugup dan terkadang salah tingkah, hanya karena dia yang pintar menyembunyikannya.

"Setelah itu, Honeymoon" lanjut stylish mulai menggulung rambut Dahyun.

Mampus aku!

Sudahlah tamat sudah jantungnya ini. Honeymoon bukankah harus lebih mesra, apa yang akan dilakukannya nanti? Jantungnya bahkan sekarang bertambah kencang berdetak. Rasa gugup mulia menyelimuti tubuhnya.

"Kemudian..."

"Berhenti. Lanjutkan saja, aku tak ingin mendengarnya" potong Dahyun.

Stylish itu malah terkekeh. "Kenapa? Bukankah kalian begitu cocok"

Dahyun hanya tersenyum masam. Ia memilih tak menjawab. Jika saja stylish itu tahu bahwa Mark tak menyukainya, pasti stylish itu akan merasa kasihan dengannya. Sekarang ini hanya dialah yang menyukai Mark tidak untuk pria blonde itu. Mark malah menyukai member Twice yang tak lain Mina, unnie-nya sendiri. Apa ia tega merusak hubungan keduanya, yang mereka memang saling suka? Sudahlah, mengingat itu membuat hatinya mengilu.

Satu jam kemudian. Mark telah selesai dengan pakaiannya. Kali ini rambut blondenya sengaja di berikan style pompadour dengan pakaian tuxedo hitam yang tampak mahal. Jika para penggemar melihat itu pasti akan berteriak histeris melihat ketampanan Mark yang semakin bertambah.

Dahyun masih berdiri di pantulan kaca itu. Ia memperhatikan dirinya seksama. Ujung bibirnya tertarik melihat dirinya yang begitu cantik dan indah. Dress pengantin panjang berwarna putih mutiara yang menutupi kedua kaki putihnya dengan pernak-pernik kecil menghiasi pinggangnya. Dress pengantin itu pun tampak terlihat ketat hingga menampakkan kelangsingan tubuhnya yang selama ini ia sembunyikan karena selalu memakai baju kebesaran. Kedua lengannya kosong tanpa bahan. Ia meringis melihat belahan dadanya sedikit keluar mengingat dress pengantin yang sedang ia kenakan bisa di bilang sexy. Rambutnya di gulung sedikit berantakan menambahkan kesan sexy-nya ditambah bibirnya yang berwarna merah darah yang mampu menarik perhatian para pria.

"Kenapa kau tak keluar juga?"

Dahyun menoleh pada pintu ruangan rias itu, ia meringis pada stylish tadi. "Aku susah berjalan" cicitnya melirik kedua kakinya yang terbalut dress pengantin panjang itu.

Stylish itu terkekeh. Ia berjalan menghampiri Dahyun. "Mari ku bantu. Sedari tadi Mark sudah menunggu di luar"

Dahyun hanya mengangguk. Ia menggapai tangan stylish itu, membantunya berjalan. Rasa gugupnya kembali datang menyelimuti dirinya. Ia mencoba menggigit bibir bawahnya mencoba meredakan degupan jantungnya yang begitu kencang.

Pintu ruangan rias untuk wanita itu terbuka membuat Mark mengalihkan pandangannya.

Dan sedetik kemudian ia hanya bisa terdiam mematung melihat kecantikan Dahyun menggunakan dress pengantin itu. Tanpa sadar kedua tangannya sudah saling meremas. Matanya tak berkedip sekalipun, sampai Dahyun sudah berdiri di hadapannya.

Dahyun mengembungkan pipinya, melirik kebawah. Rasanya aneh Mark menatapnya seperti itu. Jantungnya semakin berdegup kencang melihat ketampanan pria blonde itu yang terlihat fresh. Dan sekarang ia menyadari mereka benar-benar seperti akan menikah.

"Bisakah kita mulai?"

Suara itu menyadarkan keduanya yang sedari tadi saling terpana. Mereka mengangguk lalu berjalan mendekati background putih itu tempat pemotretan mereka.

Mereka berdua malah berjarak 10 cm dengan memasang wajah biasa saja, melihat itu fotografer itu mendongak menatap kedua pasangan canggung itu.

"Apa yang kalian lakukan? Mendekatlah" ujarnya dengan suara mengeras agar terdengar keduanya.

Dahyun berjalan sedikit mendekat pada Mark, tapi mereka tetap saja seperti terlihat canggung.

Fotografer itu berdecak. Ia kembali mendongak menatap keduanya di depan sana. "YA! Bersikaplah mesra layaknya pasangan suami istri"

Mark mendengus. Ia paling benci jika disuruh-suruh, tapi mau bagaimana lagi. Jika tidak perintah PD-nimnya mana mungkin dia mau. Dengan sedikit paksaan ia langsung menarik pinggang Dahyun merapat padanya. Hal itu membuat Dahyun tersentak, matanya langsung membulat kearah Mark.

"Sekali ini aja, kita harus mesra" bisik Mark dihadapan wajah Dahyun.

Dahyun mengangguk pelan. Baiklah mungkin kali ini dia harus konsesif. Dalam hati ia memang sedikit kesal karena ini hanya fake belaka, tapi ada rasa senang karena ia dapat bermesraan dengan pria blonde ini, sekali lagi walaupun hanya fake.

"Nice" seru fotografer itu mulai memfoto beberapa kali.

"Kalungkan tanganmu ke leherku"

Dahyun mengikuti pintah Mark, perlahan kedua tangannya mengalung ke leher pria blonde itu.

"Bagus. Ganti gaya" ujar fotografer itu lagi kembali memfoto sebanyak mungkin.

Mark mengeratkan pelukannya di pinggang langsing Dahyun membuat wajah gadis berkulit putih itu bergitu dekat dengan Mark.

"Nice"

Mark memasang senyum palsunya, seakan tampak begitu bahagia. Dahyun hanya bisa ikut pasrah mengikuti Mark. Hatinya kembali mengilu mengingat mereka hanya palsu. Senyuman mereka berdua menambahkan nilai kemesraan keduannya.

"Nice"

Mark mulai memajukan wajahnya lalu miringkannya membuat tubuh Dahyun menegang, walau senyum palsunya masih ia pasangkan. Dapat ia rasakan hidung mancung Mark bersentuhan dengan hidungnya. Ini membuatnya geli, membuat matanya menyipit ingin tertawa.

Di sudut ujung bibir pria blonde itu tertarik sedikit, tidak palsu melainkan nyata. Dahyun tak menyadari hal itu, ia mencoba masih menahan kegeliannya.

"Nice!" seru fotografer itu semakin semangat memfoto.

Mark berganti gaya, kini kedua tangannya menangkup wajah putih mulus itu. Dahyun yang sudah menurunkan kedua tangannya, berganti memeluk pinggang pria blonde itu. Keduanya benar-benar tampak begitu bahagia dengan senyum lebar yang menghiasi kedua bibir itu.

"Nice!"

Mark kembali memajukan wajahnya menggesek hidung mancungnya membuat Dahyun benar-benar tertawa geli.

"Nice! Ini benar-benar real!" teriak fotografer itu seraya mengambil gambar sebanyak mungkin.

Staf yang berada di belakang saling menatap lain sambil ikut tertawa. Mereka semakin yakin, adanya hubungan di kedua pasangan itu. Melihat kemesraan itu benar-benar seperti nyata.

Fotografer itu mendongak memandang kedua orang itu. Ia tersenyum puas. "Sekarang ganti gaya, aku ingin Mark menggendong Dahyun ala bride style"

Dahyun terdiam. Ia mencoba meneguk ludahnya. Kenapa permintaan fotografer itu semakin lama semakin aneh-aneh saja.

Tanpa waktu lama Mark langsung menggendong tubuh Dahyun, menatap mata Dahyun. "Kau berat juga"

Dahyun mengerucut mendengar itu. Fotografer itu malah berkesempatan mengambil gambar, padahal mereka belum bergaya sedikitpun.

Mark mencoba menyeimbangkan dirinya, ia rasa Dahyun terlalu banyak makan atau karena dress pengantin itu membuat tubuh Dahyun sedikit berat.

"Kalian berdua senyum!" teriak fotografer itu seraya mengeker bidik kamera besarnya.

Mark dan Dahyun saling pandang, mereka melempar senyum bahagia. Fotografer itu langsung mengambil gambar.

Setelah itu Mark langsung menurunkan Dahyun. "Kau begitu berat aku tak sanggup"

Dahyun kembali mengerucut. "Ya!"

Fotografer itu kembali mendongak memandang kedua pasangan itu. "Ganti gaya, kenapa hanya diam?" kemudian ia kembali fokus dengan kameranya.

Mark memutar tubuh Dahyun, sedikit menunduk menatap wajah Dahyun. Tiba-tiba saja pria blonde itu mengangkat tubuh Dahyun dari depan membuat gadis berkulit putih itu terkejut, tapi sedetik kemudian ia memaksakan bibirnya tertarik. Dalam hati ia meringis karena Mark menyentuh bokongnya ketiga kali.

Keduanya memasang wajah tampak bahagia membuat fotografer itu cepat mengambil gambar.

Mark sedikit menurunkan tubuh Dahyun. Dahyun menunduk memajukan wajahnya menyentuh hidung mancung Mark agar terkesan mesra, pikirnya. Kedua tangannya mengalung di leher pria blonde itu.

"NICE!!" teriak fotografer itu keras. Ia merasa begitu puas dengan kedua pasangan itu.

Mark kembali menurunkan tubuh Dahyun. Ia kembali menarik pinggang Dahyun mendekati wajah putih mulus gadis itu. Dahyun hanya bisa diam sedikit mendongak menatap manik mata itu begitu dalam. Kali ini mereka berdua tak tersenyum, melainkan hanya saling berpandangan, seperti tersadar akan sesuatu.

Fotografer itu tetap mengambil gambar keduanya tak menyadari bahwa gaya kedua pasangan itu sudah terpakai di awal tadi.

Dahyun mencoba meneguk ludahnya saat mata itu begitu tajam menatapnya. Hal ini membuat jantungnya kembali berdecak begitu kencang. Di jilatnya bibirnya mencoba menghilangkan rasa gugupnya tiba-tiba. Namun itu membuat menarik perhatian Mark menuju bibir merah darah gadis itu.

"NICE! Pandangan kalian begitu dalam!!" seru fotografer itu masih asik mengambil gambar.

Dahyun mencoba mengedipkan matanya beberapa kali, dadanya mulai menaik turun.

Cup

***
TBC...

Incident Little Girl Evil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang