"Ah anjir hampir aja jatuh" Ucap wanita cantik nan mungil yang asik berjalan menggunakan headphone. Namun, karena terlalu menghayati lagu yang didengarkannya, dia jadi hampir jatuh tersandung batu.
Irene Bae, namanya.
Hari ini dia berulang tahun di umurnya yang ke 17 tahun. Dia berharap hari ini juga hari yang menyenangkan.
Irene melompat-lompat riang sambil berdendang. Tidak lupa sambil membenahi rambutnya yang kusut karena tertiup angin.
"Stopppp! Gua mau naik!" Baru saja dia berharap kalau hari ini adalah hari yang menyenangkan. Tapi busnya sudah berjalan dan membuatnya berlari untuk mengejar bus itu.
Ya, akhirnya dia bisa memberhentikan bus yang masih berjalan lambat. Dengan nafas tersenggal-senggal, dia menempelkan kartu bus untuk melakukan pembayaran.
"Hah capek banget anjir" Katanya sambil mengusap keringat yang mengalir di dahinya lalu duduk di kursi penumpang.
Irene menolehkan kepalanya ke samping dan matanya menangkap sesosok pria yang sangat-sangat tampan.
Gila ini orang beneran manusia? Atau jodoh gua? Batin Irene.
Irene merapikan rambutnya yang berantakan dan berdeham.
"Uhm...eh lu" Sapa Irene seperti sudah mengenal lama pria tersebut.
Namun anehnya, pria tersebut seperti sama sekali tidak mendengar apapun. Padahal dia tidak memakai headset ataupun tidur.
"Haloo??" Irene melambai-lambaikan tangannya di depan wajah pria tampan itu.
Dan pria itu melotot.
Kaget.
"Hah? Saya?" Tanya pria itu dengan raut wajah yang benar-benar terkejut.
Lah anjir, kenapa dia segitunya kaget? Muka gua ada yang aneh?! Ucap Irene dalam hati sambil memeriksa wajahnya.
"Ekhem...iya lu, kenapa kaget banget gitu? Udah kaya habis cepirit lu. Baru ngeliat cewe cantik kaya gua ya?" Tanya Irene dengan super pedenya.
Pria itu cuma menatap Irene dan menggeleng.
Irene memutarkan matanya. "Lu punya tisu gak? Daritadi gua mau minta tisu sampe bingung gimana mintanya. Mukanya tolong kondisikan dong"
Kondisikan gantengnya. Irene melanjutkan kalimatnya di dalam hati.
"Saya tidak punya, maaf" Pria itu membungkukkan badannya. Bisa diliat jelas kalau pria itu sedang sangat gugup. Atau malah...
Ketakutan?
"Astaga santai aja kali sama gua! Baku banget bahasanya" Irene terkekeh, pria itu hanya ikut terkekeh garing.
Setelah itu, pria itu langsung meminta busnya berhenti di pemberhentian selanjutnya.
"Eh anjir mau kemana, woy gua belum nanya nama sama nomer lu. WOY!" Teriak Irene dan menjadikannya pusat perhatian di dalam bus tersebut. Diapun membungkukkan badannya meminta maaf.
"Sialan!"
"Lah lah kok bisa liat?!"
ㅡㅅㅡ
Irene sampai di sekolahnya dengan bersemangat. Teman-temannya seperti mengabaikannya tapi dia berpikiran jernih bahwa mungkin temannya akan menyapanya nanti.
Irene ini perempuan biasa yang disukai banyak orang. Tapi tentu saja semua orang pasti mempunyai pembenci. Begitu juga dengan Irene, dia sering sekali mendapat teror. Namun Irene tidak terlalu ambil pusing.
"Sial gua benci sendirian" Padahal saat ini dia di kelas ramai. Tapi rasanya seperti di tempat penjajahan. Asing.
Selama pelajaran tentu saja dia memperhatikan guru dengan baik.
Irene bukan termasuk murid yang sangat pintar, tapi dia cukup berprestasi dan selalu mendapat peringkat 10 besar. Bahkan dia murid kesayangan para guru.
ㅡㅅㅡ
"Seul seul" Dikacangin.
"Wendy?" Dilalerin.
"Halo sayang?" Dibaperin.
Ga.
Saat ini sudah jam istirahat. Namun tetap saja dia seperti sendiri di sekolah ini. Tidak ada yang mau berbicara dengannya.
Akhirnya dia memilih keluar dari kelas menuju taman sekolah.
Ketika sampai sana, dia memilih duduk di kursi yang cukup untuk dua orang saja. Kakinya diayun-ayunkan di kursi itu. Pertanda bahwa dia sedang bosan.
"Apa ini ulang tahun gua yang paling buruk?" Sedih Irene, dia memajukan bibirnya.
"AHHH KESEL!!" Irene berteriak dan melempar batu ke arah pohon yang cukup besar. Tapi dia tidak tahu bahwa lemparannya mengenai sarang lebah. Dan tentu saja, kali ini dia berlari memutari taman untuk menghindar dari sengatan lebah.
"ASTAGA INI BENERAN ULANG TAHUN PALING SIALAN!!" Setelah berteriak seperti itu, suara pasukan lebah sudah menghilang. Irene menoleh ke belakang, ternyata benar. Lebah itu sudah kembali ke tempat mereka.
Irene merasa aneh, tapi dia hanya menggidikkan bahu.
Namun dia kembali menoleh lagi ke arah tempat lebah itu. Dan matanya mendapati seorang pria yang tampak sedikit familiar.
"LOH LU KAKAK GANTENG YANG DI BUS TADI KAN?!" Jerit Irene tidak santai.
Irene berlari ke arah pria itu pergi.
Namun,
Pria itu sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.
"Ah apaan sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
the hermes√ +vrene
FantasyKamu pikir di dunia ada yang namanya "keberuntungan" dan "kebetulan"? HAHA, kamu salah.