Karena keterlambatan tadi, Irene menjadi lapar. Padahal dia sudah sarapan sandwich bersama adik yang membuatnya jadi telat, Jinyoung.
"Ckck Ren, lu cewe Ren. Perhatiin makan lu dong," Kata Wendy sembari memberikan tisu.
"Habisan gua udah laper, Wen." Jawab Irene tanpa menoleh.
"Dih, baru dateng udah laper aja lu," Kali ini Seulgi ikut berbicara.
"Ya suka suka gua lah," Irene makin melahap dengan nikmat.
Sesudah melahap beberapa suapan, Irene akhirnya merasa perutnya penuh.
"Gua kenyangㅡ"
"OKE BUAT GUA AJA, MAKASIH!" Wendy segera merebut makanan Irene yang masih tersisa.
"Sialan gua kalah cepet!" Kesel Seulgi.
Sedangkan pemilik asli makanan tersebut tidak peduli dan memilih untuk membersihkan makanan yang menyangkut di gigi dengan tusuk gigi.
"Oh iya, Wen lu tau semua nama murid disini kan?" Tanya Irene yang selesai membersihkan giginya.
Wendy memandang Irene aneh. "Ya gak semua murid yang ada di sekolah ini juga sih..."
"Yailah iya iya, maksud gua adik kelas," Irene memperbaiki kalimatnya.
"Ya, lumayanlah." Wendy mengangguk. Dia bisa hafal nama adik kelasnya karena dia adalah OSIS. Dengan otak cerdasnya, Wendy bisa menghafal nama-nama adik kelas saat mos dengan cepat.
"Emang kenapa, Ren?" Seulgi ikut penasaran.
"Anu, tadi pagi ada adik kelas gitu bantuin gua yang telat." Jelas Irene.
Wendy dan Seulgi terus menatap Irene seakan berkata 'YA TERUS?'
Tahu apa yang dipikirkan kedua sahabatnya, Irene langsung berkata. "SENYUMNYA DIA WOY!!" Histeris Irene.
"Mulai centilnya mulai," Ejek Seulgi.
"Enggak sih, sebenernya bukan itu masalahnya. Kalian tahu kan kalo gua itu suka ngoleksi cogan?"
"Tau." Jawab Wendy dan Seulgi bersama.
"Gua tahu semua cogan di sekolah ini like Kris, Eunwoo, Jin, bahkan sampe yang paling gak keliatan, si Mingyu, gua tau."
Seulgi dan Wendy mengangguk bersama.
Irene diam sejenak, membuat kedua sahabatnya mulai kehilangan selera untuk mendengar cerita Irene.
"Lu kenapa diem sih?" Tanya Wendy yang mulai kesal.
"Keburu bel masuk nih," Ujar Seulgi yang bokongnya mulai panas.
"Ah! Iya gua inget! Gua tuh jadi heran kok bisa gua gak tau kalo ada satu cogan yang ketinggalan!" Irene menceritakan dengan antusias.
Wendy agak terkejut. "Serius? Bukannya lu udah kumpulin semua ya?"
"Iya, seinget gua juga lu udah kumpulin semua nama cogan satu sekolah deh. Masa masih ada yang ketinggalan sih?" Seulgi mengernyitkan dahinya.
"Nah, makanya gua juga heran! Kalo kalian tahu, gila visualnya terlalu indah maaann," Irene membayangkan wajah lelaki yang dia temui tadi pagi. "Semua cowo disini lewat!" Lanjut Irene.
"Yakin lewat? Bahkan Kak Jin pun juga lewat?" Seulgi memiringkan bibirnya.
"Ya....kalo itu...engga sih, hehe," Irene menyengir.
"YAA pokonyaaaa, lu kenal gak sama cowo yang gua bilang itu?" Irene kembali ke topik awal.
"Siapa namanya?" Tanya Wendy.
"Jeon Jungkook!" Jawab Irene cepat.
Wendy melihat ke atas untuk mengingat, seakan ada jawaban di atas sana. "Jungkook ya?" Wendy mengulang nama yang disebut Irene.
"Seinget otak gua, gak ada yang namanya Jungkook deh..." Jawab Wendy sedikit ragu.
"Serius?" Irene kembali bertanya untuk meyakinkan.
Wendy mengangguk pasti.
"Terus itu siapa...."
"Kok lu akhir ini sering ngalamin kejadian aneh sih? Kemarin cogan yang ngilang, sekarang cogan yang gak dikenal,"
"WOI JANGAN BERCANDA DONG, MERINDING GUA!" Kata Seulgi ketakutan.
Tidak dapat dipungkiri, badan mereka bertiga merinding hebat saat ini.
●○•°•○●
Seseorang sedang berjalan ke arah kursinya. Dengan jubah yang dipakaikan oleh para dewi, ia menduduki kursi dengan angkuhnya.
Raja dari para raja dewa-dewi, Min Yoongi.
"Ah kau lagi. Apa aku harus bertanya lagi? Aku bosan melihat wajahmu."
Padahal King Yoongi sama sekali tidak menunduk. Tapi dia tahu kalau ada orang di depannya, sedang bersujud.
"Ah sudahlah, lagipula kau tidak akan menjawabku bukan?" Tanya Yoongi.
Seperti yang dikatakan Yoongi, orang yang sedang bersujud itu sama sekali tidak mengatakan apapun.
"Walau pun begitu aku akan tetap menanyakanmu," Yoongi tersenyum. "Kenapa kau melakukan itu, Jeon Jungkook?" Tanyanya.
Orang yang bersujud dan dipanggil Jungkook itu tetap diam.
"Baiklah, kau akan menerima hukumanmu. Tidak ada keringanan karena kau tidak menjawabku."
Setelah Yoongi berkata seperti itu, Jungkook menghilang secara tiba-tiba.
"Jika para hermes masih membuat masalah, aku tidak tinggal diam lagi. Aku tidak peduli walau yang menyebabkan masalah hanya satu hermes."
●○•°•○●
Irene baru tahu, kalau rasa penasaran selalu lebih besar daripada rasa ketakutan.
Padahal kalau menonton film horor, dia selalu menyalahkan tokoh utama karena bukannya kabur, tokoh utama di film horor itu malah menghampiri hantunya karena penasaran.
Tapi disinilah dia sekarang, di ruang BK. Ruang yang baru pertama kali dia datangi. Tapi beruntungnya Irene karena hari ini yang sedang menjaga ruang BK adalah guru yang baik.
Di sekolahnya ada dua guru BK. Satunya terlalu baik, satunya terlalu tegas.
"Permisi buk, saya mau pinjam daftar nama anak kelas satu, apa boleh?" Tanya Irene sopan.
"Iya, silahkan." Ibu Susanㅡguru BK yang baik mempersilahkan dengan senyuman.
Irene tersenyum lebar saat mengambil daftar nama yang diberi oleh Bu Susan.
Tangannya mulai menunjuk nama dari murid kelas satu IPA 1 sampai IPS 4.
Matanya memicing tajam. Kepalanya mulai merasa pening karena tulisannya yang kecil.
Tiga puluh menit sudah terlewati, Irene masih belum menemukan apa yang dia cari.
Bu Susan mulai memperhatikan Irene. "Nyari apa, nak?" Tanyanya lembut.
"Ini loh Bu, saya nyari adik kelas," Irene menggigit bibirnya "Namanya Jeon Jungkook,"
Bu Susan mengerutkan dahinya. "Jeon Jungkook? Wah di sekolah ini jarang banget kan yang pakai marga Jeon, jadi ibu hafal semua anak bermarga Jeon,"
"Dan dari yang ibu tahu cuma ada Jeon Wonwoo dan Jeon Somi yang bermarga Jeon," Lanjut Ibu Susan.
Kalau Jeon Jungkook tidak ada, lalu siapa 'Jeon Jungkook' itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
the hermes√ +vrene
FantasyKamu pikir di dunia ada yang namanya "keberuntungan" dan "kebetulan"? HAHA, kamu salah.