"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun!"
"Kalo lu gak hafal jangan nyanyi deh, sumpah,"
Irene menatap kedua perempuan di depannya.
"Dih, masih bagus ya gua ucapin selamat!" Sewot perempuan berambut ombre. Salah satu dari perempuan tersebut.
Irene tersenyum. "Iya iya, makasih ya Wendy ku sayang," Dia pun berdiri untuk memeluk sahabat yang dia sayangi, yang bernama Wendy Shon itu.
"Lah kok gua gak dipeluk juga?" Satu perempuan lagi memajukan bibirnya kesal.
"Makanya buat gua terkesan dong," Tantang Irene, menyilangkan kedua lengannya.
"Oce,"
Seulgi menyutujui ucapan Irene dengan puppy eyes yang membuatnya sangat lucu.
"OKE SEULGI GUA PUAS, SEKARANG STOP!"
"Kenapa stop?! Kan gua imut!" Seulgi kembali memajukan bibirnya.
"Ya ya ya, pokonya, makasih ya kuenya!" Irene memeluk Seulgi dan Wendy.
Hari ini masih hari ulang tahunnya. Hari ini Irene sudah menginjak usia dewasa.
Tadi di sekolah semua temannya mengabaikan Irene untuk kejutan ulang tahun. Pulang sekolah badannya sudah dilumuri tepung.
Namun, kedua sahabatnya datang special ke rumahnya untuk memberikan kue.
Walau ulang tahunnya tidak dirayakan besar-besaran, at least bagi Irene hari ini adalah hari yang bahagia.
"Btw tadi gua ngalamin kejadian aneh," Ucap Irene sembari memotong kue.
Seulgi mencomot sepotong kue yang sudah selesai di potong. "Kejadian aneh gimana?"
"Gua ketemu cowo ganteng,"
"ALAH ITU MAH LU NYA KEGANJENAN!" Sahut Wendy yang baru selesai memakan sepotong kue.
"Kenapa malah gua yang dikatain," Irene menjitak Wendy. "Makanya dengerin sampe selesai dulu,"
Wendy dan Seulgi pun langsung melihat Irene dengan antusias.
"Jadi kan di bus, gua ketemu tuh cowo. Nah di sekolah juga gua ketemu di taman,"
"Hah? Kan orang lain gak boleh masuk sembarangan ke sekolah?" Heran Wendy. Dahinya berkerut.
"Terus, emang cowo itu siapa?" Seulgi menanggapi dengan kelemotannya.
"Kalo gua tau gua gak bakal bilang ini kejadian aneh, Seulgiiii," Kata Irene gemas.
"Terus kejadian yang lebih aneh lagi, setiap gua mau manggil dia, dia langsung ngilang," Lanjut Irene.
"IDIH LU APAAN SIH ANJIR, MERINDING NIH GUA!" Heboh Wendy.
"Dasar penakut lu, Wen!" Seulgi menggelengkan kepalanya.
"Siapa penakut?"
"AAAAAHHHH!!!"
Ketiga perempuan yang sedang di kamar Irene itu berteriak dengan kencang saat tiba-tiba seorang lelaki muncul tepat dibelakang bahu Seulgi.
"BAE JINYOUNG GOBLOK, KAGET!!" Seulgi langsung mencaci Bae Jinyoungㅡadik dari Irene, dan melemparinya dengan bantal berkali-kali.
"A-ah iya iya gak lagi, maaf maaf!" Jinyoung yang kesakitan mohon kepada Seulgi supaya tidak dilempar bantal lagi.
"Halah ngatain gua penakut, sekarang liat siapa yang badannya gemeter," Sinis Wendy.
Seulgi hanya tertawa canggung.
"Lagian ngomongin apa sih, ladies? Serius banget? Serius sama aku kapan?" Jinyoung bertanya dengan menaik turunkan alisnya.
"Kepo kamu bocah, sana keluar! Ini masalah cewe," Irene mengusir adik lelaki satu-satunya yang dia punya.
"Yeee, dasar pelit!" Kesal Jinyoung sembari berjalan keluar dari kamar Irene.
"Kalo aja adik lu dua tahun lebih tua aja. Udah gua pacarin tuh,"
"Dasar pedo lu Wen,"
"Bodo Seul," Wendy memutar matanya malas. "Jadi lu ada rasa familiar gak sama muka cowo yang lu bilang? Kaya pernah liat gitu," Tanya Wendy kembali ke topik awal.
Irene menatap lurus jendela kamarnya. Seperti sedang berpikir, namun nyatanya pikirannya kosong.
"Gua sama sekali gak pernah liat dan gak tau dia siapa. Tapi gua ngerasa kalo gua deket banget sama dia,"
Kata Irene memberikan seluruh perhatiannya ke arah jendela,
Arah dimana terdapat sosok lelaki yang sudah ia temui hari ini, serta sedang ia bicarakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
the hermes√ +vrene
FantasyKamu pikir di dunia ada yang namanya "keberuntungan" dan "kebetulan"? HAHA, kamu salah.