Hening.
Hanya satu kata itu yang bisa menggambarkan suasana sekarang.
Setelah Irene menangis di tengah jalan yang memakan waktu satu jam, mereka berdua pun pulang ke rumah Irene.
Namun suasananya menjadi hening karena canggung yang melanda.
Sebenarnya tidak canggung, biasa saja. Tapi karena suasana hati Irene sedang tidak enak, makanya mereka berdua lebih memilih berdiam diri.
"Maaf aku tidak bisa melindungimu." Ucap Taehyung tiba-tiba.
"It's okay. Aku juga yang salah." Jawab Irene.
"Jadi yang bikin gua bingung. Kenapa seminggu ini lu ngilang?" Lanjut Irene bertanya.
Taehyung diam karena bingung mau jawab apa.
"Kok diem?" Tanya Irene lagi.
"Bukan urusanmu." Jawab Taehyung singkat.
"Yaudah." Ucap Irene lebih singkat.
Sudah tahu suasana hati Irene sedang tidak baik, Taehyung malah membuatnya lebih parah.
Ngeliat ekspresi Irene yang makin gelap, Taehyung jadi menyesali apa yang dia katakan.
Dia jadi berpikir, bukankah tugasnya melindungi Irene dari kesialan? Kenapa rasanya malah dia penyebab Irene terkena sial?
Irene berdiri. Mata Taehyung mengikuti arah kemana Irene pergi.
Tentu saja ke kamarnya.
"Gara-gara aku ya?" Tiba-tiba Taehyung berkata.
Langkah Irene berhenti tepat di depan kamarnya.
"Bukan kok. Gak usah dipikirin." Dengan begitu Irene melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
ㅡㅅㅡ
Tidak terasa, pagi datang. Irene menatap atap kamarnya untuk mengumpulkan nyawa.
Entah kenapa kepalanya sangat pusing.
Dia berdiri untuk menuju kamar mandi berjalan sempoyongan.
"Gara-gara belum makan ya?" Tanyanya sendiri.
Irene menyelesaikan kegiatan membersihkan diri dan keluar dari kamarnya.
Pluk.
"Aw," Irene memegang kepalanya saat merasa kepalanya terbentur sesuatu.
Kepalanya mendongak.
"Ngapain lu berdiri di depan pintu kamar gua?" Tanya Irene. "Ngintip lu ya?!" Lanjutnya curiga.
"Tidak. Aku kira kau belum bangun jadi aku menunggumu disini sampai kau bangun."
"Dih gak usah sok jadi suami material gitu deh!" Ujar Irene sensi.
Irene berjalan menuju bawah dan Taehyung di belakangnya tersenyum. Irene lamanya sudah kembali.
kau mikir apasih tae, sadarlah.
Taehyung mengikuti Irene sampai bawah.
"WOW. INI SIAPA YANG MASAK?" Tanya Irene kagum.
Taehyung langsung berpose di meja makan dengan sombongnya.
"Biar apasi kaya gitu," Irene terkekeh melihat tingkah Taehyung.
Taehyung senyum. "Makanlah."
Irene ngangguk dan duduk untuk memakan makanan yang dibuat Taehyung.
Taehyung yang di depannya melihat Irene dengan mata yang berbinar. Menunggu reaksi dari wanitanya. Eh, maksudnya hominidaenya.
"Hmm. Ini enak!" Pekik Irene dengan mata lebarnya. Taehyung tersenyum puas.
Irene memakannya dengan lahap.
"Kau harus tau bagaimana susahnya aku membuat makanan manusia," Gumam Taehyung bangga.
"Aku harus cepet-cepet nih. Mau sekolah," Ucap Irene.
Taehyung menggeleng. "Jangan."
"Kenapa?"
"Kau sakit."
Irene terkejut. "Kok kamu tahu?"
"Yah, intinya jangan sekolah." Taehyung menghiraukan pertanyaan Irene.
"Gak deh gua sekolah aja. Lagian cuma pusing."
"Kau tidak hanya pusing." Taehyung memegang tangan Irene dan menaruhnya di dahi Irene. "Kau demam."
"Wow...bahkan gua yang sakit gak tau loh."
Taehyung hanya menggidikkan bahunya.
"Yaudah deh. Gua juga gak mood sekolah. Males ketemu bajingan itu." Umpat Irene.
"Huss..jangan berkata kasar." Taehyung mengingatkan.
"Lagian siapa yang gak kesel coba anjing? Gua dipermaluin di depan banyak orang bangsat. Gua udah mendem kata-kata kasar ini dari kemarin sialan bastard fucㅡ"
Irene memberhentikan perkataannya saat merasakan benda kenyal menempel di bibirnya.
Matanya melebar namun menutup perlahan mengikuti alur.
Taehyung menciumnya.
Taehyung merasakan mulut Irene yang panas akibat demam. Menelusuri setiap celah yang ada di dalam rongga bibir Irene.
Dan melepasnya dengan air liur mereka yang terpaut.
Tapi beberapa kemudian Taehyung mendelik menyadari perbuatannya.
"Astaga! Aku minta maaf, aku tidak bermaksud!" Ucap Taehyung heboh.
Irene tersenyum. "Gak apa kok. At least, ciumanmu memabukkan." Kata Irene frontal.
"Tidak Irene kita tidak boleh seperti ini."
"Lu kenapa sih Tae. Lu yang nyium lu yang heboh sendiri." Irene memutar bola matanya malas.
Tentu saja Taehyung masih terkejut. Ini pertama kalinya dia merasakan ciuman yang sering dilihatnya di drama manusia.
Hatinya berdesir.
Tidak Taehyung. Kau tidak boleh seperti ini.
"Aku permisi pergi sebentar." Pamit Taehyung dan berjalan menuju pintu keluar.
"Iya. Hati-hati Taehyung." Ucap Irene dengan senyumannya yang misterius.
Taehyung Kim, aku tahu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
the hermes√ +vrene
Viễn tưởngKamu pikir di dunia ada yang namanya "keberuntungan" dan "kebetulan"? HAHA, kamu salah.